35. Shena Menghilang

14 2 0
                                    

Susah banget ya buat ngumpulin mood nulis:(

Jangan lupa untuk follow akun ini dan:
Instagram: selyseptiaarisi /  lyly_aristy
TikTok: ly.jianjian


Bunga tidak dapat mekar tanpa air. Jika hanya aku yang berusaha maka hanya akan mengundang air mata yang mengalir.

-Shena Arunika Almaira-
______________________________________

Shena terdiam menatap sosok Jevan yang tampak sibuk entah memikirkan apa di seberang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shena terdiam menatap sosok Jevan yang tampak sibuk entah memikirkan apa di seberang sana.

Aku mencintaimu
Seperti hujan yang mencintai bumi meski ia harus terus jatuh
Raga yang tak mampu untuk aku rengkuh
Jemari yang ingin aku genggam dahulu
Kini tak lagi kujadikan tempat bertumpu
Kamu terlalu abu-abu
Seperti kupu-kupu yang terbang tanpa tahu arah yang ingin dituju
Menyiksaku dengan segala ragu
Dan pada akhirnya, memang hanya aku yang memperjuangkanmu

Shena kembali masuk ke dalam untuk mengemasi barang-barangnya. Jevan baru menyadari kehadiran gadis itu setelah Shena berbalik. Menatap punggung Shena yang sudah semakin menjauh.

Senja itu, membawa diam sebagai pengisi di antara keduanya. Jevan ingin kembali menggenggam jemari lentik itu. Tapi ia urungkan, karena Shena kali ini terjaga dalam perjalanan. Matanya terus menyapu pemandangan dari luar kaca bus. Mereka berhasil menang. Tapi bukan harsa yang mengantar Shena pulang. Justru kehampaan, Shena seperti gelas kosong di tengah ruang. Sendirian, tanpa emosi yang menghiasi hati. Senin, tugasnya menjadi ketua OSIS akan berakhir.

Langkah kaki yang semakin mendekat sama sekali tidak mengusik Nanta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki yang semakin mendekat sama sekali tidak mengusik Nanta. Gadis itu tetap duduk di atas kasur sembari memeluk lututnya. Matanya menatap kosong ke depan. Alvaro duduk di pinggir kasur. Pagi Minggu yang cerah ini justru harus dimulai dengan tubuh yang penuh lebam dan nyeri. Karena terlalu lelah tadi malam, ia sampai lupa mengobati luka Nanta. Padahal lukanya sendiri lebih parah.

Nanta menoleh saat Alvaro hendak mengompres memar di ujung bibirnya. "Gue bisa sendiri." Tangannya berusaha mengambil kompressan yang ada di tangan Alvaro tapi laki-laki itu langsung menjauhkannya.

Jevan dan Shena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang