bagian 3

467 73 13
                                    

Rey sudah menunggu Sandrinna selama 2 jam lamanya.Kini cuma ada Dia dan Sandrinna di ruang ICU.yah Sandrinna sudah di pindahkan ke ruang ICU tadi sore dan Rey terus saja menatap Sandrinna.

Dia terus menatap Sandrinna yang belum sadar itu tanpa sedikit pun memalingkan pandangannya ke wajah Dokter pembimbingnya.Dia terus berdiri di samping Sandrinna tanpa lelah sedikit pun.

Dan tiba - tiba jari telunjuk Sandrinna bergerak.Rey pun tersenyum dan langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Sandrinna.Sandrinna pun membuka matanya dan langsung tersenyum.

"Saya fikir .. saya ngak akan bisa lihat senyum manis Dokter lagi"ucap Rey serasa tersenyum bahagia.Sandrinna pun mengganguk sembari tersenyum lalu menatap Rey yang membuat Rey jadi grogi.

"Terimakasih Dokter Rey "ucap Sandrinna sangat pelan namun masih bisa di dengar lalu tersenyum.Rey pun mendekatkan wajahnya ke wajah Sandrinna lebih tepatnya ke mulut Sandrinna.

"Apa ? ... Saya ngak dengar Dokter bilang apa tadi .. bisa di ulangi lagi dok ? .. biar saya bisa mendengarnya"ujar Rey pura - pura agar Dia bisa mendengar lagi kata - kata Sandrinna tadi.

"Terimakasih Dokter Rey"ulang Sandrinna pelan.Rey pun mengganguk sembari tersenyum dan mereka pun saling balas senyum.

"Waktunya dokter istirahat .. saya keluar dulu .. supaya Dokter istirahatnya nyaman dan tenang"ujar Rey serasa ingin melangkah pergi namun dengan cepat tangannya di pegang oleh Sandrinna

"Mau kah putra duyung nemenin Putri duyung istirahat disini ?"pinta Sandrinna dengan memasang muka seperti anak kecil.Rey langsung mengganguk dengan cepat lalu mengambil kursi.

Dan Dia pun duduk di samping ranjang rawat Sandrinna.Rey begitu mengagumi Sandrinna sehingga.Dia tidak mau jauh - jauh dengan Dokter pembimbingnya itu dan kebetulan Sandrinna yang memintanya.

Itu adalah kesempatan yang tidak boleh di tolak atau di sia - siakan.Rey pun bercerita layaknya sedang mendongengi anak kecil dan hal itu membuat Sandrinna tertawa karna tingkahnya.

DI LUAR RUANGAN

Saat ini ada dua orang yang sedang mengamati gerak gerik Sandrinna dan Rey.Mereka memandang Rey dan Sandrinna dengan pandangan tak suka.Orang yang di sampingnya hanya tersenyum sinis.

Kenapa dok ? .. Dokter Dimas takut ? .. takut kalau Dokter Sandrinna akan jatuh ke pelukan calon dokter seperti dia ?"tanya orang di sampingnya yang sepertinya memancing amarah.

Orang yang di pancing amarahnya itu pun menatap orang yang di sampingnya yang ternyata Orang itu adalah Dokter Arie dan Dokter Alwi yang sedang berdiri di luar ruangan ICU.

"Saya ngak akan takut ... Orang seperti dia bukan saingan terberat saya"jawab Dokter Alwi serasa memandang tajam ke ruang ICU itu.Dokter Arie hanya tersenyum sinis lagi mendengarnya.

"Oh yah ... Bagaimana dengan yang Dokter lakukan terhadap saya ?"ujar dan tanya Dokter Arie.Dokter Alwi pun menatap Dokter Arie binggung.

"Apa yang anda katakan ? .. bukannya kita sudah berjanji untuk tidak membicarakan hal itu lagi"saut Dokter Alwi heran.

"Saya tahu itu dok ... Tapi rasa sakit ketika Dokter merebutnya dari saya itu sangat membekas di hati saya .. dan ngak akan perna bisa saya lupain ... mungkin ini karma ............"balas Dokter Arie mengantung.

"karna Dokter selalu melakukan hal yang curang untuk mendapatkan sesuatu termasuk cinta"lanjut Dokter Arie serasa mengingat kejadian dimana dulu Dia,Dokter Alwi dan Sandrinna masih SMA.

"CUKUP ... saya ngak mau mendengar ucapan ngak penting Dokter ... Permisi"bentak Dokter Alwi kemudian pergi dari depan ruang ICU.

"Kita lihat aja Dok .. cinta mana yang akan mendapatkan Dia .... Saya .. Dokter atau calon Dokter itu"batin Dokter Arie lalu ikut pergi dari depan ruangan ICU.

HOSPITAL [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang