Sandrinna tengah berjalan ke ruangan UGD di lantai satu untuk melihat pasiennya yang ada disana.Dengan langkah terburu - buru Dia melangkah ke koridor paling ujung di hospital.
Setelah sampai di depan ruang UGD.Dia pun langsung membuka pintu ruang UGD itu dan masuk namun tiba - tiba pandangannya terlihat begitu kaget setelah Dia membuka pintu ruangan itu.
"Astaga bapak .. bapak ngapain .. sampe bapak lepas alat bantu pernafasan bapak ... Sini biar saya pasang lagi yah alatnya"panik Sandrinna yang melihat pasiennya melepas alat bantu pernafasan.
Dia pun memasangkan alat pernafasan itu lagi karna kondisi pasien bapak tua itu belum stabil takut terjadi sesuatu pada bapak itu karna posisi bapak itu sedang di awasi.
"Saya ingin ke kamar kecil dok"ujar bapak itu begitu lemah dengan suara khas kakek - kakeknya.Sandrinna pun tersenyum simpul dan langsung membantu bapak itu ke kamar kecil dengan penuh ketelatenan.
5 menit akhirnya bapak itu keluar dari kamar kecil dan Sandrinna pun langsung membantu bapak itu berjalan pelan ke ranjangnya lagi sedangkan suster di UGD itu sedang tidak ada.
"Lain kali jika butuh sesuatu .. bapak tinggal pencet aja tombol warna merah ini yah .. pasti salah satu dari kami akan datang dan membantu bapak .. jangan ulangi lagi yah pak"ujar Sandrinna begitu lembut.
"Baik dok .. gimana kondisi kesehatan saya dok ? ... Apa masih sama ?"tanya bapak tua itu.Sandrinna pun melihat tekanan darah dan denyut nadi bapak itu lalu tersenyum sembari menyelimuti bapak tua itu.
"Kesehatan bapak cukup banyak kemajuan .. besok bapak akan di pindahkan ke ruang rawat biasa tidak disini lagi yah .. jadi bapak hari ini puas - puasin tidur di ranjang UGD ini"jawab Sandrinna di selingi candaan.
Bapak itu pun tertawa mendengar candaan Sandrinna.Dia memang sering melakukan candaan seperti itu kepada pasien - pasiennya bertujuan agar pasiennya tidak tegang selama Dia periksa.
"Baik lah Dok .. saya bersyukur bisa di rawat sama Dokter sebaik Dokter Sandrinna"ujar dan puji bapak tua itu dan untuk sekian kalinya Sandrinna tersenyum kepada bapak ini yang telah memujinya.
"Itu sudah kewajiban saya pak .. kami sebagai Dokter sudah bersumpah jika akan membantu orang yang membutuhkan kamu .. sekarang pejamkan mata bapak dan tidur lah"saut dan suruh Sandrinna.
Bapak tua itu pun mengganguk sembari tersenyum dan kemudian langsung memejamkan matanya untuk tidur lalu Sandrinna pun keluar dari ruang UGD.Sandrinna pun sedikit menengok ke ruang UGD di sebelah UGD yang tadi Dia masuki.
"Di ruang UGD sebelah .. kok aku lihat kaya ada Rey yah disitu ?"batin Sandrinna heran yang sedang berdiri di depan ruang UGD sebelahnya.Bukan di UGD yang ada Rey dan perempuan itu.
"Ahh .. mungkin itu perasaan aku aja .. lebih baik aku cepet - cepet ke ruang pasien aku yang lain"gumam Sandrinna lirih lalu melanjutkan jalannya ke life untuk menuju ke lantai 6.
DI TEMPAT LAIN
Sedangkan Rey dan pasien perempuan itu masih aja berpelukan.Nampaknya penyakit bengongnya sedang kumat.Rey tidak menepis dan melepas pelukan pasien perempuan itu.
Nampaknya ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa menolak pelukan itu sedangkan kini dirinya sudah menjadi suami Orang dan seorang Dokter yang harus bersikap profesional.
"Jangan perna meninggalkan aku lagi yah Rey"pinta pasien perempuan itu.Rey pun memegang punggung pasien perempuan itu kemudian mengelus - ngelusnya dengan lembut.
"Aku ngak mungkin bilang kalau sekarang aku sudah menikah .. aku ngak mau sakit Dia semakin parah"batin Rey yang entah apa yang ada di otaknya sehingga Dia mendapat berfikir seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOSPITAL [ END ]
RandomHOSPITAL di Jakarta membutuhkan Dokter - Dokter handal di setiap bidangnya.Maka dari itu HOSPITAL mengadakan pengrekrutan untuk calon - calon Dokter yang berbakat di bidangnya nanti. HOSPITAL telah bekerja sama dengan seluruh kampus di seluruh kampu...