Kembali Mengejar Duniawi

15 2 0
                                    

1 Tahun kemudian…….

Aku kembali berurusan dengan anak produksi karena pengiriman untuk minggu depan masih belum kelar juga sampai hari ini

“Untuk minggu depan kita ada 8 container ya” saut pak Yani manager produksi yang duduk dihadapanku karena saat ini aku sedang diskusi diruangan produksi

“Iya pak Yani masya allah aku sudah kasih shipment plan dari minggu kemarin” kataku memasang wajah cemberut

“Oke bisa deh gak usah cemberut gitu ah nanti gak kawin-kawin loh” canda pak Yani

“Kawin mah udah Pak” kataku mengakak

“Atagfirullah” kata pak Yani tertawa

“Udah ah ngomong sama pak Yani bikin puyeng” ledekku

“Makannya nikah biar gak puyeng” ledek pak Yani balik

Aku segera keluar dari ruangan produksi dan menuju ke ruanganku dimana tidak ada siapa-siapa, mba Evi mungkin sedang diruangan boss, bu Wanda sedang proses masa pingit karena lusa dia akan menikah

Kaget? Syock? Terkejut?

Itulah yang aku rasakan

Yang membuatku semakin terkejut ternyata calon suaminya bu Wanda adalah Pandu partner dari Hanung ketua open trip yang tersesat bersamaku digunung

Bicara tentang Hanung setelah kami sampai di basecamp saat itu, aku dan ibu melakukan drama haru di basecamp pendakian

Ibuku yang masih histeris sampai ditenangkan oleh kedua orang tua Hanung, karena jujur aku yang sudah merasakan lelah dan sakit disekujur tubuh tidak sanggup untuk menghandle ibuku yang masih menangis

Setelah semuanya kembali tenang Hanung selaku ketua open trip menutup acara open trip kepada semua anggota dan panitia yang masih setia menunggu aku dan Hanung yang sudah tersesat, penutupan itu disaksikan oleh kedua orang tua Hanung dan ibuku

Setelah penutupan Hanung meminta maaf sebesar-besarnya kepada ibuku karena membuat aku tersesat ketika mengikuti pendakian yang diketuai olehnya

“DYTHA!! DYTHA MANA!!!” teriak bu Wanda yang baru saja datang bersama Elang

“Bu Wanda” kataku yang kaget melihat dia dalam keadaan marah seperti ini

“Kan udah dibilang lo jangan ikut pendakian!!! GILA SAMPE LUKA BEGINI PELIPIS LO!!!" kata bu Wanda yang semakin marah ketika melihat luka dipelisku

“Mba sabar ah” bisik Elang yang merasa tidak enak kepada semuanya

“Lo ketua open tripnya?!” tanya bu Wanda ke Hanung sambil mencengkram kerah baju Hanung, gila nih cewek

“Wan sabar” kata Pandu yang mencoba menenangkan bu Wanda namun langsung ditepisnya

“Besok-besok lo gak usah jadi ketua kalau keselamatan anggota lo gak terjamin gini!!!” kata bu Wanda sambil mendorong tubuh Hanung

Dering telepon membuyarkan lamunanku aku segera mengangkat telepon karena dari angka 2 yang berarti itu dari ruangan boss

Setelah memberi report untuk pengiriman minggu depan aku segera menutup telepon, aku melihat pantulan wajahku dicermin yang ada dimejaku, jaitan luka dipelipisku kini sudah sembuh total namun bekasnya masih ada

Bekas luka ini lah yang terkadang mengingatkan aku kepada Hanung, karena memang setelah pulang dari basecamp aku sama sekali tidak berkomunikasi dengan Hanung sampai detik ini, karena aku malu karena sudah jatuh cinta dengannya

Karena aneh menurutku proses aku jatuh cinta dengannya saat tersesat berdua dengan Hanung aku mendeklarasikan hatiku untuk suka Hanung, walaupun Hanung sering chatt tapi tidak aku respon bahkan Elang memberi tahu jika Hanung sering mencariku

Ibuku dan bu Wanda sebenarnya merestui jika aku bersama Hanung, tapi jiwa gengsiku yang terlalu tinggi membuat hubunganku dengan Hanung seperti rumah yang lama tidak ditempati, banyak setannya…

Kebetulan sekali saat aku memikirkannya orangnya menelponku, iya tentu saja itu Hanung, apa aku harus mengangkatnya kah?

“Halo” kataku menjawab telepon dari Hanung

Gunung : Gudytha & HanungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang