"Bagaimana dengan Nam Juntak?". Tanya Alice kepada John yang berada di depan gadis itu.
"Tidak ada jejak sama sekali didalam rumahnya. Rencananya besok Mr. Lee akan menanyakannya langsung kepada nya".
Alice menghela nafas.
Kini mereka sedang diruang tamu apatemen milik Mr. Lee membahas jejak para gangster namun ternyata tidak ada bukti dan jejak tentang keberadaan ganster itu.
Saera dan Dongsoo sudah tertidur disalah satu kamar. Jadi sekarang mereka sedang menunggu sang pemilik apartemen pulang.
Tak lama kemudian Mr. Lee pulang dengan membawa beberapa perlengkapan milik Saera dan Dongsoo
"Mr. Lee kami akan pulang". Ucap Alice.
"Sudah jam 1, tidak ingin menginap?".
"Zoey harus pulang, karena besok bekerja. John sama miss Kim gimana?".
"Kayaknya nginap deh. Lagian apartemen kami lumayan jauh". Ucap Kimberly.
"Yaudah. Aku pulang duluan". Ucap Alice memakai tasnya.
John kemudian bangkit. "Biar aku antar Zee".
"Terimakasih. Mr. Lee, miss Kim, Zoey pamit pulang".
"Iya hati-hati". Jawab pria berusia 40 tahun itu.
"Hati-hati".
Perjalanan menuju dorm sangat tenang karena jalanan lumayan sepi mengingat sudah mau jam 2 pagi.
"Jika sudah ada informasi lebih lanjut, langsung kabari aku". Ucap Alice sambil membuka seatbeltnya karena mereka telah sampai.
"Iya nanti aku kabari".
"Yaudah aku masuk dulu. Kau hati-hati".
"Yes miss".
"Sudah mau jam 2 ternyata. Nggak terasa ternyata". Ucap Jeno kemudian bangkit dari kursi gamingnya untuk mengambil air putih di dapur . Namun suara pintu dorm yang terbuka membuatnya berhenti menuju dapur dan melangkah ke ruang tamu
Siapa yang malam-malam begini datang ke dorm?
Jeno kemudian menunggu sambil bersidekap lalu ia bertatapan dengan Alice yang terkejut.
Alice kemudian menetralkan wajahnya dan berjalan melalui Jeno.
"Dari mana saja? Tidak lihat ini sudah mau jam 2?"
Alice berhenti dan menoleh kepada Jeno yang menatapnya datar.
"I think it's none of your business?".
Jeno mendekat. "Justru itu menjadi urusanku. Di dorm ini ada peraturan yang mengharuskan semua penghuni dorm sudah ada di dorm sebelum jam 11, jika tidak ada keperluan yang mendesak". Lelaki Lee itu menatapnya tajam, membuat Alice sedikit terkejut dengan sisi lain Jeno.
Scary
"O-oh, I'm sorry Mr. Lee. I don't know".
"Lain kali jika ingin pulang larut malam, kabari aku. Karena aku yang bertanggung jawab disini". Ucap Jeno yang sudah kembali ketatapan biasanya.
Alice mengangguk. Setelah itu Jeno berlalu menuju kamarnya.
Kini Alice tengah berada di apartemen Mr. Lee untuk membahas kelanjutan misi.
"Bagaimana?"
"Dia tidak ingin memberitahu lokasinya. Namun kami mengancam dan akhirnya kami menemukan lokasinya di daerah distrik yang sudah lama terbengkalai. Sangat jauh dari Seoul". Ucap John sambil mencari lokasi tersebut di laptopnya.
"Baiklah. Kapan rencananya kita akan pergi?".
"Aku dan Kimberly yang akan pergi. Zee kau tunggu saja informasi selanjutnya".
"No, aku ikut".
"Baiklah terserah. Kami akan pergi Rabu depan".
"Oke".
Alice kemudian melihat jam tangannya.
"Shit!". Alice sontak memukul bibirnya karena mengumpat.
"Hei Zee what's wrong?". Tanya John, karena tidak biasanya Zee mengumpat
"Eh, kenapa?". Kimberly pun juga bertanya.
"Sudah jam 11!". Ucap Alice mengemas barang-barang nya kemudian memasukkannya kedalam tasnya
"Kenapa emangnya?" Tanya John
"Aku harus segera pulang!. John cepat antar aku!"
"Mr. Lee, Zoey pamit duluan! John ayo cepat!". Alice keluar apartemen disusul John
"Tunggu aku Zee!".
Mr. Lee yang datang membawa teh kebingungan
"Mereka kenapa?"
"Zee harus segera pulang, nggak tau kenapa". Ucap Kimberly kemudian menyesap tehnya.
"Oh"
"Kenapa emangnya kalau sudah jam 11". Tanya John yang menyetir mobil lumayan laju
"Peraturan dorm".
"Seriously Zee?!, aku kira apa tadi".
Alice hanya diam, tangannya sudah keringat dingin. Ia masih belum terlalu akrab dengan Jeno takutnya lelaki itu makin tidak mau akrab dengannya. Alice sih bodo amat tapi yah mau gimana lagi, demi kedamaian bersama lebih baik ia harus berbaur dengan mereka.
"Thanks John. Aku duluan, kau hati-hati!". Alice melepas seatbelt dan membuka pintu mobil kemudian berlari menuju unitnya. Melihat itu, John hanya menggelengkan kepalanya lalu segera menjalankan mobilnya kembali ke apartemen Mr. Lee.
Alice kemudian menempelkan kartunya di gagang pintu saat telah sampai di unit Dream. Ia hampir saja terjungkal saat melihat Jeno yang sudah bersidekap dengan wajah datarnya. Alice terduduk sambil memegangi dadanya yang berdetak cepat karena terkejut dan berlari.
"Eh noona kenapa?". Jisung datang menghampiri Alice sedangkan Jeno langsung berlalu masuk kedalam.
"Noona gwaenchanayo?"
Alice kemudian berdiri dan melepas sepatunya.
"Ne Jisung-ssi. Gwaenchanayo".
Mereka berdua kemudian masuk kedalam.
"Alice-ya sudah pulang?". Tanya Renjun.
Alice mengangguk.
"Kau kenapa berkeringat?".
Alice melirik Jeno yang sedang memainkan hpnya tidak peduli
Itu karena orang itu!.
"Tidak ada, aku akan masuk ke kamar dulu".
Renjun mengangguk. Sesampainya di kamar Alice langsung menghempaskan tubuhnya di kasur.
"Hah gara-gara Jeno aku jadi harus berkeringat begini". Gumannya
Alice kemudian bangkit dan memutuskan untuk mandi, walaupun udara sedang dingin.
Semenjak hari itu Alice tidak pernah pulang lebih dari jam 11 karena malas berurusan dengan Jeno.
Sorry for the typo
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ZEE : The Twin's ✔
FanfictionMission in Seoul "We're twins" "N-ne?" A Fanfiction Dont bring it to reality