25. Trauma Masa Lalu

111 33 148
                                    

Lanjut 🥰

Jika saja bisa memilih, aku lebih memilih lupa untuk selamanya.

~Shena Arunika Almaira~

______________________________________

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana makan malam yang tenang. Tapi entah mengapa Clarissa merasa ada yang berbeda dengan putrinya. "Shena," panggilnya lembut. Shena yang sedari tadi melamun pun menoleh.


"Kamu kenapa? Ada masalah di sekolah?" tanya Clarissa. Alvaro yang tadi fokus dengan makanannya jadi ikut menoleh.

"Gak papa, Ma." Shena lalu menyuap makanannya.

"Kalau ada apa-apa cerita. Jangan dipendam begitu gak baik," ujar mamanya lagi.

"Zein gangguin kamu lagi ya? Atau ada yang lain?" Alvaro menatap serius adiknya. Alvaro tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu adiknya. Jika ada yang berani akan dia patahkan tangannya.

Shena kembali menggeleng. Suasana tenang kembali. Tapi tidak dengan hati Clarissa. Sebagai seorang Ibu dia tahu saat ini putrinya sedang tidak baik-baik saja. Tapi meskipun dipaksa, Shena tetap tidak akan mau cerita.

Alvaro tidak suka melihat Shena yang terus diam. "Dek ambilin ayamnya dong," ucapnya manja kepada Shena.

Setelah mengambilkan ayam. Alvaro kembali menyuruh Shena menambahkan nasi ke dalam piringnya. Padahal dia bisa mengambil sendiri. Clarissa hanya tersenyum melihat itu. Dia sudah tahu, Alvaro memang selalu begitu jika adiknya tiba-tiba diam. Dia berusaha bersikap manja agar diperhatikan oleh Shena.

Shena kembali duduk di bangkunya. Seketika ada yang ingin dia tanyakan. "Ma, Shena boleh tanya sesuatu?" Ia menoleh ke arah mamanya.

"Iya Sayang ada apa?"

"Mama ngelahirin Shena di rumah sakit mana?"

Mendengar itu Clarissa terdiam sebentar, merasa bingung kenapa tiba-tiba Shena menanyakan ini. Sementara Alvaro hanya menjadi pendengar di antara mereka.

"Ada apa memangnya?"

"Shena cuma pengen tahu." Ia menunduk menatap makanannya.

"Mama melahirkan di RSIA Bunda. Waktu melahirkan abangmu juga di sana," tutur mamanya.

"Terus dokternya siapa?" tanya Shena lagi.

"Dokter Anggun."

Baiklah. Dia akan pergi ke rumah sakit itu. Mencari tahu sendiri siapa orang tua kandungnya. Ia beralih menatap abangnya. Sementara yang ditatap hanya tersenyum manis sembari mengunyah makanan.

Jevan dan Shena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang