BAB 24 | Sekadar Teman

28 4 12
                                    

BAB 24 | Sekadar Teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 24 | Sekadar Teman

Aurora dan Ziya kini saling terdiam di dalam kontrakan mini Aurora. Ziya duduk di sofa sambil menyilangkan kedua lengannya. Sedangkan Aurora duduk di bawah, dan bersandar di sofa. Lalu paper bag kiriman dari Saka tadi di letakkan di meja. Tadi Aurora meminta Ziya untuk masuk ke dalam dan dia menjelaskan. Namun sampai sekarang Aurora belum membuka suara.

Aurora bingung harus menjelaskan apa dan bagaimana. Setelah beberapa saat hening, ponsel Aurora bergetar. Ada beberapa pesan masuk dari Saka.

Dok Saka
Ra

Dok Saka
Kamu masih di rumah Mama? Tadi saya lupa kalau hari ini kamu mau ke rumah Mama, lalu saya ngirim makan siang ke kontrakan kamu. Dan tadi ojolnya bilang makanan kamu diterima Ziya. Maafkan saya, Ra🥺

Aurora
Iya diterima Ziya, Mas. Ini saya mau jelasin ke dia.

"Jelasin sekarang dong, dari tadi lo bilangnya mau jelasin mulu," ucap Ziya sambil melirik ikut membaca pesan dari Saka.

Aurora meletakkan ponselnya. Lalu memiringkan tubuhnya agar bisa melihat Ziya. "Gue gak ada hubungan apa-apa sama dokter Saka."

"Gak ada hubungan?" Ziya terkekeh pelan. "Gak ada hubungan tapi ngirim makan siang, dan melihat ekspresi lo tadi ketika lihat paper bag udah hapal banget tuh sama kirimannya dokter Saka. Jadi bukan hanya sekali ini aja dong dikasih makan siang sama si dokter. Terus tadi juga manggilnya mas biasanya juga dok. Sejauh apa sih hubungan lo sama dokter Saka?"

"Beneran, Zi. Gue gak ada hubungan apa-apa sama Saka. Kita cuma temen," jawab Aurora dengan nada suara yang meyakinkan.

"Lo lupa, Ra? Gue juga waktu itu gak ada hubungan apa-apa sama Azam tapi Denaya begitu murka. Lo gak ingat bagaimana Denaya marah ke gue dan Winny. Lo pengen merasakannya juga?"

Aurora menghela nafas panjang. "Gue bingung, Zi. Gue beneran bingung."

"Gini deh lo jujur dulu, lo ada apa dengan Saka?"

"Gue bener-bener gak ada hubungan apa-apa, Zi..." Aurora berdiri lalu duduk menarik kursi kerjanya hingga menghadap ke Ziya lalu dia duduk di sana. "Awalnya gue nolongin dia, terus dia mau balas budi. Eh terus kita temenan, dia baik banget sama gue, gue pun nyaman sama dia. Gue sakit dia yang bawa ke rumah sa—"

"Jadi yang bawa lo ke rumah sakit itu Saka?" potong Ziya dengan suara kencang.

Aurora mengangguk-anggukan kepalanya pelan. "Iya, waktu itu dia yang bawa gue ke rumah sakit. Intinya gue gak ada hubungan apa-apa, gak ada status apa-apa, tapi gue nyaman sama dia."

"Fiks asli lo jatuh cinta."

"Hehh apa hehh?" Aurora gelagapan. "Mana mungkin? Gak ih, ngaco lo ya."

Ziya terkekeh pelan, lalu mengangguk-anggukan kepalanya. "Gue udah tahu nih sekarang kenapa lo gak pacaran lagi. Gue udah curiga sih dari awal lo jatuh cinta, tapi gak ngira aja Saka orangnya."

Jumpa Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang