12 : BANTUAN UNTUK KALREVAS

920 115 13
                                    

BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU <3

JANGAN LUPA KOMENTAR JUGA :v

SELAMAT MEMBACA!!

***

"Kasihan ya, ternyata cowok lo suka main sama cewek lain."

"Raline gak usah ngomong sembarangan, Raline gak tau apapun."

Raline tersenyum. "Apa Kalrevas gak puas pacaran sama lo?" tanyanya sembari menelisik penampilan Tita. "Jujur aja nih ya, penampilan lo kayak anak TK. Dan ya, menurut gue lo gak secantik itu, Tita."

Tita menatap Raline dengan pandangan tak suka. "Raline gak usah ikut campur, lagian berita itu gak benar. Kalrevas itu baik. Lagi pula menurut Tita, Raline juga gak cantik."

Jeanessa tertawa. "Kalah saing sama anak TK, ya?" cibirnya sebelum melambaikan tangannya dan pergi menyusul Tita yang sudah berlalu.

"Jaga sikap lo," desis Azzura sebelum ikut pergi. Tatapan tajamnya mampu membuat Raline bergidik ngeri.

"Orang-orang pada jahat sama Kalrevas, padahal Kalrevas gak salah," ketus Tita berjalan cepat menuju luar sekolah.

"Biarin aja, nanti kalau udah ada bukti, mereka bakal ketakutan sendiri," ujar Jeanessa merangkul Tita.

"Jean," lirih Tita menghentikan langkahnya. "Emang Tita jelek, ya? Apa Tita gak pantas untuk Kalrevas?"

Jeanessa tersenyum tipis, ia merapikan poni Tita dengan gemas. "Tita cantik. Itu yang Kalrevas bilang, iya kan?" tanyanya membuat Tita mengangguk polos. "Ta, kadar cantik orang itu beda-beda. Lo bakal beruntung dan sangat cantik di mata orang yang tepat. Bagi Kalrevas, lo cewek tercantik yang bisa buat dia jatuh cinta. Makanya dia mau pacarin lo. Ingat kata gue, lo itu cantik."

"Tapi orang-orang bilang Tita gak cocok sama Kalrevas."

"Mereka itu iri," cetus Azzura.

"Bener," timpal Jeanessa. "Apalagi Raline, dia itu iri karena gak bisa dekat sama Kalrevas. Pokoknya jangan insecure lagi, Kalrevas gak suka kalau lo begini."

Tita tersenyum lebar. "Makasih ya, Jean, Azzura."

"Sama-sama," balas Jeanessa. "Jadi sekarang kita pulang. Lo pulang sama Azzura aja gak apa-apa kan? Gue mau mampir ke butik mama soalnya."

"Azzura antar Tita mau?" tanya Tita.

Tanpa menjawab, Azzura mengulurkan tangannya. Tita tersenyum dan melepas genggaman Jeanessa dan menggengam tangan Azzura.

"Oke, kita pisah disini. Tolong di jaga bocil kita ini," ujar Jeanessa mengacak rambut Tita sebelum berlari ke parkiran.

Azzura tersenyum miring, ia menarik Tita menuju mobilnya lalu mereka segera pergi dari sana.

Tita tidak bertemu Kalrevas, belum tahu juga keputusan dari sekolah terhadap Kalrevas. Ia masih menunggu Kalrevas mengabarinya, namun Tita hanya bisa berharap jika Kalrevas tidak mendapat masalah besar.

"Kira-kira Kalrevas dapat hukuman apa ya, Azzura?" gumam Tita.

"Skors," jawab Azzura asal sembari fokus menyetir.

"Azzura," lirih Tita menunduk. "Kasihan Kalrevas."

"Dia bakal baik-baik aja, dia punya bokapnya. Buktinya foto-foto yang kesebar udah gak ada lagi, semuanya di hapus dan gue yakin itu kerjaan bokapnya."

"Tapi orang-orang tetap benci Kalrevas, teman-teman di sekolah juga pasti ngomongin Kalrevas terus-terusan."

"Resiko, kita gak bisa tutup mulut mereka semua," ujar Azzura. "Kecuali kita punya bukti nyata kalau Kalrevas gak ngapa-ngapain sama cewek itu."

KALREVAS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang