54 | Sang Penggoda

313 57 29
                                    

54 |  Samg Penggoda
___________________

"Sosok pelaku bullying yang menjadi sorotan publik beberapa saat lalu yaitu seorang influencer yang menjadi idola saat itu- telah menuntaskan proses peradilan dengan vonis akhir pidana penjara seumur hidup. Tersangka berinisial KM mengajukan banding dan permohonan tersebut ditolak oleh pihak berwenang."

Rise berhenti tepat saat ia masuk ke rumah. Ia baru selesai menuntaskan kegiatan berbelanja bulanan ke pasar bersama Dimas dan Kuncoro.

"Kak Rise-"

Lemas.
Kakinya seperti jelly. Apalagi saat dengan matanya sendiri ia melihat sosok Kate di layar televisi tampak lusuh dan pucat. Tapi perasaan membuncah itu tidak bisa ia bohongi. Rasanya seperti ada yang berlomba melompat keluar dan membuatnya lega.

"Eit-" Kuncoro dengan cepat menahan bahu gadis itu. Memapah Rise yang kini memilih duduk didepan televisi.

"Rise-"

Gadis itu menangis. Kencang sekali. Sampai rasanya mereka bisa merasakan yang Rise rasakan. Ini bukan tangis sedih- bukan tangisan kehilangan.

Tapi tangis lega dan bebas.
Luke menjadi yang kedua menangis dan berlutut disisi Rise menangis bersama. Sebelum akhirnya mereka semua menangis walau tidak sekencang dan seekspresif Luke.

20 menit- dan mata keduanya sepenuh ya bengkak. Tapi ada yang berubah- dan sepertinya gadis itu tidak menyadarinya. Rise menjadi lebih rileks- dan sering tersenyum.

Dipanggil namanya- ia akan menyahut dengan senyum lebar.

Diomeli karena kurang teliti memasukkan takaran gula di kopi yang diminta Yudha- ia hanya terkekeh gembira.

Jantung siapa yang kuat diberi senyum begitu coba?

Jantung siapa?!

"KAK RISE?!"

"YAAA?" kan. Senyum.
Jian bisa mati muda jika begini. Biasanya ia melihat senyum Rise hanya 5 kali dalam sehari dan sudah menjadi takaran normal.

Sekarang?
Ia sudah melihat Rise tersenyum bahkan tertawa sudah 28 kali!

Tangannya dengan cepat memasangkan masker ke wajah gadis itu. "Jangan senyum keseringan kak. Kasih aba-aba. Kakak mau aku mati muda?"

Rise? Terdiam membatu.
Anak NEO?

1. Terdiam menggigil
2. Terdiam jijik
3. Terdiam marah

🍀🍀🍀

"Bisa bantuin gue ga?"

Rise menoleh saat sosok Winar muncul didepannya. "Bantu apa?"

"Gue ada tiket lebih tapi temen gua batalin barusan. Sayang tiketnya." Ia mengibaskan lembar tiket festival di hadapan Rise.

"Woi- ada Corona woi. Social distancinggg-" ejek Juan dari jauh.

Rise mengerjap- tertawa melihat ekspresi kesal Winar yang diarahkan pada Juan. "Maaf ya kak. Ada cororong."

Winar menghela nafas lemas. Baru saja ia nyaris berpikir kalah, ide yang diusulkan gadis dihadapannya membuatnya membara 45.

"Gimana kalo kita main game aja bareng kak?"

Winar tersenyum lembut. "Berdua?"

"Kakak liat sendiri aja."

÷÷÷÷

"KEMBALI LAGI DENGAN SAYA! MC CETAR MEMBAHANA MASKULIN TEGAP DAN KECE UNTUK OSPEK ANGKATAN 2020!"

Winar berdecak kesal. Menahan emosi kala Luke muncul dibalik punggung Rise dengan wajah licikny.

[2] Darling of the Neo'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang