04 : LUCIFER BERULAH

1.6K 166 56
                                    

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU <3

SELAMAT MEMBACA!!

***

"KALREVAS, TITA PAKE TAS PINK BARU!!"

"Kerasukan reog mana ni?" gumam Kalrevas menatap Tita yang berlari kearahnya. "Lihat jalan, Ta. Lo bisa nyeruduk gue."

"Ih Kalrevas, coba lihat tas baru Tita," ujar Tita membalikkan badannya untuk pamer pada Kalrevas.

"Mami ajak lo jalan tanpa izin dari gue, gak berkah," desis Kalrevas bersedekap dada berniat merajuk.

"Kok gitu?" tanya Tita tak paham.

"Ck, susah mau ngambek sama lo. Ujung-ujungnya malah lo yang ngambek, ayo berangkat."

Tita tak paham dengan ucapan Kalrevas namun ia tetap naik ke atas motor dengan senyum cerahnya. Mereka segera berangkat ke sekolah karena hari ini akan upacara bendera, Tita takut terlambat. Ketika sampai, mereka langsung masuk dan menuju kelas.

"Selamat pagi, Jean, Azzura!"

"Pagi, Tita."

"Pagi."

"Ayo siap-siap, bentar lagi bel," ujar Jeanessa menguarkan topinya.

Tita terdiam tiba-tiba. "Jean," lirih Tita. "Tita lupa bawa topi."

"Ya ampun, jadi lo bawa apaan?" tanya Jeanessa. "Gue gak punya topi dua."

"Ada yang punya topi dua?" tanya Azzura pada teman kelasnya.

Tita berharap ada, namun ternyata tidak ada. Kepanikan semakin menghantui Tita, ia takut di hukum, apalagi bertemu dengan bu Ilmi, Tita sangat takut.

"Gimana dong?" tanya Jeanessa ikut panik apalagi saat bel berbunyi.

"Kita cari di luar," ujar Azzura berjalan keluar di ikuti Jeanessa yang menarik Tita.

Mereka mencoba bertanya pada teman-teman dari kelas lain tapi tidak ada, karena semua murid sudah berlari ke lapangan, mau tidak mau Tita ikut berkumpul di lapangan karena Jeanessa menariknya.

"Nanti kalau emang ketahuan, biar gue yang maju, lo pake topi gue," ujar Jeanessa belum memasang topinya dan berbaris di samping Tita.

"Jean pake aja, Tita gak apa-apa," ujar Tita tak enak hati.

"YANG TIDAK LENGKAP SILAHKAN MEMISAHKAN DIRI!!"

Degup jantung Tita seakan berlipat, ia menunduk dan meremas jari-jarinya. Bahu Tita melemas dan memilih untuk menyerahkan diri saja.

Namun saat Tita hendak mundur, sebuah topi terpasang di kepalanya. Tita terkejut dan mendongak, ia mendapati Kalrevas tengah merapikan topi di kepalanya.

"Jangan cemberut," ujar Kalrevas menunduk dan menyamakan tingginya.

"Kalrevas," cicit Tita terharu.

"Upacara yang bener, jangan sampai pingsan," ujar Kalrevas menarik turun topi di kepala Tita hingga menutup mata Tita.

"Kenapa dia sweet banget kalau sama lo, Ta?" tanya Jeanessa kagum karena jika bersamanya, Kalrevas akan sangat menyebalkan.

Tita memandangi Kalrevas yang berjalan pongah menuju barisan lain di sisi kanan, Tita tersenyum tipis dan mengucapkan terimakasih berkali-kali.

Kalrevas tersenyum, ia berdiri di barisan paling belakang namun masih bisa di lihat Tita karena tingginya yang membuat Kalrevas unggul.

KALREVAS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang