Jomlo tidak ada dalam kamus Aurora. Perempuan tersebut anti dengan kesendirian tanpa kekasih. Rekor terlama dia menjomlo adalah tiga hari saja. Baginya pacar adalah asupan vitamin untuk dirinya. Meskipun tak jarang terkhianati, namun Aurora gampang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAB 30 | Sama-sama
Menikah? Hal yang tidak pernah Aurora pikirkan selama ini. Hal yang tidak pernah dia rencanakan di dalam hidupnya. Dan kini, Arsaka Dwi Atharwa, laki-laki yang berhasil memporak-porandakan hatinya mengajaknya untuk menikah. Aurora benar-benar bingung harus menjawab apa.
Setelah ucapan Saka perihal ajakan menikah. Aurora hanya diam memandang wajah Saka tanpa ekspresi apapun. Saka tahu ini sangat sulit untuk Aurora. "Gak papa, gak harus dijawab sekarang."
"Maaf, ya Mas."
"Gak papa, Ra. Aku paham," jawab Saka sambil tersenyum. Tangan kiri Saka menyingkirkan beberapa helai rambut Aurora yang menutupi wajahnya. "Saya tahu kamu butuh waktu. Saya akan tunggu sampai kamu siap."
Aurora tersenyum lalu memeluk Saka erat dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang laki-laki tersebut. "Maafin saya, ya Mas dan makasih udah memahami saya."
"Kamu gak berniat menjelaskan soal Fauzan?" tanya Saka dan berhasil membuat Aurora terkekeh.
Perempuan itu pun lalu melepaskan pelukannya dan duduk di tempat biasa mereka duduk. Saka berdiri di depannya dan menatap Aurora bingung. "Kenapa? Kok kamu ketawa?"
"Duh saya malu, mas. Jelasinnya bagaimana, ya..." jawab Aurora masih dengan tertawa.
Flashback
Laki-laki bernama Fauzan terlihat menggerutu sejak Aurora melontarkan sebuah penawaran yang diluar nalarnya. Sedangkan Aurora memandang Fauzan dengan tatapan memohon. "Zan... Please..."
"Gak usah natap gue kek gitu."
Aurora berdecak. "Ayolah, Zan. Cuma pura-pura juga. Itu pun di depan sahabat-sahabat gue doang. Mantan lo gak bakal tau deh kalau itu yang lo khawatirkan."
"Gini, ya Ra... Gue lagi masa pendekatan lagi dengan mantan gue. Gue berusaha memperbaiki hubungan gue yang dulu, dan lo...astaga..." Fauzan mengacak-acak rambutnya. "Lo meminta gue untuk jadi pacar pura-pura lo. Gila lo, ya..."
"Gue cuma punya opsi lo doang, Zan. Gue bakal bantu lo buat balikan deh..."
"Tapi, Ra..."
"Please, Zan. Gue dalam keadaan bahaya ini. Kalau Denaya tahu gue deket sama mantannya bahaya."
"Gue penasaran deh sama Saka. Kok bisa dia bikin luluh hati lo yang batu itu."
"Luluh apaan sih..."
"Kalau gak luluh, lo udah dari jauh-jauh hari kali, Ra ninggalin dia kalau tahu itu mantannya Denaya. Lo bahkan sampai sejauh ini bertahan, berarti lo pakai hati bukan cuma kesenangan lo aja seperti biasa."
"Zan, gak penting bahas itu sekarang. Mending lo mengiyakan penawaran gue deh, keuntungannya lo bisa gue bantuin balikan dan semua proyek gue serahin ke lo. Lumayan tuh, job lo sepi," ucap Aurora diakhiri dengan tawa.