01. Surat Panggilan

402 140 592
                                    

Hai para pembaca setia aku kembali☺️💞

Maaf ya up lama soalnya kemarin aku kembali nugas jadi barista di salah satu pameran.

Jadi gak sempat buat nulis:')

Aku harap kalian tetap setia sama lapak ini

Sebelum baca jangan lupa untuk vote and komen ya:)

Dipersilahkan menandai typo:v




Dia itu seperti mawar hitam di tepi jurang. Langka, namun berharga.

~Shena Arunika Almaira~

_______________________________

"SEKARANG ANGKAT KAKI KANAN DAN PEGANG KEDUA KUPING KALIAN!" ucap gadis dengan balutan jas OSIS yang melekat di tubuh rampingnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SEKARANG ANGKAT KAKI KANAN DAN PEGANG KEDUA KUPING KALIAN!" ucap gadis dengan balutan jas OSIS yang melekat di tubuh rampingnya itu.

Suaranya terdengar lantang di halaman sekolah membuat kesepuluh siswa laki-laki yang ada di hadapannya hanya bisa menurut dengan apa yang ia ucapkan.

Ia menjauhkan pengeras suara itu dari mulutnya. Paras yang baby face sama sekali tak mengurangi aura tegas dan berwibawa yang terpancar dari dirinya.

"Shen, emangnya hukuman gue gak bisa dikurangin apa? Kita kan temen." Vebrian memasang wajah memelas.

Shena, gadis kecil yang imut itu kini telah tumbuh menjadi darah cantik yang terkenal akan ketegasannya. Sikap ramah dan senang menolongnya akan hilang jika sudah bersangkutan dengan urusan OSIS. Shena menjalankan tanggung jawabnya tanpa pandang bulu. Bahkan, jika itu sahabatnya sendiri.

Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada, menghampiri pria yang tadi berbicara padanya. "Jangan mentang-mentang lo pacar dari sahabat gue, gue bakal ngelepasin lo." Matanya menatap datar Vebrian.

"Gue anak kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah ini kalau lo lupa."

"Kepala sekolah lebih sayang gue dari pada anaknya kalau lo lupa," timpal Shena membuat Vebrian langsung bungkam.

Ia hanya bisa tersenyum pahit mendengar kenyataan yang keluar dari mulut Shena. Benar memang, menjadi siswi yang berprestasi tentu Shena merupakan aset kesayangan sekolah. Jika tahu ini merupakan kesalahannya tentu saja ayahnya akan membela Shena.

"Shen, lo cantik deh baik hati pula." Kini Vebrian malah memasang senyum manis berharap Shena akan luluh.

"Mau gue laporin Mona?" tanya Shena masih dengan ekspresi yang sama.

Jevan dan Shena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang