Before Go Home
Menjelang petang Luda baru sampai di unit apartementnya dari seminar di alun-alun Chicago. Sebelum masuk keunitnya sendiri dia menyempatkan untuk masuk ke unit apartement lain – apartement milik Eunseo, bermaksud memeriksa jika sang pemilik ada didalam.
"Seo, kamu dimana?"
Suara langkah cepat terdengar, Eunseo muncul dari dapur bersama spatula dan celemek yang kotor. "Oh, kamu udah pulang. Gimana seminarnya, lancar?"
Luda mengangguk-anggukan kepala malas, lalu melempar dirinya kesofa panjang dan merebahkan diri disana.
"Kamu lagi masak?"
"Iya. Kamu mau makan malam sekarang? Biar aku siapin dulu." Tawar Eunseo bersiap kembali kedapur.
"Mendingan kamu mandi dulu. Kita makan sama-sama."
Eunseo patuh, dia melepas celemeknya dan meletakannya disembarang tempat. Lalu segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri sesuai perintah.
Sekarang keduanya sudah duduk saling behadapan dimeja makan, setelah Eunseo mandi cepat kilat karena sudah tak sabar makan bersama Luda. Bahkan Eunseo menolak mengeringkan rambutnya lebih dulu.
"Nanti masuk angin."
"Janji setelah makan." Eunseo melempar senyum, menyakinkan Luda yang mengangguk pasrah.
Mereka berdua makan dengan tenang dan hening. Luda terlalu menikmati masakan buatan Eunseo, sedangkan lelaki itu terlalu sibuk mengambilkan ini itu untuk diletakan dipiring Luda, lalu memperhatikan gadis itu dalam diam.
"Yang."
Luda menaikan kepalanya. "Hm? Kenapa?"
"Ada yang ingin aku omongin sama kamu. Sebelumnya aku minta maaf, setelah dipikir-pikir lagi aku berubah pikiran."
Luda mengerutkan dahinya dalam, salah satu alisnya terangkat bingung. Dia memilih menjeda kegiatan makannya dan memilih fokus pada Eunseo yang sudah menatapnya dengan serius.
"Soal?" Luda meneguk salivanya. Entah kenapa setelah ini perasaannya jadi tak enak, hati dan pikirannya pun mulai kacau.
"Ayo kita menikah."
"Kamu yakin? Kamu nggak memutuskan ini karena keinginan tiba-tiba, kan?"
Eunseo lantas mengangguk mantap seolah tak ada keraguan. "Aku udah yakin. Aku juga udah buat rencana setelah kita menikah. Mungkin nanti kita bakalan menetap di San Francisco. Aku juga udah jamin untuk masalah keuangan dan masa depan bakalan aman, apalagi pekerjaan flexibel dan pendapatan kita berdua stabil."
Luda terdiam cukup lama, berusaha mencerna dengan baik semua apa yang dikatakan Eunseo barusan. Sebelum bersuara, Luda menghembuskan nafas sejenak dengan tenang dan mengerjapkan matanya perlahan.
"Maaf Seo. Tapi jawabanku masih sama, aku belum bisa. Lagipula setelah dapat surel dari kak Exy kemarin, kita harus kembali. Aku harus balik ke Cosmic, dan kamu harus balik ke Universe. Aku juga ada rencana lain di Korea, yang nggak bisa ngelibatin siapa pun."
"Termasuk aku?" Eunseo berusaha tersenyum mendengar penuturan Luda, bersama harap-harap cemasnya.
Luda mengangguk lemah dan langsung menunduk dalam saat matanya melihat ekspresi Eunseo yang seketika berubah dan tak bisa terbaca olehnya.
Meski sudah menghabiskan waktu bersama-sama setelah sekian tahun, namun baru kali ini Luda merasa sangat takut pada apa yang akan terjadi dengan waktu mendatang selanjutnya.
Termasuk pada Eunseo.
"Sekali lagi aku minta maaf Seo."
~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Discover : Time, Love, & Died
Short StoryKisah bagaimana caranya untuk kembali mengatur waktu mencari kebahagiaan cinta sesungguhnya diantara mereka semua, meskipun harus dipisahkan oleh maut. Tapi bukankah hati masih tetap menetap bukan? Cinta juga tidak akan hilang begitu saja, kan? | Di...