29

202 19 19
                                    

Keesokannya, Sohyun sudah dipindahkan ke ruang inap biasa. Ditemani Yoona dan Min Seok, sedangkan Sehun mempunyai urusan dengan masalah ayahnya.

"Ma.. Om Sehun kemana?", tanya Sohyun.

"Sehun lagi ngurusin masalah ayahnya, nanti juga ke sini."

"Aku kasian sama Om Sehun, ma. Bebannya berat banget, ditinggal orang tersayangnya lalu dibuang juga sama orang terdekatnya."

Yoona menghela nafasnya "Kita sama-sama support Sehun, cuma ada kita. Apalagi kamu itu.", ucap Yoona.

"Aku kenapa?", ucap Sohyun polos.

Yoona tersenyum lalu melanjutkan obrolannya lagi "Kemarin, Sehun sempat salah kamar, gara-gara terlalu cemas sama kamu."

"Hah? Seperti bukan Om Sehun yang selalu benar.", ucap Sohyun tertawa.

"Tapi setelah ibundanya sakit lalu meninggal, Om Sehun tidak seperti biasanya, terlihat linglung dan tertekan.", lanjut Sohyun.

"Benar, seorang laki-laki jika kehilangan sosok yang paling berharga dalam hidupnya, kehidupan selanjutnya pasti akan berbeda, jadi mereka akan mencari lagi sosok yang hampir atau bisa dikatakan sebagai pengganti sosok paling berhaga dalam hidupnya lalu.", ucap Min Seok.

"Berarti Papa waktu pisah sama Mama, ada niatan dong buat nyari pengganti Mama.", gurau Sohyun.

"Jangan buat kami perperang, nak.", ucap Min Seok sembari mengelus rambut Sohyun.

"Ma.. Pa.. Ntar kalo aku dah boleh keluar, aku mau ke perpus Om Sehun, udah lama banget gak ke sana."

Yoona dan Min Seok saling memandang, perpustakaan Sehun sudah terjual, untuk membantu melunasi utang Pak Im.

Yoona dan Min Seok izin untuk kembali ke rumah, mengambil pakaian baru untuk Sohyun.

Sohyun yang sendirian di kamar inap, merasa merinding. Bagaimana tidak, ini rumah sakit.

"Bulu kuduk gue merinding anjir, mana sepi lagi.", ucap Sohyun.

Tok
Tok
Tok

Ada suara ketokan pintu, menambah suasana horor untuk Sohyun.

"Siapa lagi yang ketok.", gumam Sohyun sembari menutup wajahnya dengan guling.

Pintu terbuka bersamaan jeritan Sohyun.
"AAAAAAA"

"Pliss gue orang baik kok, jangan ganggu gue.", ucap Sohyun dengan menutup matanya.

"Saya Sehun bukan Setan.",

Rupanya Sehun yang datang.

"Om Sehun ngapain si ngagetin, jangan ketok-ketok aja, salam juga kek.", ucap Sohyun.

"Assalamualaikum.", ucap Sehun.

"Telat."

"Tidak menjawab salam itu dosa."

"Assalamualaikum.", ulang Sehun.

"Waalaikumsalam.", sahut Sohyun kesal.

Sehun duduk dan membawakan jus anggur, minuman favorit Sohyun.

"Diminum, kamu suka, kan?", ucap Sehun sembari memberi jus anggur.

"Suka apa? Om Sehun atau jus anggur nya?"

"Jus anggurnya."

"Iya suka."

"Kalau saya nya?"

Sohyun menatap Sehun serius "Mau disukain banget, ya?", ucap Sohyun.

My Daddy Is Mine!▶OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang