BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU <3
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR JUGA :v
SELAMAT MEMBACA!!
***
"Tita."
"Eunghh.., pusing, bu."
"Maaf."
Mendengar suara itu, Tita segera membuka matanya, ia melihat Kalrevas berjongkok di depan kasur dan mengelus rambutnya dengan lembut.
"Maaf, Ta," lirih Kalrevas.
"Kalrevas, hikss."
Kalrevas langsung duduk di kasur dan menarik Tita ke dalam pelukannya, mengangkat Tita agar duduk di pangkuannya lalu mengelus rambut Tita dan mengecupnya beberapa kali.
"Kita ke rumah sakit, ya," bujuk Kalrevas.
"Gak mau, hikss. Nanti Tita di suntik dokter," tolak Tita menggosokkan wajahnya di dada Kalrevas.
"Gak akan di suntik, Ta. Kalau gak berobat nanti gak sembuh."
"Gak mau."
"Kalau gitu minum obat, ya?"
"Gak mau, Kalrevas. Pahit."
Hanya bisa menghela napas pendek, Kalrevas sangat hapal dengan kebiasaan Tita. Gadis ini sangat tidak suka rumah sakit, ia juga tidak suka minum obat.
"Badannya panas banget, Ta," lirih Kalrevas meletakkan wajah Tita di lehernya, berharap panas Tita bisa berpindah ke tubuhnya. Kalrevas tak bisa melihat Tita seperti ini, gadisnya sangat lemah dan Kalrevas ikut sakit melihat Tita sakit.
"Kalrevas tadi gak sekolah, kata Kalrevas mau jemput Tita tapi Kalrevas bohong lagi," ucap Tita dengan mata terpejam.
"Maaf." Kalrevas menyesal, namun hal lain membuatnya semakin menyesal.
"Tita gak marah," ujar Tita. "Kalrevas pasti sibuk, Tita percaya Kalrevas."
Dada Kalrevas terasa sakit, ia menganggap ucapan Tita sebagai pisau yang mengiris hatinya dengan perlahan. Ada nada kecewa yang Tita suarakan, Kalrevas tahu itu.
"Maaf, Ta, maafin gue," lirih Kalrevas putus asa.
"Tita percaya Kalrevas," cicit Tita lemah.
"Lo bakal kecewa," ucap Kalrevas dalam hati.
***
"Lo beneran di tahan polisi?" tanya Guntur dan di jawab anggukan oleh Kalrevas.
"Maaf, Kal. Harusnya gue bantu lo keluar dari sana," ujar Guntur menyesal. "Zeyn berhasil kabur, gue telat."
"Kita cari waktu lain, yang penting sekarang kesembuhan Svarga," ujar Kalrevas menyesap rokoknya.
"Bang!"
Kalrevas dan Guntur menoleh pada Ribut, Bilal dan Aman yang baru datang. Sekarang mereka berlima tengah berada di rooftop rumah sakit, malam yang di penuhi bintang menjadi saksi keresahan para anak muda itu.
"Kabar gimana, bang? Sehat?" tanya Ribut pada Kalrevas.
"Badan sih sehat, otak yang enggak," jawab Kalrevas tersenyum miring.
"Kemarin gimana, bang?" tanya Ribut lagi.
"Singkat, padat dan bangsat."
"Maaf ya, bang, kita gak bisa bantu," ujar Bilal tak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALREVAS [HIATUS]
Teen FictionKalrevas Zeus Angkara, si tampan yang memiliki julukan galak, kejam dan berbahaya. Namun semua itu tidak berlaku pada Titania Al Husein, si imut yang selalu menjadi ratu di hati Kalrevas. Kalau kata Guntur, Kalrevas itu suka seenaknya. Termasuk saa...