Chap 18
"Lix, aku dan Jisung ingin memesan makanan. Kamu ingin memesan apa?" Minho menyembulkan kepalanya kedalam kamar Felix. Sedikit berteriak karena dia melihat Felix sedang berada di kursi gamingnya sambil fokus pada monitor, tidak lupa headphone hitam khas dengan highlight merah.
"Tidak, terimakasih hyung"
Alis Minho mengernyit. Biasanya Felix tidak pernah absen ikut memesan jika ada member yang ingin delivery makanan ke dalam dorm. Jadi ini benar-benar pertama kali untuknya.
Tidak hanya itu, Felix bahkan tidak berniat untuk membalikan tubuhnya dan menatap Minho ketika menjawab. Jika itu member lain, sudah dipastikan Minho akan berteriak marah, tapi ini adalah Felix jadi dia tidak begitu masalah toh dia juga tau kalau Felix sedang bermain game maka jangan pernah mengganggunya.
Dia bisa menggigit kalau marah dan Minho pernah mengalaminya sendiri.
Minho kembali ke ruang TV dan duduk di samping Jisung yang sibuk memainkan ponsel sambil menunggu iklan selesai. Keduanya sibuk mengikuti drama di TV dan merasa ingin memakan sesuatu jadi memutuskan untuk memesan makanan.
Tidak lama, mereka melihat Felix keluar kamar dengan menggunakan hoodie oversize juga tas kecil miliknya. Sebagai pelengkap dia menambahkan topi hitam pemberian Seungmin.
Jisung dan Minho memandangnya dengan penuh tanda tanya. Felix sendiri masih sibuk dengan ponselnya, baru mengalihkan perhatian ketika melewati Minho dan Jisung.
"Jisung, Minho hyung aku izin keluar sebentar"
Dia tidak menunggu respon Minho dan Jisung lebih dulu. Langsung pergi keluar setelah pamit pada keduanya. Membuat dua pasang mata saling menatap heran. Pertama, Felix memanggil 'yang disebut kembarannya' hanya dengan 'Jisung' tidak ada imbuhan lainnya. Kedua, Felix menomor satukan rasa sopan terhadap yang lebih tua. Jika dia ingin minta izin, maka dia akan menunggu jawaban setelah itu pergi atau melakukan apapun.
"Ingin pergi kemana dia malam-malam begini. Ini sudah pukul 9 malam dan dia pergi keluar. Apa tidak bisa ditunda besok?" Jisung seperti biasa mengutarakan emosinya begitu saja.
Penasaran apa yang membuat Felix pergi malam-malam. Padahal diluar sedang dingin-dinginnya. Dia ingin pergi menyusul Felix dan menemani laki-laki Australia itu, namun tangannya di tahan oleh Minho.
"Perasaan ku saja atau Felix sedikit agak aneh sejak kemarin?"
"Aneh gimana?"
"Dari kemarin, biasanya jika dia ada waktu luang maka dia tidak pernah absen kan dari game. Tetapi aku lihat dia sibuk membaca buku. Itu buku belajar bahasa korea"
....
Felix melangkahkan kakinya menuju toko buku terdekat. Malam ini cuaca terasa sangat dingin dari biasanya beruntung dia menggunakan pakaian tebal.
Beruntung juga karena ini sudah malam dan cuaca dingin sehingga jalanan menjadi sedikit lebih sepi dibanding biasanya. Dengan begitu dia akan belanja buku yang dia butuhkan dengan nyaman.
Terkadang walaupun penampilannya sudah sangat tertutup apalagi dengan masker menutupi hampir setengah wajah, masih ada fans yang mengenalinya. Dia menyukai fans tentu saja, tetapi dia juga membutuhkan hak privasinya untuk mendapatnya lebih banyak ruang di publik.
Felix masuk ke dalam toko buku yang lumayan besar untuk ukuran toko buku dipinggir jalan. Kakinya langsung melangkah kebagian buku pelajaran. Mencari seri belajar bahasa korea dengan penerbit yang sama seperti buku belajar bahas korea yang selama ini dia punya dan pelajari.
Matanya tertuju pada buku berwarna nyentrik. Untuk setiap level bahasa memiliki warna nya sendiri-sendiri. Felix langsung mengambil buku itu namun tidak langsung menuju kasir melainkan berkeliling lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS LOVE | FELIX x SKZ
FanfictionFelix bertanya dalam hati, apakah dia pantas di cintai? Lalu, apa itu cinta? Chan dan Jeongin dengan hasrat memonopoli. Lee Know dan Seungmin dengan hasrat memiliki. Changbin dengan hasrat memperbaiki. Hyunjin dengan hasrat melindungi. Jisung dengan...