BAB 25 | Rindu yang Kembali

30 4 15
                                    

BAB 25 | Rindu yang Kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BAB 25 | Rindu yang Kembali

Beberapa hari ini Aurora sibuk ikut membantu Winny menyiapkan pernikahannya. Denaya dan Ziya sedang sibuk-sibuknya dalam pekerjaan masing-masing sehingga dia hanya sendirian membantu Winny. Hari ini bahkan dia tidak sempat membuka ponsel. Hari H pernikahan Winny, Aurora menemani Winny sejak malam sebelum akad.

Malam ini tinggal acara resepsi. Acaranya pun kini sudah berjalan dengan lancar. Aurora, Denaya, dan Ziya memakai gaun dengan kain serta warna yang sama, yaitu kain satin dan brokat berwarna dusty purple. Aurora tampak cantik dengan gaunnya. Desain gaunnya sesuai dengan ekspektasinya, tidak sia-sia dia harus ke Jogja untuk menemui designer langganannya.

Kini Aurora, Denaya, dan Ziya duduk menikmati hidangan yang sudah disediakan. Sedangkan Winny masih sibuk menyalami tamu undangan.

"Akhirnya salah satu dari kita sold out," ucap Ziya sambil memakan puding coklat.

Aurora menganggukan kepalanya. "Gue nangis terus anjir sejak akad."

"Setelah ini siapa ya yang nikah lagi?" sahut Denaya.

"Aurora tuh. Gimana, Ra? Nyusul Winny ya setelah ini," goda Ziya sambil tertawa.

"Loh kok gue?" Aurora mendadak panik. "Yang punya pacar tu lo, Zi. Denaya tuh kan udah dilamar."

Denaya lantas berdecak. "Gue gak terima kali."

"Eh Saka diundang?" lanjut Denaya membuat Aurora menoleh ke belakang mengikuti arah pandang Denaya, begitupun dengan Ziya.

"Mas Saka," panggil Denaya setelahnya dengan volume suara yang lebih keras

Saka yang mendengar ada yang memanggil lantas menoleh ke meja Denaya, Ziya, dan Aurora. Lalu dia berjalan ke arah meja mereka dan berhenti tepat di belakang Aurora. "Hai Denaya, Ziya, Aurora."

"Mas Saka diundang juga?" tanya Denaya sambil berdiri. Kemudian dia berjalan menghampiri Saka.

Saka menganggukan kepala. Lalu Denya berkata, "oh Winny gak cerita kalau ngundang Mas Saka."

"Sendirian aja, mas?" tanya Denaya lagi sambil menoleh-noleh mencari-cari siapa yang diajak Saka.

Saka lantas tersenyum. "Sebenarnya mau ngajak seseorang tapi dianya sibuk banget akhir-akhir ini. Pesan saya aja belum dibales."

Aurora yang masih menikmati puding coklat kini keringat dingin dengan jawaban Saka. Sedangkan Ziya sejak tadi melirik Aurora yang terlihat tidak tenang.

"Oh Mas Saka sudah punya, ya?"

Saka hanya menjawab dengan senyuman. Lalu dia berkata, "duluan ya, Na. Tadi saya belum memberikan selamat buat Winny. Duluan, Zi, Ra."

"Iya, dok. Silakan," sahut Ziya dengan tersenyum canggung.

Sepeninggalan Saka, Denaya bedecak kesal lalu kembali ke tempat duduknya. "Tuh kan Saka tuh udah punya."

Jumpa Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang