Jaemin memasuki kamarnya yang sekarang di tempati oleh Alice, ia disini karena ingin mengambil hoodie kucingnya. Semalam gadis itu bilang bahwa hoodienya ada di lemari baju.
Saat membuka pintu ia melihat kamarnya tampak rapi, karena biasanya kamarnya tidak serapi itu ia kemudian membuka lemari dan mencari hoodienya
Yeogita.
Jaemin mengambil hoodienya kemudia melangkah keluar, namun sesuatu yang menarik matanya membuat ia berhenti dan melihat sebuah kertas yang terselip di laci.
Ia membuka lacinya dan mendapati sebuah dokumen lumayan tebal disana. Karena penasaran ia mengambil dokumen tersebut dan membuka halaman-halaman berikutnya.
"Hm?. Untuk apa Alice menyimpan data seperti ini". Jaemin tetap melanjuti membuka halaman berikutnya. Kemudian ia menyadari sesuatu.
"Jakkamanyo. Sepertinya aku pernah lihat orang ini. Tapi dimana ya?". Jaemin kembali berfikir hingga ia kembali teringat.
"Ah matda!, aku pernah orang ini di TV".
Jaemin kemudian membuka ponselnya dan mengetik nama Kagemihara Aori di kolom pencarian dan ia langsung ditampilkan artikel dengan daftar nama orang hilang. Jaemin menekan salah satu situs dan mulai membacanya.
Ia kemudian terkejut saat melihat Daftar nama serta gambar orang yang hilang di situs dan di di dokumen milik Alice sama. Bedanya domuken milik Alice lebih detail profilnya.
"Wow very interesting".
Jaemin segera merapikan kertas-kertas itu kembali dan ia letak ketempat semula. Setelah itu ia keluar kamar dengan berbagai macam pertanyaan didalam kepalanya.
Siapa kau sebenarnya Alice-ya.
Semenjak hari itu Jaemin selalu mengawasi gerak-gerik Alice. Namun sejauh ini tidak ada yang mencurigakan kecuali ia selalu pergi entah kemana sepulang kerja jika belum jam 11 malam.
Saat diruang latihan tiba-tiba ide terlintas di kepalanya. Ia pun menghampiri Alice yang sedang mengobrol dengan Chenle. Perempuan itu menemani si lumba-lumba yang cedera kakinya.
"Alice-ya boleh pinjam hpmu sebentar?".
Alice tanpa curiga menyerahkan ponselnya kepada Jaemin dan lanjut mengobrol dengan Chenle tentang Stephen Curry.
Jaemin kemudian membuka-buka apa saja yang ada di ponsel Alice. Pertama di kotak pesan namun tidak ada tanda-tanda mencurigakan.
Jaemin saja yang tidak tahu kalau pesan yang di kirim John atau anggota organisasi yang lain akan otomatis terhapus jika sudah dibaca oleh si penerima.
Jaemin kemudian berpikir sebentar. Lalu entah bagaimana tangannya memencet aplikasi e-mail. Disana ia menjumpai apa yang dicarinya. Ada berbagai pesan dan juga catatan yang sangat menarik. Entah kenapa ia merasa exited saat melihat pesan-pesan itu, walaupun ia tidak terlalu mengerti bahasa inggris namun melihat judul dari e-mail tersebut saja sudah bisa menjelaskan apa isi pesan tersebut.
Kemudian matanya tak sengaja melihat satu kotak pesan yang menarik dengan judul Your twin brother. Tanpa ragu Jaemin pun mengkliknya. Dan ia terkejut saat mendapati foto Renjun dan indentitas sang roommate nya. Lelaki itu membaca indentitas Renjun yang sangat detail tersebut.
Daebak.
Semuanya benar-benar sangat detail apalagi nama kedua orangtua Renjun, yang bahkan hanya member Dream yang tau dan perusajaan mungkin. Ia kemudian melihat catatan kecil di akhir kalimat.
P.s : Itu yang Dad dapatkan. Jika tidak percaya kau bisa melakukan tes DNA dengannya.
Dad? Ayah Alice? Apa artinya ini?
Ditengah keterbingungannya, sang pelatih menyuruh mereka berkumpul. Mau tak mau Jaemin langsung mengclose semua tab menu dan mengembalikannya pada Alice. Tidak lupa ia tersenyum palsu. Lama-kelamaan ia semakin tertarik dengan identitas Alice yang sebenarnya
Apakah ia seorang sasaeng? Atau seorang hacker?. Bagaimana bisa ia mendapati informasi sedetail itu. Jaemin benar-benar tidak habis fikir.
Sepulang dari perusahaan Jaemin langsung berbaring di kasur. Ia masih memikirkan semua tentang Alice. Tak lama kemudian Renjun masuk dan menghampiri lemarinya.
"Renjun-ah kesini sebentar".
"Hm? Wae?"
Jaemin kemudian menepuk kasur disampingnya. Setelah Renjun duduk, lelaki itu menangkup kedua pipi Renjun kemudian membawanya kekiri dan kekanan meneliti wajah Renjun.
"Mwoya?"
Jaemin kemudian memperhatikan Renjun lekat-lekat.
"Jaemin-ah mwohae?". Renjun melepaskan kedua tangan Jaemin di pipinya.
"Kalau dilihat-lihat mata dan hidungmu mirip Alice". Ucapnya akhirnya.
"Benarkah?".
Jaemin mengangguk. "Tapi kenapa fitur yang lainnya mirip Jeno?".
"Iya kan? Aku juga berpikir begitu".
"Renjun-ah, misalnya kau dan Alice itu kembar gimana?"
"Museun soriya? Ya tidak mungkinlah kami kembar. Kami aja berasal dari negara yang berbeda, dan dilihat dari segi mana pun kami benar-benar berbeda hanya wajah kami saja yang mirip". Ucap Renjun setelah itu masuk kedalam kamar mandi sambil menggelengkan kepala. Merasa aneh dengan pemikiran Jaemin.
Renjun aja berpikir seperti itu, nggak mungkin kan kalau mereka kembar?.
Jaemin mengusap wajahnya kasar.
Tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
"Ah molla". Desahnya frustasi sambil membaringkan tubuhnya dikasur.
Thanks for reading this story
Sorry for the typo
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ZEE : The Twin's ✔
FanfictionMission in Seoul "We're twins" "N-ne?" A Fanfiction Dont bring it to reality