BAB 16 | Percaya
Suasana coffee shop mulai senggang tidak seramai Aurora datang tadi. Dia masih bersama Fauzan bernostalgia masa-masa kuliahnya. Laki-laki tersebut selama dua tahun terakhir menetap di Singapura, dan tidak pernah pulang kampung. Sehingga ini pertemuan mereka setelah dua tahun tidak bertemu.
"Jadi benarkan gue, lo ke sini karena mantan?" tanya Aurora lagi.
"Dahlah, gak usah bahas itu. Mending kita bahas lo. Kesambet apa lo ngejomlo?"
Sontak Aurora tertawa. "Gue juga gak paham, Zan. Ini aneh tau gak, masa seorang Aurora bisa betah jomlo dua minggu lebih. Bisa jadi rekor kali ya..."
"Gue tebak." Fauzan menegakkan tubuhnya. "Pasti gara-gara cowok yang tadi ngirim pesan ke lo. Jatuh cinta ya lo?"
"Mana mungkin gue jatuh cinta sih, Zan." Aurora mengambil secangkir coklat panas di meja. Pesanan favoritnya di coffee shop ini bukan hanya coffee lattenya, tapi juga coklat panas yang mempunyai cita rasa berbeda. Aneh emang, coffee shop tapi menjual coklat panas. Namun memang di sini menyediakan minuman non coffee untuk yang sedang tidak ngopi.
Fauzan tertawa. "Berani taruhan gue, kalau lo endingnya jatuh cinta. Gue minta traktir di restoran favorit gue. Setuju gak?"
"Apa sih... Eh lo ngajak gue ke sini, gue rasa bukan hanya temu kangen. Ada apa nih?"
Fauzan lalu berdecak kemudian berkata, "setuju dulu dong, gak berani? Takut kalah?"
"Ya... ya... Setuju. Gue traktir lo kalau gue jatuh cinta. Puas."
Lagi-lagi Fauzan tertawa puas. "Sip. Jadi gue ke sini mau ngasih lo projek besar."
"Apaan? Kenapa gak lo ambil sendiri?"
"Gue gak bisa."
Aurora mengerutkan dahinya kemudian meletakkan cangkir berisi coklat panas tadi. "Waduh sayang banget tuh projek besar gak lo ambil."
"Sebenarnya gue ambil, tapi gue ada projek penting. Gak sebesar projek ini sih, tapi ini sangat penting. Nah daripada gue cancel, buat lo aja deh. Gue yakin client jauh lebih suka daripada rancangan gue."
"Kapan?"
"Satu bulan lagi, bisakan? Bisalah masa Aurora gak bisa."
"Gue penasaran deh, alasan seorang Fauzan lempar projek besar. Pasti bukan orang sembarangan nih projek pentingnya." Aurora menaik-naikkan alisnya.
Fauzan terkekeh lalu menghela nafas. "Ya lo tau lah siapa."
"Mantan?" tanya Aurora. Fauzan hanya tersenyum dan menyesap kopinya. "Sudah gue duga."
❤️❤️❤️
Hari ini Saka dan Aurora berencana mau pergi berdua. Kebetulan keduanya punya waktu senggang. Saka mengabari akan menjemput Aurora pukul setengah sembilan, dan kini jam menunjukan pukul delapan lebih lima belas menit. Aurora sudah mempersiapkan diri, dia saat ini duduk di sofa menungggu kedatangan Saka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jumpa Rasa [Selesai]
RandomJomlo tidak ada dalam kamus Aurora. Perempuan tersebut anti dengan kesendirian tanpa kekasih. Rekor terlama dia menjomlo adalah tiga hari saja. Baginya pacar adalah asupan vitamin untuk dirinya. Meskipun tak jarang terkhianati, namun Aurora gampang...