Kangen banget banget, akhirnya bisa update lagi T_T
Halo semuanya, kalian apa kabar?
Masih adakah yang menunggu dan membaca Discover?
Semoga kalian baik-baik saja disana
Selamat Membaca ^_^
Sembari menunggu pintu disampingnya yang sampai sekarang tak kunjung terbuka, Soobin duduk dikursi tunggu bersama kepala tertunduk dan getaran ditubuhnya yang dilingkupi rasa takut dan khawatir yang teramat.
Bersama kepalan tangan yang menyatu, didalam hati dia terus merapalkan doa. Dan tanpa sadar itu membuatnya menangis.
Saat mendengar kenop pintu diputar dan suara pintu yang bergerak, Soobin langsung menyeka wajahnya yang basah dengan kasar, lalu dengan cepat bangun dari duduknya.
Dia menoleh dan menemukan Exy yang berjalan tetatih bersama dua kruk yang diapit untuk membantu lelaki itu berjalan karena kaki kiri yang tergips, dan jangan lupakan perban yang ada didagu dan siku tangan kanan kirinya.
Kecelakaaan tadi ternyata menimpa Exy yang terserempet motor setelah membantu seorang lelaki lanjut usia menyebrang jalan.
"Permisi."
Exy dan Soobin sama-sama menoleh kearah koridor yang disana ada seorang lelaki yang berlari kecil kearah mereka. Lelaki itu langsung membungkuk dalam-dalam dan mengucapkan maaf berulang kali didepan Exy.
Exy menepuk punggung lelak itu yang tampak sangat bergetar, lalu mencoba menegakan tubuh lelaki itu yang terus menerus membungkuk.
"Tidak apa-apa." Exy berusaha menenangkan lelaki didepannya yang sudah menangis sesegukan bersama wajah ketakuan.
"Ma-maafkan sa-saya tu-tuan. Maaf karena tidak mengemudi dengan baik. Maaf karena sudah membuat anda celaka. Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian yang sudah menimpa tuan."
Exy tersenyum hangat, dia menepuk lembut berulang kali bahu kanan sang lelaki.
"Jika kau akan bertanggung jawab sepenuhnya, aku akan sangat berterima kasih. Tapi kau tidak lari dari masalah saja, itu sudah sangat cukup untukku."
"Bolehkah aku minta kartu namamu?"
"Ya?" meskipun bingung karena tiba-tiba dimintai kartu nama, lelaki itu tetap memberikan apa yang Exy mau.
"Tu-tuan saya mohon jangan laporkan pada bos."
Exy tidak menghiraukan, dia sibuk membolak-balikan kartu nama yang baru saja dia dapat. Disana tertera logo restoran yang ternyata sempat dia datangi untuk dia membeli makanan.
Exy kembali menepukan bahu lelaki itu beberapa kali.
"Tenang saja, aku tidak akan melaporkanmu. Anggap saja untuk kenang-kenangan, biar tidak lupa dan aku bisa mengunjungimu lain kali. Sebagai gantinya, maukah kau berjanji untukku?"
"Janji apa tuan?"
"Jika kau sedang lelah, sakit, atau mengantuk jangan pernah memaksakan tubuhmu untuk bekerja. Kau itu bukan robot, robot saja jika dipaksakan akan cepat rusak, sama halnya dengan tubuhmu. Lain kali juga berhati-hatilah, semoga saja kejadian ini menjadi yang pertama dan yang terakhir. Mengerti?"
Lelaki itu mengangguk mengerti dengan sangat patuh, lalu membungkuk dalam dan ungkapan terima kasih.
"Baik tuan, saya akan berjanji untuk tidak memaksakan diri dan lebih berhati-hati dalam bekerja."
"Kalau begitu sekarang kembalilah bekerja. Biar sisanya aku yang urus."
"Terima kasih tuan. Sungguh terima kasih. Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar-besarnya."
Lelaki itu pun pamit undur diri setelah membungkuk berulang kali untuk yang terakhir kali. Sebelum benar-benar pergi lelaki itu mengatakan akan selalu mengingat janjinya dan tak akan pernah melupakan kebaikan Exy.
Exy menoleh dan sekarang perhatiannya dia tumpahkan sepenuhnya pada Soobin yang berdiam diri disamping kanannya.
"Soobin-ah."
Soobin hanya menoleh sekilas kearah Exy, lalu tanpa kata langsung mengambil langkah lebar-lebar meninggalkan Exy yang hanya diam mengiringi Soobin dan menghembuskan nafas pasrah.
Exy tau jika Soobin sekarang sedang marah, dan Exy juga sadar jika ini adalah salahnya karena sudah membuat wanita itu merasa khawatir.
Dengan susah payah Exy berusaha menyusul Soobin yang sudah berjalan cukup jauh darinya. Dia dibuat tersenyum melihat Soobin disana yang memelankan laju langkahnya.
Namun langkahnya tiba-tiba tertahan saat Soobin menghentikan langkahnya. Exy dibuat tertegun mendengar Soobin yang tiba-tiba terisak.
Exy mencoba mengambil langkah lebar-lebar, dan dia senang karena berhasil. Begitu jaraknya dengan Soobin hanya satu langkah, Exy langsung menarik tangan kanan Soobin yang sontak memutar tubuh yang langsung Exy peluk erat-erat.
"It's fine , Soobin-ah."
Mendengar itu, Soobin langsung mendorong tubuh Exy yang spontan mundur satu langkah dan hampir terjatuh karena salah satu kruknya terlepas begitu saja dari apitan lengannya.
"But, I am not fine, Chu Exy!"
Exy dengan cepat menarik tangan Soobin dan kembali memeluk wanita itu, dan pelukannya semakin dia eratkan saat merasakan Soobin berontak ingin dilepaskan dan berakhir memukuli dadanya berulang kali.
Exy menjatuhkan dagunya diatas kepala Soobin bersama tangannya yang berulang kali tergerak untuk mengusap lembut punggung bergetar wanita itu, berusaha menenangkannya.
"Maaf karena sudah membuatmu khawatir. Sungguh, aku minta maaf."
Tapi bukannya isak tangis Soobin mereda, justru semakin pecah. Wanita itu meremas bahkan sampai menarik kuat baju depan Exy dan semakin menenggelamkan wajahnya didada lelaki itu.
Exy melonggarkan pelukannya dan memundurkan tubuh Soobin yang masih saja menangis membuat wajah wanita itu tampak sangat basah dan berantakan.
"Soobin-ah."
Karena sudah tak tahan mendengar isakan Soobin yang semakin membuat hatinya mencelos dan berdenyut perih, Exy tiba-tiba memutus jarak wajahnya dan Soobin dengan menyatukan keningnya dan kening wanita itu. Lalu, tanpa pikir panjang Exy mencium Soobin selembut dan sehangat mungkin tanpa adanya paksaan dan tekanan.
"Sekarang sudah baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir lagi, Soobin-ah. Kau percaya padaku kan?"
~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Discover : Time, Love, & Died
Short StoryKisah bagaimana caranya untuk kembali mengatur waktu mencari kebahagiaan cinta sesungguhnya diantara mereka semua, meskipun harus dipisahkan oleh maut. Tapi bukankah hati masih tetap menetap bukan? Cinta juga tidak akan hilang begitu saja, kan? | Di...