Gara-gara GARA

2.9K 314 9
                                    


"DIJUAL MANTAN!

*Harga terjangkau: sepuluh ribuan.

*Wajahnya tampan, mapan, tapi suka melakukan pengekangan.

*Umur tua, tetapi stamina jangan ditanya.

Minat? Hubungi nomor di bawah ini! Sssttt spek oppa korea jangan dianggurin, Gaes!

Note: gratis ongkir dan biaya reparasi!"

Gara menatapku lekat. Ia menunjukkan akun belanja online pengapluod fotonya bersama caption tadi. Aku ingin mengakak tapi sorot mata penuh penindasan di depan membuatku sadar diri. Sabar, Kale!

"Kamu yang melakukan ini?!"

"Hah?"

Drama apalagi ini? Dia bilang aku? Mana aku berani? Sudah cukup porsi sadar diriku yang tingginya bak gunung semeru. Si mantanku bernama, Sagara Hirul Khumam adalah atasanku, pemilik kantor ini, dan bagaimana bisa aku cari mati dengan berbuat hal konyol macam tuduhan tadi?

"Bukan, Pak." Aku menjawab pertanyaannya pelan.

Gara menggeram. "Jujur, Kale! Saya enggak punya mantan selain kamu dan siapa yang berani melakukan hal gila seperti ini?! Pasti kamu."

"Lho, nggak bisa gitu, Pak. Saya enggak ngapa-ngapain, kok. Meskipun ada dendam, saya gak mungkin cari mati dan mempermalukan Bapak. Saya masih butuh makan dan kerjaan, tidak mungkin-"

"Diam, Kale!" Gara menggebrak meja dengan kekuatan penuh.

Aku sedikit terkejut.

"Dengar, Kale!" titah Gara melembutkan suara dan berdiri menatapku lekat.

"Kamu harus menandatangani surat ini sebagai pembuktian bahwa kamu tidak salah. Itu pun jika kamu memang merasa tidak melakukan ini-"

"Saya benar-benar gak melakukan itu, Pak! Baik! Saya akan menandatangani surat itu!"

Kuambil pulpen di tangan Gara. Secepat kilat kububuhkan tandatangan di atas materai sepuluh ribuan. Gara menatapku. Masih tetap dengan tatapan tak terbaca.

"Udah, 'kan?" tanyaku sedikit geram.

Seringaiannya menjadi, Gara menatapku semakin lekat. Sembari membawa surat tadi di tangan, ia mengikis jarak. Sial, punggungku terbentur dinding saking tak mengerti apa yang akan dilakukan lelaki penuh misteri ini?

Sekian detik, Gara membuat gerakan tak terbaca. Ia menyatukan bibirnya di bibirku sekilas. Dan aku cuma bisa diam dengan jantung penuh debaran? Sial*n!

"Selamat datang, Pacar Gara Hirul Umam, Kaleya Ragata!"

Mataku melotot lantas Gara menyodorkan selembar perjanjian tadi. Seakan terhipnotis aku membaca semua peraturan dan itu selalu menguntungkan pihak si Gara. Tubuhku melemas membaca poin nomor empat, "Bersedia menjadi pacar Gara tanpa kata putus di dalamnya nanti."

"Bangk*!" umpatku hendak merobek surat tersebut.

Namun, Gara mencekal tanganku. Ia menatapku dengan tatapan dingin.

"Mau apa?"

"Aku menandatanginya tanpa sadar, Gar!" bentakku berapi-api.

"Apa saking tidak sukanya kamu padaku, Kale?"

Ngggg?

Pada akhirnya aku hanya diam membeku menatap pria itu. Jantungku berhenti sekejap kala cekalan tangannya terlepas, ia pergi dari ruangan seraya membawa surat perjanjian tadi.

Alamak! Mamak Bapak!! Anakmu ini! Huaaaaa!!

---HISNANAD---

"Jadi pacar gue?!"

Jual Mantan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang