Exy bermimpi berada di tengah-tengah museum. Puluhan lukisan abstrak mengelilinginya, dan ketika dia dekati satu per satu, lukisan itu punya bentuk seperti cerita yang bisa dia mengerti.
Lukisan itu, ada yang seperti rupa di sebuah ruang dengan didalamnya terdapat dua orang yang saling berjabat tangan. Ada panggung dengan hamburan cahaya abstrak, dengan dua orang yang berdiri saling bertolak belakang di atasnya. Lalu, ada dua orang yang saling berkejaran dengan sepeda mereka. Dan yang terakhir, dua orang yang tengah duduk ditengah padang rumput sambil bermain gitar.
Ketika ia mengamati semua lukisan itu, Exy melihat itu adalah dirinya dengan Soobin.
Exy seketika dibuat berkedip dan membuka matanya perlahan begitu merasakan cahaya yang tiba-tiba mengusiknya. Dia menoleh dan mendapati Soobin yang duduk setelah menjauhkan tangannya.
"Kok kamu bisa disini, ngapain?" tanya Exy bingung, lalu berusaha mengubah posisi menjadi duduk bersama kepalanya yang sedikit terasa pening.
Soobin memutar bola matanya malas. "Kamu nggak inget? Tadi kamu pingsan."
Exy berusaha mencerna kata-kata Soobin dan mengingat kejadian yang tadi dialaminya. Namun sayang, dia hanya mengingatnya sedikit. Exy hanya ingat hari ini dia pergi ke studio untuk melanjutkan gambar dan mendengarkan demo, selebihnya tak ada.
"Terus ngapain kamu disini?" ulang Exy.
"Jelas ngawasin kamu." Jawab Soobil kesal. "Untung tadi aku kesini, kalo enggak gimana, huh?"
Exy menggaruk tengkuknya, merasa tak enak hati pada Soobin. "Makasih."
"Kenapa tau lagi nggak enak badan dipaksa buat kegiatan, huh?"
Exy tak menjawab, dia mengucek matanya yang masih sedikit terasa berat lalu membenarkan posisinya menjadi menghadap kearah Soobin. Exy mengulas senyum tipis, dan detik selanjutnya mata mereka saling bertemu.
"Tadi aku mimpi indah."
"Terus? Bukannya lebih bagus lagi kenyataan?"
"Untuk yang sekarang, aku suka dua-duanya antara mimpi dan kenyataan. Karena sama-sama tentang aku dan kamu." Exy menatap Soobin penuh arti.
*****
"Bisa kita mulai sekarang?" Seola melirik pada semuanya yang duduk melingkar disekitarnya, termasuk pada Juna yang digendong oleh Luda. Semuanya mengangguk setuju tak terkecuali Seola yang ikut mengangguk-anggukan kepalanya sendiri sambil tangannya sibuk mengetukan pensil dimeja.
Mereka semua sekarang sedang berkumpul di ruang tamu rumah Seola dan Bona karena akan mengadakan rapat tentang reuni mereka, minus Dayoung yang izin terbang ke Paris dan Dawon yang ada panggilan kerja.
Exy membuka bukunya untuk melihat catatan-catatan tentang hasil runding kemarin bersama Luda, Yeoreum, dan Seola. Lalu dia membaca setiap catatan yang dia tulis pada semuanya.
"Pertama, kita perlu ngumpulin title-title buat di masukin ke b-side setelah kemarin udah nentuin title track dan konsep utama comeback kita." Ujar Exy, lalu menutup bukunya.
"Jadi dari kalian semua ada yang udah punya ide dan menyumbangkan buat kebutuhan b-side?" Seola memandangi semua rekannya bergantian yang tampak diam dan berfikir.
"Oh ya, Reum kamu bisa tuker tugas sama Bona, kan?" tambah Seola, menatap Yeoreum yang ternyata langsung mengangguk. "Beres itu kak."
