31. J and I

579 118 61
                                    

31. J and I
__________________

   Rise bangun pagi ini- bersiap berangkat ke kampus. Ia bahkan sudah mengepang rambutnya dan menggunakan kacamata bulatnya. Berjalan keluar- sedikit terkekeh meihat Jian yang tampak kesal memasang dasi yang tak kunjung terpasang.

  "Astaga Tuhan!" Jian memekik." Kak gua udah bahagia lo ga pake benda keramat ini sebelumnya-" menunjuk lensa kacamata Rise. "Sekarang lo pake lagi maksudnya apa?!"

"Idih santai weh. Ini emang outfit dan penampilan gua biasanya~"

Jian menggeleng. Mendesah lemah. Sudah tidak tahu harus berkata apa. Berbeda dengan sosok mahasiswa teknik semester 6 yang kini berjalan mendekat dan menarik ikat rambut di masing belah kepang rambut gadis itu- mengurainya membuat Rise membelalak kaget.

Jemarinya masih bermain di helai membuat Rise hanya bisa meloading lambat. "Lebih cantik diurai."

Setelahnya pria itu berlalu- meninggalkan Rise yang masih terpaku dengan kalimat Tyo yang tidak ia harapkan mengomentari penampilannya.

Pria ini aneh.

🍀🍀🍀

Motor Jian yang sebelumnya sudah siap terparkir di teras rumah kini harus menuai caci maki dari sang pemilik karena caper diwaktu yang tidak tepat. Jian padahal sudah menyombongkan akan mengantar Rise- bisa-bisanya mesin sepeda motornya malah tidak bisa diajak bekerja sama.

"Udah sana sama Cendana Ji-" Rise menarik lengan pria itu. Menunjuk Cendana yang sudah mendengus di jendela mobilnya. "Kan ada try out-"

"T-api kakak gimana berangkatnya?"

Anak NEO mendengus. Apa Jian buta? Tidak bisa melihat banyak motor disini?

"Udah lo pigi aja. Kita bisa urus itu-" sela Juan yang hanya bisa dibaalas Jian dengan umpatan dalam hatinya.

"Iya Ji. Kakak bisa naik angkot atau bus kok."

Juan menggeleng. "Ga ada naik angkot. Yuk gua bonceng."

Rise menggeleng cepat. Mengingat betapa canggungnya ia- apalagi kemarin ia menjadi saksi pria itu putus. Wih- ga dulu. Ia tidak mau menjadi seperti gadis-gadis yang di sinetron dilabrak karena dipikir ngerebut cowo orang.

"Udah sana Ji."

Dengan berat hati pemuda itu pergi- tapi mendekat pada Rise dan memeluknya pelan. Berbisik dengan nada memelas sebelum berlalu mendekati mobil Cendana. Meninggalkan Rise dengan anak NEO lainnya yang masih berada didepan rumahnya.

"Oke kak permi-"

"Eit mau kemana neng?" Juan menarik tudung hoodie Rise. "Ga denger gua bilang bakal nganterin kamu?"

Rise menggeleng kencang. "Maaf kak. Saya ga mau nyari masalah baru."

"Masalah apaan?"

"Tolong kak- ini aku tuh mengamankan diri dari cewe dan fans kakak." Celoteh Rise dengan tangan disatukan ke depan Juan.

"Cewe apa? Gua udah putus-"

"ANJRIT-"

"Ini ada kamera ya? Tim katakan putus gitu? Anjir kek lagi musimnya putus-" celoteh Luke ramai dan celingak celinguk ke sekitar. Memastikan tidak ada van mencurigakan dan tim katakan putus yang mendadak akan menggerebek mereka.

"Iya gue udah putus. Santai bro." Juan terkekeh dengan wajah ceriwisnya. Menatap jenaka gadis yang tampak was-was. Rise sekarang berpikir keras.

Hingga pilihannya jatuh pada sosok yang menurutnya paling aman saat ini.

[2] Darling of the Neo'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang