19. The Tale of Neo Darling

653 135 102
                                    

19. The Tale of Neo Darling
______________________________

  "Kalian tanya- kenapa gua pukul adek kalian?" Jaidi terkekeh sinis mendengar pertanyaan dari Doni dan Tian. Rumah sakit ini untung sudah sepi hingga menyisakan tempat untuk mereka berbincang dan sedikit bermain tangan.

"Karena penyebab adek gua bisa didalam sana-" matanya menatap tajam sosok Tyonse dan teman pria itu. "-adalah adek-adek lo yang sok maha benar kek anjing-" tekannya dengan penuh kebencian di setiap katanya.

"Apa maksud lo bang?" Dimas maju.

"Jangan asal nuduh!" Pekik Yudha tidak terima. Padahal ia sedikit membenarkan karena Tyo dan Kate- Rise kena.

Jaidi menatap tidak percaya sosok mereka. "Jadi kalian lupa? Kalian lupa permainan yang kalian buat sendiri?"
Sorot terluka itu tampak jelas membuat aura Jaidi semakin mencekam.

"Jadi kalian juga lupa- kalau yang sekarang terbaring lemah didalam sana adalah Darling yang kalian tunjuk?"

Dan kata itu- berhasil menyebarkan keterkejutan.

Rise adalah Darling?

"Lalu kenapa? Ga ada yang aneh dari itu-" Luke menyuarakan pendapatnya."-itu hanya panggilan ospek-"suaranya memelan saat tatapan penuh permusuhan dilayangkan Jaidi padanya.

"Ga aneh? Panggilan ospek?" Jaidi mengeratkan rahangnya. "Andai kalian tahu- hal sepele kayak panggilan ospek kalian itu- bisa mengubah atlet gemilang taekwondo yang menjanjikan menjadi korban perundungan terberat masa itu!"

Perundungan?

"Apa yang kalian tahu Neo? Apa kalian bahkan sadar-" kekehan itu menyakitkan. Winar rasanya tidak mampu mendengarnya. "-bahwa kalian penderitaan berjalan yang menghantui kehidupan adikku?"


🍀🍀🍀


FLASHBACK

"SELAMAT RISE!"

Jaidi adalah orang pertama yang mengucapkan selamat pada sosok Rise yang baru saja mendapat hasil 'LULUS' dalam pengumumannya sebagai calon mahasiswi baru.

"Cie udah mahasiswi. Adek abang udah gedeeee-" memeluk gadis yang kini tertawa renyah. Rise itu matahari. Tepat seperti namanya- bersinar.

"Ih abang jangan ngejek!"

"Abang ga ngejek atuh dek. Liat kamu berhasil masuk kampus mama dan papamu. Your mumma will proud of you too" Jaidi jelas tahu alasan Rise mendaftar di CT University karena kampus itu adalah tempat dari mumma (ibu kandung) - papa dan mama (ibu sambung) Rise menempuh ilmu.

"Abang bangga yaaa?"

Jaidi mengangguk. Memamerkan cengiran lebarnya. "Ofc. Apa perlu ditanyaaaa?"

"KAK RISE LULUS? WAAAH SELAMAT KAK RISEEEE! AYO MAKAN MAKANNYAAAAA-" Sosok si bungsu muncul dan menghambur ke arah Rise dan Jaidi. Ketiganya berpelukan dan tertawa bersama.

Tawa Rise sangat menawan.
Dan Jaidi harap- tawa tulus itu akan awet di wajah cantik sang adik.

\\\\\

Griselle Shakailla menatap gugup kartu pengenal ospeknya. Ini sudah hari terakhir dan ia sudah mendapat teman juga. Nama temannya Lily- mahasiswi baru dari Fakultas Seni. Ia berniat memiliki banyak teman- tapi jika yang didapatnya hanya Lily pun ia bersyukur.

Kesialan sedang ada di sisinya saat mendadak tamu bulanan menghampirinya. Rise harus melipir permisi pada kakak pembinanya untuk pamit pergi membeli pembalut ke  kantin. Mengingat toko ada di kantin.

[2] Darling of the Neo'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang