BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU <3
JANGAN LUPA KOMEN JUGA :v
SELAMAT MEMBACA!!
***
Kalrevas berada di kantor polisi, ia di tahan sementara menunggu orang tuanya datang.
Malam itu polisi datang untuk melakukan razia para pelajar dan juga mengejar buronan yang kabur.
Sialnya Kalrevas kedapatan sedang bersama wanita di sebuah kamar dan dalam kondisi yang memang tidak bisa menguntungkannya.
Tapi Kalrevas tetap bersyukur karena polisi datang dan mengeluarkan ia dari sana, meski ia mendapat tuduhan melakukan kerusuhan di diskotik bersama teman-temannya. Kalrevas akan bertanggung jawab untuk urusan dengan pemilik tempat itu.
"Apa motif kamu menyerang orang-orang itu?"
"Mereka musuh saya, pak. Mereka udah buat sahabat saya kecelakaan."
"Apa kamu yakin? Kamu bahkan membawa pasukan untuk menyerang orang di tempat itu, merusak, juga menimbulkan kekacauan. Walaupun itu diskotik, tapi tempat itu memiliki izin."
"Ini salah saya, ini masalah saya dan musuh saya. Teman-teman saya cuma bantu saya aja, pak."
"Sama saja mereka terlibat."
"Saya punya bukti kalau orang-orang itu memang bersalah, karena sekarang saya disini, bapak bisa tahan saya dan berhenti cari teman-teman saya."
Terpaksa Kalrevas harus menginap di sel tahanan karena hari memang sudah sangat larut dan orang tuanya tak menjawab telpon saat di hubungi dan baru datang saat pagi.
Tanpa Kalrevas ketahui jika ada Keenan yang sudah datang untuk menjemputnya. Karena tidak ingin berlama-lama, Keenan segera mengurus semua di kantor polisi dan membawa Kalrevas pulang.
"Maaf, Pi. Kalrevas buat papi susah lagi."
Keenan menghela napas pendek dan mengangguk saja. Saat sampai di rumah, Kalrevas masuk sendirian karena Keenan sudah masuk terlebih dahulu. Tepat di depan pintu ia melihat Nattaya tersenyum padanya.
"Kamu baik-baik aja? Ada yang sakit?" tanya Nattaya mengelus rambut Kalrevas.
Kalrevas menatap Nattaya dengan pandangan sendu, ia merasa bersalah karena selalu membuat ulah. Matanya berkaca-kaca dan merasakan kesedihan yang teramat.
"Maaf, Mi," cicit Kalrevas.
"Gak apa-apa," ujar Nattaya mengelus sudut bibir Kalrevas yang terluka.
"Zeyn buat Svarga kecelakaan, Kalrevas cuma mau balas dia," ujar Kalrevas menunduk.
"Mami tau," balas Nattaya tersenyum manis. "Gak apa-apa, Mami bangga karena kamu berusaha keras melindungi sahabat kamu."
"Kalrevas buat Papi kecewa lagi."
"Papi gak kecewa," ujar Nattaya menghapus air mata Kalrevas. "Masa nangis? Mana Kalrevas yang galak dan berisik? Kok jadi cengeng?"
Bukannya berhenti, Kalrevas malah terisak kencang. "Maaf."
Nattaya memeluk Kalrevas dengan erat. "Mami selalu maafin Kalrevas."
Tanpa keduanya sadari ada Kalvares yang berdiri tak jauh dari mereka, remaja itu hanya diam dan memandangi bagaimana hangatnya Nattaya memperlakukan Kalrevas.
Ada rasa iri yang Kalvares rasakan, meski ia tahu jika Nattaya juga menyayanginya, namun ia tetap merasa jika Kalrevas lebih di utamakan.
Kalvares harus jauh dari orang tuanya, ia jauh dari Nattaya dan membuatnya tak terlalu dekat pada ibunya sendiri. Ia harus menerima kenyataan bahwa Kalrevas memiliki sahabat dan kekasih yang selalu ada untuk Kalrevas, itu yang membuat Kalvares merasa iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALREVAS [HIATUS]
Teen FictionKalrevas Zeus Angkara, si tampan yang memiliki julukan galak, kejam dan berbahaya. Namun semua itu tidak berlaku pada Titania Al Husein, si imut yang selalu menjadi ratu di hati Kalrevas. Kalau kata Guntur, Kalrevas itu suka seenaknya. Termasuk saa...