51. hot- hot~ 😡

321 66 11
                                    

51 | hot hot😡
_________________

"J*NC*KKKKK-"

Teriakan nyaring penuh frustasi Yudha memenuhi rumah mewah yang beralih fungsi menjadi kos-kosan itu. Pemuda itu tengah frustasi karena terancam mengulang mata kuliah praktik karena dosen pengajarnya menegur hasil tugas praktik kelompoknya yang hancir saat diuji coba.

"Bang hibur dah si jamet itu-" bisik Haidar menyenggol Winar dan Tenandra yang juga tampak tidak jauh beda moodnya dari sosok Yudha.

"Lu ganggu kita sekali lagi gua bawa lu ke rumah potong-" ancam Juan yang kepalang sebal mendengar rengekan Haidar.

"Ugh-"

Anak NEO semester 6 didominasi raut murung sudah 5 hari ini- membuat anak kosan tidak berani membuat keributan berlebihan. Paling hanya satu oknum saja yang tidak absen membuat keributan- sebut saja Haidar.

"Kami pulang!"

Tapi pandangan berpaling saat mendengar salam itu. Disana sosok Rise bersama Luke masuk dengan hoodie berwarna senada membuat Ian berdecak sebal.

Kekanakan sih kesal akan hal begini...
tapi.....

Entah mengapa Luke menjadi umpan melampiaskan kekesalan mereka beberapa waktu terakhir ini.

"KAMI PULANGGGG!"

Tyo maju dan menggeplak kepala dari pemuda bernama Luke yang kini meringis kesakitan dan mempertanyakan kesalahannya.

"Apaan sih bang?! Salah gua apa ampe lu sapa pake geplakan maut lu?!" Cerocosnya sebal.

"Lu nanya?!" Balas Tyo ikutan kesal karena Luke tidak menyadari kesalahannya. "Lu baru dari luar di kondisi COVID gini dan lu ga pake masker?!"

Semuanya bungkam. Bahkan Rise yang tadinya berniat membela Luke saja bungkam. Soalnya ia juga tidak memakai benda yang disebutkan Tyo saat keluar bareng Luke.

"Lu mau nularin penyakit? Kalo mau sakit sendiri aja! Ga usah ngajak yang lain!" Sindirnya menekan membuat Luke menunduk lesu.

Jian yang sepertinya masa bodoh dengan suasana merasa tidak terima sang kakak atau sebut saja pujaan hatinya ditahan dan dimarahi di depan umum- itu berjalan dengan semprotan handsanitizer dan muncul diantara Luke dan Tyo. Pemuda itu menyemprotkan cairan itu ke tangan Rise dan Luke bergantian.

"Udah? Yuk masuk kak. Aku lapar." Remgeknya manja sebelum menarik Rise menjauh.

Jian tidak peduli.
Siap tidak siap- ia siap menempeli Rise hingga gadis itu berpaling dan melihatnya.

🍀🍀🍀

Rise menghela nafas pelan. Ia memutuskan membongkar isi kamarnya. Matanya menatap box usang dibawah lemarinya. Menarik pelan dam berdecak melihat isinya.

"Bego banget sih gua." Cibirnya saat membuka box itu dan mengeluarkan beberapa lembar foto disana.

Foto dimana saat ia bersama Ian dahulu.

Melihat foto itu dulu mungkin membuatnya berbunga, sekarang foto itu, bahkan sosok pria di foto yang tampak lekat dengan dirinya itu membuatnya jijik.

"Bisa bisanya ini disimpen?" Bisiknya sebelum mulai merobek menjadi 4 bagian perlembar foto demi foto.

"Kau harus menjadi kenangan agar mudah dilupakan."

Rise mengumpulkan potongan itu dan menyatukannya dalam plastik sebelum membuangnya ke tong sampah kamarnya.

🍀🍀🍀

Meja itu penuh akan anak NEO yang kini menyantap ayam kecap dan menu lainnya yang dipesankan Nyonya Sungkara.

Samudera- pria yang duduk disebelah Juan itu menghentikan suapannya. Matanya tertarik pada gelang manik berwarna agak sedikit nyentrik yamg kini melingkari pergelangan tangan pria itu.

"Gelangnya cakep. Beli bang? Baru tau abang pake gelang?" Celotehnya membuak pembicaraan. Juan yang sadar- menoleh dan tersenyum. Tenan- pemuda full aksesoris dan tindikan itu menatap tidak percaya Juan.

"Lah tumben? Biasa lu kagak mau katanya norak. Nelan ludah sendiri lu?" Sambungnya menunjuk Juan seakan pria itu sudah gila.

Juan terkekeh. "Beda. Ini spesial." Jawabnya singkat.

"Dari cewe ya bang?" Sahut Jeremy jahil. Tapi anggukan Juan membuat mereka tercengang.

"Anjir?! Sumpah cewe?!"

Rise menunduk malu. Juan sialan.

"Iya."

Tatapan Juan yang mengarah secara terang-terangan ke Rise jelasenjadi sinyal bagi anak NEO yang membuat sebagian dari mereka berdecak todak percaya. Berbeda dengan Ian- pemuda itu sudah meremas lap di sisinya.

"Mata lo dijaga. Bisa buat ga nyaman tatapan lo itu." Lontarnya menusuk tepat langsung ke Juan.

"Lo siapa ya? Keknya gua bukan natap lo bang." Ejeknya yang mengikis amarah Ian.

"Anjing-"

"Lagian Risenya ga marah-"

"Udah gua bilang lu jaga-"

BRAKK!

Meja digebrak- dan oknum pelakunya adalah Rise dengan ekspresi datarnya. "Bahkan didepan makanan kalian gabisa nahan diri ya?"

"Itu-"

"Kalo kami ada gelang samaan emang kenapa? Kalo kak Juan atau bahkan orang lain ngeliat aku emang kenapa?" Desaknya datar. Rise sudah malas- kenapa Ian harus merusak lebih dalam moodnya?

"Aku cuma- sebagai teman-"

Gadis itu tertawa. Tapi ekspresinya seperti mengejek. "Kak- aku memang memaafkan. Tapi apa pernah aku bilang kita temenan?"

Ian terdiam.

"Dari semua anak NEO- kakak yang paling susah aku anggap keberadaannya. Teman?" Gadis itu tertawa. "Bukannya cuma gadis lebih muda yang jadi objek kesekian no face, no case nya kakak? Atau junior muda yang ngejar-ngejar kakak kaya gadis ga ada harga diri? Itu kan yang kakak kasih sebutan aku ke teman dan pacar kakak waktu itu?"

Menaikkan pandangannya hingga lurus menatap lekat Ian. "Kakak itu- mimpi buruk pertama aku sebelum NEO dan fans fanatik kalian."

Ia menunjuk Ian. "Kakak itu patah hati terdalam dan terusak yang pernah aku alami. You better learn- ga semudah itu ngehapus masa lalu."

"Aku cuma butuh kakak diam dan stop making no sense move! Bertingkah seakan kita sesama penghuni kos and voila- semua selesai." Rise lelah. Bukannya ia bodoh membaca gerakan Ian- pria itu selalu punya gerak dan pola pendekatan yang sama. Katakan itu habit- dan Rise tidak akan jatuh ke lubang yang sama.

Lagian- tidak salah kan jika ia menjadi egois dengan tidak mengharapkan kehadiran Ian di harinya lagi?

Untuk kali ini- ia sidah lelah.
Terlalu banyak kejutan dan hal hal tidak terduga yang ia alami, dan menambahkan Ian dalam liat itu sepertinya bukan hal yang dirinya bahkan jiwanya inginkan.

Pria itu akan selalu menjadi duri baginya.
Ian tergbarkan dengan jelas sebagai mawar berduri, indah tapi menusuk.
Dan Rise- dari saat itu melepasnya.
Ia tidak mau terluka.
Apalagi oleh duri yang sama yang menggoresnya dalam seperti dulu.

Rise menarik nafas perlahan sebelum membuangnya. "Sepertinya aku udah merusak mood makan saat ini, jadi aku undur diri. Permisi-" tutupnya terburu dan bergegas pergi. Moodnya sejelak itu dan Ian serta anak NEO baru saja merusak hal terbaik dalam dirinya. Rise tidak pernah menolak atau tidak memakan makanannya- dan mereka berhasil membuatnya melakuakn itu.

Dan ia benci,
Rise benci akan perubahan dan pengaruh bagai ombak yang NEO hadirkan dalam hidupnya.

Zona nyamannya- ia sadari diretakkan halus oleh NEO.

TBC.

Happy (Late) NEW YEARRRRR 2023
Wish-nya apa nich?
Semoga di tahun ini menjadi tahun keberuntungan bagi kalian dan kita semua. Semoga apa yang diharapkan dan belum tercapai di tahun sebelumnya dapat tercapai secara lancar tanpa hambatan. LALU SEHAT SELALUUUUU

SEKALI LAGI~
HAPPY NEW YEARRRF

Ps : jangan begadang. Bacany beso pagi aja sbelum skola atau kuliah atau kerja. BYEEE

[2] Darling of the Neo'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang