20. I'll Go

994 100 3
                                    

Pagi-pagi Alice sudah pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan beberapa stok sereal, roti serta mi instan.

Lusa sudah memasuki bulan Ramadhan. Maka dari itu ia menyiapkan semuanya agar member yang lain hanya perlu memasak sarapan mereka sendiri.

Malam harinya pukul 9 setelah jadwal selesai, semua anggota Dream makan-makan di dorm.

Semuanya sudah berkumpul di meja makan lalu mengangkat kaleng coca colanya dan berseru.

"YO DREAM!".

"JJEOREO JUJA FIGHTING!!!".

Alice sedikit tersentak kaget mendengar seruan mereka yang sangat keras. Sedangkan mereka hanya tertawa kemudian meminum coca-cola yang mereka pegang masing-masing.

Setelah meminum cola mereka memakan semua hidangan yang ada di meja makan.

"Mmh~ masitne".

"Jinjja masisseo".

Alice yang melihat mereka semua makan dengan lahap hanya bisa tersenyum. Dirinya bahkan belum menyentuh apapun, tapi entah kenapa hanya melihat mereka makan saja ia sudah merasa kenyang.

"Anmeogeo?". Haechan bertanya kepadanya membuat member yang lain melihat kearahnya.

"Kalian makan dengan lahap, aku jadi merasa kenyang".

"Aihh, apa-apaan itu. Cepat makan ini!". Haechan memberikan sepotong gimbab ke piringnya.

Alice hanya tersenyum kecil. "Gomawo Haechan-ah".

Mereka kemudian lanjut makan dan sesekali mengobrol.

Setelah makanan utama, mereka lanjut ke makanan penutup yaitu Es krim.

Alice rasa, ini saatnya ia memberi tahu member bahwa mulai lusa ia akan berpuasa dan Senin depannya lagi setelah promosi Glicth Mode ia akan pergi dari perusahaan.

"Ekhem". Alice berdehem membuat semua atensi mengarah kepadanya.

"Guys, i have something to tell you".

"Mwonde?". Tanya Renjun.

"Lusa aku akan mulai berpuasa. Jadi lusa dan seterusnya aku tidak akan membuat sarapan".

"Puasa?". Tanya Chenle

"Eum, puasa itu menahan makan, minum serta nafsu selama sebulan dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari".

"Kau ingin diet?! No! Andawe!". Sahut Renjun

"Bukan diet, tapi karena lusa sudah mulai memasuki bulan Ramadhan, maka seluruh umat Islam wajib melaksanakan puasa. Tujuan utama puasa adalah meningkatkan ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Puasa juga dijelaskan di dalam Al-Qur'an, surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya 'Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Jadi ayat tersebut sudah menjelaskan alasan mengapa kita harus berpuasa".

"Jadi semua umat Islam wajib puasa, noona?".

"Tidak semua. Wanita hamil dan menyusui tidak berpuasa, perempuan yang sedang haid, orang yang sedang sakit, orang yang sedang melakukan perjalanan jauh dan juga anak-anak yang belum kuat berpuasa boleh tidak berpuasa. Tapi kalau anak-anak yang belum kuat berpuasa biasanya mereka berpuasa setengah hari. Jadi saat pukul 12 siang mereka boleh makan lalu berpuasa lagi hingga terbenamnya matahari".

"Wah daebak"

Mereka semua mengangguk-angguk mengerti.

"Oh iya, aku juga mau bilang Senin depannya lagi aku udah nggak kerja lagi jadi Manajer".

"NEE?!".

Alice mengusap telinganya yang tertutup jilbab. "Kontrakku kan sudah habis".

"Seolma~".

"Noona, tidak bisa tinggal disini saja?. Noona tidak perlu bekerja biar kami saja yang mencari uang untuk noona". Ucap Jisung

"Gomawoyo Jisungie, tapi noona ada urusan lain yang harus diselesaikan".

"Alice-ya kau benar-benar akan pergi?". Renjun memegang tangannya sambil menatapnya menggunakan puppy eyes.

"Mianhae Renjun-ah".

Haechan yang melihat Renjun memegang tangan Alice langsung curiga. Kenapa gadis itu tidak menghindar. Bukannnya perempuan muslim tidak boleh sembarangan di pegang?.

"Kalian...". Tunjuk Haechan menggunakan sendok Es krimnya. "Renjun-ah lepaskan tanganmu dari Alice!"

Renjun menatap Haechan. "Neol ara? Aku dan Alice sudah menikah".

"MWO?!". Ucap Haechan dan Chenle.

"MWOYA?!". Sahut Jeno

"M-mworago?". Tanya Mark yang gagal paham.

Jisung biasa-biasa aja karena ia sudah tau kalau Renjun sedang bercanda. Sedangkan Jaemin santai-santai saja karena ia sudah tau segalanya.

"Pppffttt! HAHAHAHA!". Renjun tertawa keras sedangkan Alice tertawa kecil.

"Mwo? Mwo? Kenapa kalian berdua tertawa?!". Ucap Haechan kesal

"Maja! Kenapa tertawa?!". Sahut Chenle

"Reaksi kalian lucu sekali!". Renjun mengusap setitik airmata diujung matanya.

Renjun bangun dari kursinya kemudian memeluk Alice. "Bwabwa, kalian nggak bisa memeluk Alice seperti ini kan?".

"Renjun-ah berhenti bermain-main. Jelaskan apa maksudnya?". Ucap Jeno mulai kesal juga.

"Renjun-ah, berhenti menggoda mereka. Jelaskan saja pada mereka". Ucap Alice menepuk pelan punggung Renjun.

"Yakin?". Mereka berdua lalu bertatapan.

"Kau yang mulai duluan kan?".

"Hehe".

"Cukup jelaskan hubungan kita aja". Tambah Alice. Lagian sepertinya tidak apa-apa jika memberitahu anggota Dreamies tentang hubungan mereka agar mereka tidak salah paham.

"Alright"

"Hubungan apa? Kalian berdua terlihat mencurigakan!". Ucap Chenle sedikit emosi.

Renjun kemudian duduk kembali ke kursinya. "Jadi guys, aku sama Alice itu saudara kembar. Itulah mengapa wajah kita lumayan mirip. Eh, tapi mirip Jeno juga sih. Tapi pokoknya kita berdua itu kembar".

"Renjun-ah, jangan mulai lagi". Ucap Haechan

"Geojitmal".

"Kalian nggak percaya?! Wah jinjja!".

"Noona benarkah apa yang dikatakan Renjun hyung?". Tanya Chenle

Alice mengangguk. "Eum".

"MAJAYO?!". Mereka semua berteriak kecuali Jaemin

Haechan tiba-tiba berpura-pura jatuh pingsan. "Terlalu banyak kejutan hari ini. Aku tidak kuat". Ucapnya sambil memegang jantungnya.

"Alay". Sahut Jaemin, kembali memasukkan sendok es krim ke dalam mulutnya.

"Jaemin-ah kau tidak terkejut?". Tanya Jeno.

"Biasa aja tuh, aku kan udah tau duluan".

"Mwo?!".

"Iya dia udah tau duluan karena masuk ke kamar Alice". Sahut Renjun.
Ia sudah tau karena Alice menceritakannya.

"Kalian bertiga berhutang cerita pada kami!". Sahut Haechan

"Majayo!". Sahut yang lainnya









Thank for reading this story
Sorry for the typo

[1] ZEE : The Twin's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang