BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU<3
SELAMAT MEMBACA!!
***
"Tita sedih, Bu, Kalrevas jahat," isak Tita di dalam pelukan Tiwi.
Tangan lembut Tiwi dengan setia mengelus rambut Tita, sepulang dari luar tadi Tita sudah menangis, bahkan ia belum juga mengganti pakaiannya yang basah.
"Kalrevas bilang kalau Tita cuma teman sekolahnya, Bu. Kenapa Kalrevas bilang gitu, Bu? Apa Kalrevas gak cinta Tita lagi?"
"Kalrevas mau menikah, Bu, tapi bukan sama Tita. Kalrevas bohong, Kalrevas memang pembohong, Bu."
"Tita, jangan bicara seperti itu. Nanti hati Tita semakin sakit," lirih Tiwi.
"Tapi Tita udah sakit, Bu. Kalrevas jahat, Kalrevas sakitin Tita," tutur Tita menangis tersedu-sedu.
Mendengar tangisan Tita membuat Tiwi ikut menangis, baginya Tita adalah nyawa, ia tak sanggup melihat anaknya menangis seperti ini.
"Ibu bilang jatuh cinta itu kayak taman bunga yang penuh warna, tapi kenapa disini gelap, Bu? Hitam semua," ujar Tita pelan.
"Hitam itu warna, nak. Patah hati itu seni, cinta seperti judul besar yang ada di buku pelajaran. Di dalamnya akan banyak sub judul yang membuat Tita lebih paham apa isi dari buku tersebut," jelas Tiwi. "Kalau dulu Tita putuskan untuk jatuh cinta dan menjalin hubungan, maka sekarang Tita harus siap merasakan manis dan pahitnya cinta, semua itu imbang dan gak bisa di pisah."
"Apa ibu pernah sakit hati juga?" tanya Tita menatap wajah Tiwi.
"Pernah," jawab Tiwi tersenyum dan menghapus air mata Tita. "Waktu ibu di beri tahu dokter kalau ayah sudah gak bernyawa."
Tita bungkam, air matanya kembali mengalir dengan deras.
"Bukan cuma sakit hati, tapi Ibu hancur. Tapi Ibu harus sabar dan ikhlas, karena Ibu masih punya Tita untuk bertahan," sambung Tiwi.
"Apa ibu sedih kalau lihat Tita sedih?" tanya Tita lagi.
Tiwi mengangguk lagi. "Bagi ibu, Tita itu segalanya. Cuma Tita harapan Ibu, kalau Tita sedih, Ibu juga akan sedih."
Tita menghapus air matanya dengan segera. "Ibu, Tita gak mau Ibu sedih. Kalau Kalrevas buat Tita sakit hati, Tita bakal kuat karena Tita masih punya ibu, karena ibu dunia Tita."
Tiwi tersenyum dan mengangguk. "Sayangnya ibu udah besar ternyata," gumam Tiwi memeluk Tita dengan erat.
***
Di sisi laipn ada Kalrevas yang menangis dalam keheningan, ia hanya sendirian dan menangis meratapi nasib dan prilakunya. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah Tita, betapa jahatnya ia hingga melakukan hal itu kepada Tita.
Kalrevas takut jika Zalina tahu siapa Tita maka ia akan mengadu pada kakeknya, Kalrevas tidak ingin Tita mendapatkan masalah.
"Kalrevas."
Nattaya menutup kamar Kalrevas dari dalam, ia menghampiri Kalrevas yang terduduk di lantai dan bersandar di pinggir kasur, rambutnya acak-acakan dengan wajah yang sembab.
"Sini, sayang," ujar Nattaya menarik Kalrevas kedalam pelukannya.
Tangis Kalrevas kembali pecah, namun berusaha keras ia tahan. Tangannya mengepal hingga membuat kukunya memutih. Membuat Nattaya semakin sakit melihat anaknya, ia hanya bisa mengelus lembut rambut anaknya.
"Kal, di dunia ini gak semua bisa kita dapati," bisik Nattaya. "Gak semua hal yang kita mau bisa kita punya, termasuk takdir yang kita inginkan."
"Kalrevas gak mau nikah sama Zalina," desis Kalrevas parau. "Kalrevas mau Tita."
KAMU SEDANG MEMBACA
KALREVAS [HIATUS]
Teen FictionKalrevas Zeus Angkara, si tampan yang memiliki julukan galak, kejam dan berbahaya. Namun semua itu tidak berlaku pada Titania Al Husein, si imut yang selalu menjadi ratu di hati Kalrevas. Kalau kata Guntur, Kalrevas itu suka seenaknya. Termasuk saa...