PROLOG

706 170 631
                                    

Hai aku kembali 👋🥰

Alhamdulillah bisa nulis cerita baru aku harap kalian akan suka sama cerita ini.

Seluruh isi cerita ini merupakan hasil pemikiran aku sendiri jadi jangan ada yang berani plagiat😑🔪

Jangan bawa lapak lain di cerita ini

Maaf kalau masih banyak kurangnya ya:')

Sebelum baca jangan lupa untuk vote and komen:)

Sayang kalian selalu 💗🥰


Karena sejak kali pertama, aku sudah jatuh cinta.

~Shena Arunika Almaira~

Irisnya memancarkan frasa kehangatan yang akan membuat siapapun tertarik pada pikatnya. Dan aku membencinya.

~Jevandra Lintang Utara~

_______________________________

_______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, Si Gajah kalah deh. Dan Semut pun akhirnya bisa hidup bahagia tanpa gangguan dari para gajah yeee ...!" Ia pun menutup buku dongeng yang sedari tadi ia bacakan untuk adiknya.


Shena tersenyum senang di dalam pangkuan abangnya yang dua tahun lebih tua darinya.

Kedua kakak beradik itu tampak tenang duduk di atas rerumputan hijau di halaman rumah mereka. Sementara beberapa meter dari sana, mamanya tampak asyik menyirami koleksi bunga-bunganya yang beraneka warna.

Alvaro mengeluarkan kue yang ada di dalam saku celananya. Melihat itu mata Shena langsung berbinar. Alvaro tertawa, mencium gemas pipi tembam adiknya yang tampak tenang di pangkuannya sambil memeluk sebuah boneka beruang kecil.

Namun, belum sempat kue itu sampai di mulut Shena, mamanya sudah bersuara.

"Abang ... ingat ya, adiknya baru sembuh jangan dikasih yang manis-manis."

Kedua anak itu pun langsung menoleh ke arah mamanya. Aneh memang, padahal mamanya sama sekali tidak melihat ke arah mereka. Tapi kenapa mamanya bisa tahu? Apa mungkin mamanya punya mata batin?

Alvaro kembali menatap adiknya. Mata indah itu kini memancarkan kesedihan saat mendengar larangan mamanya. Shena memang baru sembuh setelah dua hari demam tinggi dan batuk-batuk. Itu sebabnya gadis kecil itu tidak diperbolehkan terlalu banyak mengkonsumsi yang manis-manis saat ini.

"Sedikit aja kok, Ma." Clarissa berbalik menatap putra sulungnya yang kini menatapnya memohon.

Ia pun menghela nafas pelan. "Jangan banyak-banyak, ya." Alvaro mengangguk seraya tersenyum dan kembali menyuapi adiknya.

Jevan dan Shena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang