02

6.8K 592 8
                                    

"Belsama ice?"

"Iya bersama ice"

"Okee! Ayo pelgi belmain belsama ice!"

"Baiklah"

Daniel mulai memutar arah langkahnya menuju taman yang berada di sebelah kanan mansion.

Beberapa menit Daniel berjalan sambil menggendong Asa, akhirnya tidak lama mereka sampai di taman.

Dari kejauhan, terlihat Reiki yang sedang berdiri di hadapan anjing berwarna coklat oranye.

Anjing berjenis akita inu itu langsung menggonggong kala Asa mulai melangkahkan kakinya untuk mendekati anjing bernama ice itu.

Anjing itu langsung menubruk badan kecil Asa sambil menjilati wajah Tuannya membuat Asa sesekali tertawa kegelian.

Anjing dan tuannya itu mulai bermain dan berlarian kesana kemari mengacuhkan dua orang pria lainnya yang ada di sana.

Daniel yang berada di sana hanya memperhatikan tuannya dari kejauhan memastikan tuan kecilnya itu tidak terluka, karena jika tuannya itu terluka, maka... Ah sudahlah dia tidak ingin membahasnya.

Sementara itu Reiki menatap ice dengan pandangan membunuh. Berani sekali anjing sialan itu mengalihkan perhatian adiknya. Dia juga belum mendapatkan ciuman dari adik manisnya itu.

Jika saja ice bukan anjing kesayangan Asa, maka sudah sudah di pastikan anjing itu sudah terkapar mati dengan keadaan mengenaskan karena telah berani membuat adiknya berpaling darinya. Lihat saja nanti. Dia akan membuat Asa tidak akan bisa pergi darinya.

--

Atmosfir di ruang keluarga saat ini sangatlah suram.

Logan menatap Asa dengan pandangan datar dan dingin andalannya. Membuat Asa lebih menundukan kepalanya karena takut.

Setelah menato Kazu tadi, Logan langsung menyidang putra bungsunya itu untuk semua tingkahnya.

"berlaku tidak sopan, berlarian di tangga sampai hampir terjatuh, dan mengatai Daniel jelek meskipun itu benar," Logan mulai mengingatkan kembali Asa dengan semua kesalahan yang telah dia perbuat tadi.

sementara itu, Daniel yang berdiri di depan tembok di belakang Asa hanya mendelik saat mendengar ejekan dari Tuannya.

"Hukuman apa yang bagus untuknya?"

Logan melanjutkan kata-katanya dengan mulai melayangkan pertanyaan kepada ketiga putra-putranya yang ada di hadapannya.

"Jangan biarkan dia tidur denganku"

Kazu menjawab dengan cepat. Dia ingin melihat bagaimana reaksi adik lucunya itu.

Sementara itu, Asa langsung mengangkat kepalanya dan menatap Kazu dengan ekspresi terkejut.

Lalu satu detik kemudian, ekspresi itu berubah menjadi memelas. Itu tidak boleh terjadi!. Karena Asa terkadang menjadi tidak bisa tidur jika tidak bersama Kazu. Juga, karena dia selalu memainkan tangan Kazu saat ingin tidur...

"Kurung dikamar, rantai dan lampu yang gelap"

Belum selesai dengan Kazu, Asa kembali di hadapkan dengan Reiki yang menyarankan hukuman yang lebih kejam.

Si bocah langsung menatap kakak keduanya itu dengan tatapan mata yang seolah mengatakan; 'kakak apa yang kau lakukan?? Jangan bilang seperti ituu. Itu menakutkan. '

"Tato tanpa bius."

Asa yang masih memandang Reiki dengan tatapan memohonnya kembali di kejutkan dengan apa yang di katakan oleh kakak sulungnya.

Dia langsung berlari kearah Logan dan memeluk ayahnya itu dengan sangat erat. Asa menangis di dalam pelukan ayahnya.

Logan bahkan sampai bisa merasakan kemejanya yang mulai basah karena air mata Asa. Asa menangis dengan sangat keras. Tentu saja, tato tanpa bius adalah mimpi terburuknya.

"A-ayahh jangan dengalkan k-kakak"

Sementara itu, Logan tidak menghiraukan tangisan juga rengekan putra bungsunya.

"Ide yang bagus."

Setelah mengatakan itu, Logan membawa Asa kedalam gendongannya, lalu melangkahkan kakinya kearah ruangan dimana Kazu di tato tadi. Langkah Logan di iringi dengan tatapan iba dari ke tiga kakak Asa juga tangisan Asa yang memenuhi seluruh rumah selama beberapa menit.

----

Satu bulan setelah kejadian Asa yang di tato tanpa bius. Asa sempat berhenti bicara dengan kakak kakaknya juga dengan ayahnya selama beberapa hari. Meskipun acara tato tanpa bius itu hanya berlangsung selama sepuluh menit, karena setelahnya Asa langsung di bius karena Logan yang merasa iba melihat putranya yang sudah tidak sanggup mengeluarkan air matanya lagi.

Dan di saat Asa merasa agak bahagia karena tato tanpa bius itu tidak berlangsung terlalu lama, dia harus kembali menangis karena dia tidak di izinkan tidur bersama Kazu dan berakhir dengan di kunci di kamar ayahnya yang sangat gelap. Lalu setelah Asa bangun dari tidurnya itu, Asa langsung mendiami ketiga kakaknya dan juga ayahnya.

Dan sekarang, semuanya sudah kembali normal. Di sore hari yang cerah ini, Asa tengah bermain di halaman mansion bersama ice juga kazu.

Semuanya berjalan dengan tenang sampai akhirnya, suara dentuman yang begitu keras juga suara suara tembakan yang tidak jauh dari sana berhasil mengalihkan atensi mereka semua.

----

Arley Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang