"Daddy?". Seorang anak lelaki kebingungan melihat Ayahnya datang dengan membawa seorang perempuan yang pingsan didekapannya.
"Daddy itu siapa?".
"Mommy baru".
Mata anak itu melebar, senyum lebar pun terbit dari bibir kecilnya. "Yeay! Mommy baru!. Daddy dapat darimana Mommy nya?".
"Rahasia".
"Hihihi El punya Mommy baru".
Alice membuka matanya perlahan, yang pertama ia lihat adalah langit-langit kamar berwarna abu-abu. Ia menyernyit kala interior diruang itu terasa asing.
"Daddy! Mommy nya udah bangun!". Teriakan disamping kasurnya membuat Alice menatap anak kecil yang kini sudah keluar kamar.
Alice lalu bangun dan mendudukkan dirinya. Seingatnya, ia baru ingin naik lift untuk ke dorm, namun tiba-tiba ada yang memukul pundaknya hingga ia kehilangan kesadaran."Hi sudah bangun?". Seorang pria berkacamata dengan setelan kemeja putih serta celana hitam masuk bersama anak kecil yang tadi belari kecil kearahnya.
Alice mengernyit, wajah pria itu tampak tidak asing. "Who are you?. Kenapa aku bisa ada disini?".
"Mommy! Mommy namanya siapa?".
Anak lelaki itu berusaha memanjat kasur lalu menduduk diri disamping Alice dengan mata yang berbinar lucu.Alice mengernyit. Mommy?
"Zee don't you remember me?". Pria itu membuka kacamata bacanya membuat Alice dapat melihat dengan jelas bahwa pria tersebut memiliki mata Heterochromia berwarna coklat terang disisi kanan dan abu-abu disisi kiri.
Setelah beberapa detik Alice baru menyadarinya. "Kau?!".
"Yeah, it's me Aaron. Sudah lama ya".
"Apa yang kau lakukan disini?!".
Lelaki 28 tahun itu bernama Aaron Mcmillan. Mereka berdua pernah bertemu saat usia pria itu masih 15 tahun sedangkan Alice 9 tahun. Karena Aaron sangat cerdas, ia sudah menyelesaikan masa SMAnya saat usia 15 tahun. Tapi dibalik itu ia tidak mempunyai teman dan sering dibully oleh temannya karena kecerdasannya serta warna bola mata yang berbeda.
Suatu hari Alice tidak sengaja melihat Aaron membunuh teman sekelasnya membuat Alice diculik pemuda itu dan dikurung di gudang yang pengap dan gelap selama 4 hari. Ia hanya diberi seikat daun seledri serta sebotol air mineral untuk makan dan minumnya. Tapi untungnya Mr. Lee serta Erick bisa menemukannya di hari ke 5 ia hilang.
Karena hal tersebut Alice agak trauma dengan daun seledri serta baunya yang membuatnya mual.Sejak saat itu Alice tidak tahu keberadaan pria itu dan berharap tidak akan bertemu lagi dengannya. Namun sepertinya takdir berkata lain sehingga mempertemukan mereka lagi.
"Elio, Dad ingin bicara dengan Mommmy nya dulu. Kau tunggu dibawah oke?". Ucap pria itu kepada anak kecil didepannya.
"Tapi El mau ngobrol sama Mommy, Dad".
"Iya setelah ini oke?".
"Hum, baiklah". Elio turun dari kasur dengan bibir yang turun kebawah.
Setelah Elio keluar Alice berbicara.
"So?". Alice tidak takut kalau pria itu berbuat macam-macam dengannya, karena sekarangbia bukanlah gadis yang lemah lagi."Aku ingin minta bantuanmu untuk menjaga Elio. Karena aku tau kau sedang menjalani misi disini. Dan kebetulan, target kita sama".
Pria itu mengambil sebuah dokumen lalu menyerahkannya pada Alice.
"Gangster yang sebelumnya kau tangani itu bukan apa-apa. Mereka hanya salah satu bagian dari kaki tangan sebuah organisasi besar bernama The Jung's. Tugas mereka pun tidak seberapa dibanding kaki tangan lainnya.
Setelah aku dan rekan-rekanku telusuri, kami menemukan setidaknya 200 dari 500 perusahaan Korea Selatan ikut terlibat serta menjadi kaki tangan The Jung's".
"Kenapa kau bisa mengetahui semua informasi tentang The Jung's? Dan untuk apa?"
"6 bulan yang lalu saat aku dan keluargaku berlibur disini, istriku diculik oleh mereka. Karena istri ku orang asing, mereka menculiknya untuk dijadikan bahan percobaan atau pun menjual organ dalamnya".
"Kau serius?!".
"Ya, karena The Jung's menjalankan bisnis perdagangan manusia, organ manusia serta serum anti penuaan yang dikenal dengan nama Adrenochrome.
Kini mereka tengah meneliti formula baru untuk serum Adrenochrome yang bersifat kekal, artinya orang yang menggunakannya tidak mati dan bertambah tua. Untuk mendapatkan bahan utamanya, mereka berpura-pura mengadopsi anak-anak dari panti asuhan di seluruh Korea Selatan.
Lalu untuk perdagangan manusia serta organ dalam manusia. Mereka menculik orang-orang dari luar negeri dengan tujuan agar populasi Korea Selatan tidak berkurang dan tidak menimbulkan kecurigaan masyarakat".
Alice cukup terkejut dengan informasi yang baru saja Aaron sampaikan. Jadi saat ini ia tengah berurusan dengan organisasi bawah nomor 1 di Korea Selatan?. Pantasan saja jejak mereka hampir tidak bisa di temukan.
"Jadi setelah ini apa yang akan kau lakukan?".
"Like i said, aku hanya memerlukanmu untuk menjadi ibu baru untuk Elio. Anak itu terus meminta seorang ibu dan aku bingung harus cari dimana. Dan juga aku tidak yakin istriku masih hidup, jadi aku berjanji pada nya untuk mencarikan ibu baru. Sebagai gantinya, aku dan rekan-rekanku yang akan melakukan misinya setelah kau menyetujuinya".
"Boleh aku pikirkan?".
Aaron mengangguk. "Batasnya sampai besok. Karena kita nggak ada waktu lagi. Kebetulan juga kontrakmu sebagai manager selesai minggu depan kan?".
"Kau benar-benar tau semuanya".
Aaron hanya menyeringai.
"Kalau gitu aku akan pulang".
Aaron mengangguk. "Rekan ku akan menghantarmu".
"Tidak perlu, aku bisa sendiri".
"Rumah ini jauh dari pusat kota asal kau tau".
Alice menghela nafas. "Baiklah".
Alice dan Aaron lalu bersama-sama turun ke lantai bawah.
"Mommy? Mommy mau kemana?".
Alice dan Aaron berhenti saat suara Elio mengintrupsi mereka berdua. Alice kemudian menatap Aaron meminta bantuan.
"Mommy nya ada urusan dulu boy, minggu depan baru bisa tinggal disini". Ujar pria itu.
Elio menatap Alice dengan tatapan sendu "Really Mom? Mommy mau pergi?". Bola mata Elio mulai berkaca-kaca.
Alice mengangguk kaku.
"Mommy nggak pergi jauh kan?. Hiks, jangan tinggalin El lagi".
Alice meringis. Ia kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan Elio kemudian mengusap rambut nya dengan sayang. Pasti sulit untuk Elio karena kehilangan sosok ibunya diumur yang sangat muda.
"Aunty janji nggak akan tinggalin Elio. Tapi aunty harus pulang dulu. Jangan nangis lagi ya?".
Elio langsung memeluk leher Alice dan menangis sesegukan. Alice hanya mengusap-usap pelan punggung kecil Elio.
"El, sini sama Daddy. Mommy nya mau pulang dulu".
Elio melepaskan pelukannya pada Alice lalu beralih memeluk kaki ayahnya. Aaron lalu mengangkat bocah 5 tahun itu ke dekapannya. Elio langsung memeluk erat leher ayahnya serta menyembunyikan wajahnya.
"Niel, tolong antar Alice kembali".
"Baik tuan".
Thanks for reading this story
Sorry for the typo
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ZEE : The Twin's ✔
FanfictionMission in Seoul "We're twins" "N-ne?" A Fanfiction Dont bring it to reality