"Makasih ya Reum. Padahal nggak papa juga, appa-nya Juna aja yang keras kepala sama berlebihan. Tapi kalo butuh bantuan jangan sungkan ya?"
Yeoreum mengangguk lagi, sekarang lebih bersemangat. "Sip kak."
"Yang jelas kita harus tetap menyesuaikan dengan nama grup kita. Cosmic and Universe." Ujar Soobin.
"For my dream is shining." Gumam Yeonjung yang sepertinya sedang mengikuti irama musik, yang sedang dia dengarkan sendiri lewat earphone.
"Nah itu dia!" Exy menjentikan jari dan berseru semangat, lalu mengangkat tangan keatas. "Dream Way."
Semua menoleh pada Exy yang mengembangkan senyum penuh seri bersama dengan tangan yang masih menjulur keatas. Termasuk Yeonjung yang langsung mencopot earphone-nya yang hanya terpasang sebelah.
"Semudah itu kak dapetnya?" tanya Yeonjung terperangah tak percaya, menatap Exy kagum yang sepertinya tadi mendengarkan gumamannya.
Exy mengangguk senang. "Thank's Jung." Kata itu juga Exy dapatkan karena mimpi yang kemarin dia bagi ceritanya dengan Soobin, dan kata itu juga terus tergiang di benaknya.
"Padahal tadi aku iseng-iseng dengerin lagu buat cari inspirasi. Eh, malah kakak yang dapet." Ujar Yeonjung lagi dengan kagum. Dia memberi dua jempolnya pada Exy.
Yeoreum dengan cepat merebut buku Exy dan pensil yang masih setia ada ditangan Seola. Dia langsung menuliskan judul tersebut yang tadi diusulkan oleh Exy.
"Perjalanan mimpi, dari awal Cosmic sama Universe ada sampai sekarang. Aku udah kepikiran liriknya, termasuk yang tadi Yeonjung nyanyiin masuk jadi bagian. Genre Indie, tapi bolehlah disatuin sama genre EMD."
Pernyataan Yeoreum sekali lagi membuat Yeonjung terperangah tak percaya sekaligus kagum, tidak hanya Yeonjung saja tapi juga yang lain termasuk Exy sendiri. Padahal Exy juga belum memikirkan semua itu terlalu jauh untuk title b-side yang di sumbangkannya.
"Dipikir-pikir bagus juga. Bisa dipertimbangkan." Ujar Luda.
"Aku setuju!" seru Eunseo yang langsung dapat pukulan dari Soobin karena sukses mengagetkan Juna yang hampir tertidur.
"Sakit kak." Protes Eunseo tak terima.
"Makanya nggak usah keras-keras." Omel Soobin yang hanya dapat cengiran tanpa dosa dari Eunseo.
"Woah.. Summer Lee. Bahkan aku udah bisa bayangin." Yeonjung menepuk-nepuk Yeoreum bangga.
Seola juga sama, menepuk-nepuk Yeoreum dengan bangga karena bisa memikirkan semua itu dalam sekejap.
"Aku juga sangat setuju. Jika ada waktu untuk menunjukan cerita yang sudah kita alami, maka waktu sekaranglah yang terbaik dan tepat." Ungkap Bona.
"Wah, aku jadi semangat nih buat proposalnya. Apalagi sekarang kita semua terlibat dalam comeback kali ini, yang kemungkinan unsur campur tangan dari pihak luar sangat kecil. Berarti benar kata bang Suho kemarin, reuni ini adalah waktu terbaik kita." Seola dengan semangat membuka laptopnya dan mengetikan sesuatu disana.
~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Discover : Time, Love, & Died
Historia CortaKisah bagaimana caranya untuk kembali mengatur waktu mencari kebahagiaan cinta sesungguhnya diantara mereka semua, meskipun harus dipisahkan oleh maut. Tapi bukankah hati masih tetap menetap bukan? Cinta juga tidak akan hilang begitu saja, kan? | Di...