BAB 19 | Bersembunyi

33 3 6
                                    

BAB 19 | Bersembunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BAB 19 | Bersembunyi

Hari ini, hari yang melelahkan bagi Aurora. Sejak semalam dia mengurus proyek yang telah Fauzan berikan kepadanya. Hingga pagi tadi dia masih mengerjakan sampai pukul dua siang. Kemudian lanjut ke gerai mengurus laporan bulan ini ditambah mengurus stok persedian yang sudah habis, dan rapat dengan tim intinya.

Dan kini malamnya Aurora akan ada acara kumpul bersama sahabat-sahabatnya di coffee shop langganan mereka. Mereka janjian pukul tujuh malam, tapi kini Aurora pukul tujuh malam masih sibuk di kontrakan mininya bingung memilih baju yang akan dikenakan.

Ponselnya berbunyi, tanda ada notifikasi pesan masuk. Aurora yang berada di depan lemari kemudian mengambil ponselnya di meja dan duduk di kursi dekat meja. Ternyata notifikasi pesan dari grup Whatsapp bersama sahabat-sahabatnya.

Perkumpulan Manusia Gabut

Denaya
Anjir gue datang pertama nih?

Denaya
Masih pada kemana sih? Gue datang pertama loh nih, perlu diapresiasi.

Ziya
Wkwkwk si tukang telat tumben dah sampai

Ziya
Otw gaes

Winny
Gue udah di depan, lo duduk di sebelah mana, Na?

Denaya
Biasanya, Win. Cepetan sini!!

Denaya
Ati-ati, Zi. Jangan ngebut

Denaya
Aurora di mana nih?

Aurora
Bentar-benar

Aurora
Gue telat ya gaes, baru pulang dari gerai. Ini baru persiapan mau ke situ

Denaya
Oke ditungguu

Denaya
Lo dimana Winny, katanya sudah di depan?

Winny
Di depan rumah maksudnya, wkwkwk

Denaya
Kampret

Winny
Ihhh Denaya kasar...

Denaya
🐶

Winny
Ihh anjingnya lucu

Aurora menggeleng-gelengkan kepalanya membaca pesan-pesan singkat temannya. Kemudian dia melanjutkan mencari baju yang akan dia pakai. Lima menit kemudian dia memutuskan memakai sweater lilac dan kulot putih. Setelah siap, dia pun segera menuju ke tempat mereka janjian.

❤️❤️❤️

Aurora datang paling akhir. Kini dia sudah berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Denaya yang melihat pesanan Aurora datang mengerutkan dahinya. "Tumben gak kopi, Ra?"

"Nggak dulu," jawab Aurora sambil tersenyum. Dia ingat perkataan Saka beberapa waktu lalu kalau dia harus mengurangi minum kopi.

"Aurora kan habis tepar di rumah sakit, Na. Biarinlah nanti sakit lagi dia," sahut Ziya.

Jumpa Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang