DAHULUKAN VOTE TERLEBIH DAHULU <3
SELAMAT MEMBACA!!
***
Tepat pukul delapan malam, Kalrevas mendapat kabar jika Svarga kecelakaan, tanpa basa-basi ia segera pergi ke rumah sakit. Kalrevas sampai dan bertemu beberapa anak Vegastor di sana.
"Gimana keadaannya?" tanya Kalrevas pada Guntur.
"Belum tau, kita semua juga baru sampai," jawab Guntur tak bertenaga.
Kalrevas mengepalkan tangannya, ia tengah menerka-nerka siapa dalang dari kecelakaan ini, ia memiliki firasat buruk dan meyakini bahwa kecelakaan ini di rencanakan.
"Siapa yang bawa dia?" tanya Kalrevas.
"Perawat bilang bang Svarga datang sendiri," celetuk Aman pada Kalrevas. "Motornya ada di depan, bang, kerusakannya lumayan."
"Datang sendirian?" beo Kalrevas tak percaya. Svarga bahkan tak menelponnya untuk meminta bantuan, sudah Kalrevas duga, remaja itu sangat tidak mau menyusahkan orang lain.
"Gak ada petunjuk tentang lokasi kecelakaannya? Kira-kira Svarga jatuh sendiri atau di tabrak?" tanya Kalrevas lagi.
"Kita gak tau, bang. Kita lagi sama bang Guntur tadi, waktu di telpon kata perawatnya bang Svarga udah di rumah sakit," jawab Ribut.
Kalrevas mengangguk, ia memilih untuk duduk di samping Guntur yang hanya diam dengan penuh perasaan khawatir.
Tak lama kemudian dokter keluar, Kalrevas segera berdiri dan menghampiri sang dokter.
"Gimana keadaan sahabat saya, dok?" tanya Kalrevas.
"Pasien sedang beristirahat, luka yang di alami tidak terlalu parah, namun cidera di tangannya mengakibatkan pasien harus menahan diri untuk tidak menggunakan tangan kirinya terlebih dahulu. Kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat dan melakukan pemeriksaan ulang nanti."
"Makasih, dokter."
Setelah dokter itu pergi, mereka semua menunggu Svarga di pindahkan sementara Kalrevas mengurus biaya rumah sakit.
Meski rumah sakit ini milik keluarga Svarga, namun Kalrevas tetap membayar biaya rumah sakitnya sendiri. Tanggung jawabnya sebagai pemimpin untuk para anggotanya, terlebih Svarga bukanlah orang lain baginya.
Tepat saat mereka bisa bertemu dengan Svarga, Tita datang bersama Jeanessa. Terlihat sekali bagaimana khawatirnya Jeanessa pada Svarga.
"Kenapa kesini? Ini udah malam," ujar Kalrevas pada Tita.
"Jean jemput Tita, katanya minta temani ke rumah sakit. Tita juga mau lihat Svarga," jawab Tita pelan.
Kalrevas menghela napas pelan, ia paham mengapa Jeanessa mengajak Tita agar ia mendapat izin keluar dan itu juga bisa menjadi alasan Jeanessa datang menemui Svarga tanpa memperlihatkan perasaannya.
"Ayo masuk," ajak Kalrevas menggenggam tangan Tita.
Tita berdiri di samping Kalrevas, ia memperhatikan Svarga yang terbaring tak berdaya di brangkar. Ia melirik Jeanessa yang berdiri di samping Guntur.
"Gimana perasaan lo, Ga? Lo butuh sesuatu?" tanya Jeanessa pelan.
Svarga menggeleng pelan, matanya masih tertutup dan ia tak berniat membukanya. Svarga tengah menahan rasa sakit yang menggerayangi tubuhnya.
"Siapa, Ga?" tanya Guntur. "Siapa yang buat lo begini?"
Mereka menunggu jawaban Svarga, namun remaja itu masih enggan membuka mulut. Bahkan Svarga terlihat sudah tidur karena napasnya sangat teratur dan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALREVAS [HIATUS]
Teen FictionKalrevas Zeus Angkara, si tampan yang memiliki julukan galak, kejam dan berbahaya. Namun semua itu tidak berlaku pada Titania Al Husein, si imut yang selalu menjadi ratu di hati Kalrevas. Kalau kata Guntur, Kalrevas itu suka seenaknya. Termasuk saa...