Chap 21
Hari kedua selama libur perayaan Chuseok, Changbin kembali ke dorm. Rencananya ingin memanfaatkan waktu untuk bersama Felix. Dia tau dirinya berbuat salah. Untuk seseorang mungkin apa yang waktu itu dia katakan pada Felix hal biasa, tetapi untuk seseorang yang berada di situasi seperti Felix, tentu itu lebih dari sekedar kata sederhana.
Semalam dia menghabiskan waktu bersama ayahnya. Sudah lama tidak memiliki waktu cukup dengan ayahnya. Dia sibuk dengan dunia hiburan, sementara ayahnya masih memilih tugas bisnis.
Untuk ukuran laki-laki sukses seperti ayahnya, Changbin bersyukur kalau ayahnya bisa dijadikan sahabat yang memberi wejangan atau masukan selayaknya anak sebaya. Tidak ada urusan bisnis di obrolan keduanya, hanya sekedar topik ringan tentang kehidupan laki-laki dewasa.
Ayahnya berpesan pada Changbin, apapun yang dia miliki saat ini, dia harus menjaganya dengan baik. Sesungguhnya dia tidak pernah tau kapan hal berharga akan direbut begitu saja dari hidupnya, baik karena takdir yang di gariskan, atau bahkan karena memilih jalan yang rumit dan membuat kesalahan.
Melakukan kesalahan itu manusiawi. Selagi kita masih hidup dan masih 'manusia' pasti kita sering melakukan kesalahan ini dan itu. Selama kita sadar dan dapat memperbaikinya, maka perbaiki.
Pasti akan ada kerusakan dari sebuah kesalahan, tetapi karena hal itu lah yang membuat kita lebih menghargai sesuatu hal.
Seperti luka pada tubuh seseorang. Bisa saja lukanya tidak pernah berbekas atau mungkin saja meninggalkan bekas yang tidak pernah bisa dihilangkan. Namun bekas luka bukan hal mengerikan. Itu seperti memberi tanda bahwa kita pernah melalui hal sulit dan masih bertahan hingga saat ini.
Ketika dia sampai di dorm di pagi hari. Dia lihat dorm terasa sangat sepi. Tentu saja, karena hanya ada Chan dan Felix.
Leadernya pasti pergi ke gym saat ini sementara Felix pasti masih tidur karena dia selalu tidur pagi buta. Changbin melangkahkan kakinya ke kamar Jisung dan Felix.
Dia membuka kamar itu dan terkejut ketika melihat Felix sudah berada di depan monitor dengan rambut yang terlihat masih agak basah.
"Kamu belum tidur?"
Felix menjeda gamenya untuk melihat Changbin yang berada di sampingnya dengan wajah terkejut. "Hyung? Kenapa ada disini? Melupakan sesuatu?"
"Aku sudah pulang. Ah lupakan, aku tanya apa kamu belum tidur?"
"Oh? Aku sudah bangun. Sepertinya aku agak kelelahan karena bermain dengan sepupu dan keponakan ku semalam"
Membayangkan Felix bermain denhan sepupu atau keponakannya membuat wajah Changbin sedikit memanas. Bukan karena cemburu, hanya merasa gugup tiba-tiba membayangkan bagaimana Felix bermain dengan keponakannya yang masih kecil.
'Tentu saja keponakannya masih kecil kan?' batinnya.
"Oh, kau ada acara hari ini?" Felix menggeleng. "Ayo pergi merayakan Chuseok bersamaku, atau... Chan hyung juga"
Felix memberi senyum lebar dan mengatakan "Oke" Pada Changbin. Sepertinya dia antusias untuk pergi merayakan Chuseok.
.....
Rencananya Changbin ingin mengajak Chan juga pergi bersama, walau agak sedikit terpaksa, tapi Chan bilang kalau dia ada urusan hari ini jadi tidak bisa ikut Felix dan Changbin pergi bersama.
Siapa yang tau ketika urusan yang dimaksud oleh Chan adalah membaca tulisan Felix di diary hitamnya yang sudah Chan foto. Kurang ajar memang, tetapi Chan pikir tidak ada salahnya bersikap kurang ajar asalkan dia dapat membaca curahan hati Felix yang tersembunyi melalui tulisan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS LOVE | FELIX x SKZ
أدب الهواةFelix bertanya dalam hati, apakah dia pantas di cintai? Lalu, apa itu cinta? Chan dan Jeongin dengan hasrat memonopoli. Lee Know dan Seungmin dengan hasrat memiliki. Changbin dengan hasrat memperbaiki. Hyunjin dengan hasrat melindungi. Jisung dengan...