08

4.2K 447 5
                                    

Logan berjalan beriringan masuk kedalam mansion dengan Yoshi juga beberapa pekerjanya yang mengikutinya dari belakang. Semua penyusup yang ada di hutan maupun yang mengepung mansionnya telah berhasil di tangani.

"Cari Eric, Ace, dan Arley."

"Bersihkan juga semua kekacauan ini."

Para pekerja yang ada di belakangnya itu mengangguk patuh. Lalu sebagian dari mereka mulai berpencar untuk mencari ketiga putra bosnya. Kemudian sebagiannya lagi mulai mengangkat mayat mayat yang tergeletak di lantai.

Semuanya berjalan dengan baik. Beberapa maid juga sudah mulai membersihkan darah yang menggenang di lantai. Logan dan Yoshi juga masih berada di sana untuk melihat pekerjaan para bawahannya.

Sampai akhirnya, suara langkah kaki yang terdengar sangat tergesa itu mengalihkan perhatian ayah dan anak yang berada di sana.

Orlen berlari sambil menggendong Kazu dengan Reiki yang ada di sebelahnya. Pemandangan itu membuat Logan dan Yoshi mendekat.

"Kazu?"

Yoshi menampilkan raut bertanya nya pada Reiki. Sementara itu, Logan tengah memindahkan Kazu ke dalam gendonggannya. Putra ketinganya itu terlihat sangat pucat dengan nafas yang terputus-putus.

"Tertembak. Aku tidak sadar jika ada orang yang mengikutiku ketika aku akan menemuinya."

"Kau ceroboh Reiki." Yoshi menatap sinis adiknya. Hal itu membuat Reiki menundukan kepalanya.

"Maaf"

Logan mulai melangkahkan kakinya menuju tempat dimana biasanya para putra putranya berada ketika terluka.

Beberapa ruangan yang di isi oleh brankar, tabung oksigen, juga obat obatan. Sebuah ruangan yang sudah lengkap dengan semua fasilitas medis juga beberapa dokter hebat yang menetap di sana. Ini bukan sebuah rumah sakit. Ini hanya salah satu bagian dari mansionnya.

Kazu mengeliat dari dalam gendongan Logan. Logan tahu jika putranya itu tidak sepenuhnya tidak sadarkan diri. Dia tahu jika Kazu tetap terjaga sejak tadi meski setiap detiknya kesadaran itu terkikis.

"Asa.. "

Kazu bergumam kecil.

"Hm. Kau tahu dimana Asa, Kazu?"

Kazu merespon pertanyaannya. Mata hitam legam yang tertutup oleh kelopak matanya itu bergerak-gerak dengan gelisah. Logan yang melihat hal itu kembali bersuara.

"Jangan di paksakan jika itu sulit. Tetap pejamkan saja."

Kazu yang mendengar itu menurut dan bola matanya kembali tenang.

"A-ayah.. "

"Hm"

"A-aku m-menyuruh A.. sa untuk b-berlari ke h-hutan. Cepat cari d-dia.."

"Ke hutan?"

"Y-ya."

"Baiklah. Sekarang diam dan tidurlah. Ayah akan mencari Asa."

Logan membaringkan Kazu diatas brankar. Dan seorang dokter dengan sigap langsung memasangkan infus pada tangan Kazu.

Sementara itu, Yoshi yang ada di luar ruangan kazu hanya diam. Dia menatap datar Reiki yang terus menggigiti kukunya sendiri.

"Berhenti Eric. "

Suara dingin Yoshi berhasil mengalihkan perhatian Reiki dari kuku kukunya.

Anak ke dua Logan itu menatap kakaknya dengan pandangan yang sangat resah.

"Kak err... "

Reiki berbicara dengan gugup. Matanya terus berkeliaran kesana kemari berusaha menghindari tatapan Yoshi.

Arley Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang