06

4.6K 485 17
                                    

Setelah mendengar apa yang di katakan temannya itu, Daniel langsung mematikan teleponnya secara sepihak dan langsung berlari ke arah Kazu dan Asa.

Dengan panik Daniel langsung berjongkok di depan Kazu.

"Tuan Ace, saya baru mendapatkan kabar jika mereka sudah mulai mendekati area asrama."

"Saya akan keluar untuk mengalihkan perhatian mereka"

"Mungkin ini terdengar bodoh karena saya yang akan pergi keluar. Tapi jika saya tetap di sini, kemungkinan besar mereka akan menemukan kita dengan mudah."

"Saya akan berusaha dengan keras untuk mengalihkan perhatian mereka."

"Saya akan mengunci ruangan ini dari luar. Tolong ingat perkataan saya tadi Tuan."

Setelah mengatakan itu, Daniel memeluk Kazu dengan erat.

"Tuan Ace, meskipun anda menyebalkan, tapi saya menyayangi anda 60% sama seperti saya menyayangi Tuan Arley."

Wajah Kazu langsung berubah menjadi sangat datar setelah mendengar perkataan Daniel tadi. Kazu langsung melepaskan pelukan Daniel darinya.

"Cepatlah pergi Daniel aku muak melihatmu."

Kazu mengatakan itu dengan wajah datarnya. Membuat Daniel menampilkan kembali senyum tengilnya.

Akhirnya, Daniel mulai melangkahkan kakinya ke arah pintu. Tapi sebelum dia membuka pintu, dia membalikan badannya kembali ke arah dua bocah kembar itu.

"Kalau begitu, saya pergi sekarang Tuan."

Daniel menunduk hormat kearah mereka.

"Dadah Daniell!!"

Daniel tersenyum dengan mata yang kembali berkaca kaca pada Tuannya itu. Setelah itu, dia membuka pintu dan pergi keluar.

Daniel menghela nafas setelah berhasil keluar dari sana. Dia menunduk saat merasakan rasa sesak di dadanya dengan susulan air-air yang mulai memaksa keluar dari matanya.

Dia mengunci gudang itu lalu mulai melilitkan rantai pada kedua gagang pintu dan menggemboknya.

Setelah itu, Daniel mulai berlalu menjauhi ruangan itu dengan beribu-ribu keresahan, juga dengan tangan yang terus menghapus air matanya.

--

Sudah 30 menit sejak Daniel meninggalkan gudang.

Kazu tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari jika Daniel tidak berhasil menghadang para penyusup itu.

Langkah dari beberapa orang terdengar sangat nyaring mulai mendekat kearah ruangan yang sedang Kazu dan Asa tempati.

Kazu mulai membuka pintu yang Daniel tunjuk tadi dengan Asa yang terus memegang tangannya karena takut.

Setelah berhasil membukanya, Kazu langsung menatap Asa dengan serius.

"Dengarkan aku Asa."

"Larilah ke sana sekarang."

Kazu menunjuk ke arah hutan. Asa yang melihat itu semakin mengencangkan pegangannya pada tangan Kazu.

"T-tidak.. "

"Dengarkan aku. Kau ingin aku marah?"

"Tidak.. "

"Kalau begitu cepatlah pergi."

Asa menatap Kazu dengan mata berkaca-kacanya.

Arley Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang