Gangguan Malam

16 3 0
                                    

KARNA BESOK LIBUR SABI LAH LEMBUR BACA CERITAKU YG SATU INI HAHA
POKOKNYA DARI PER SEKARANG AKU LEBIH RAJIN UPDATE YA
KECUP JAUH YA GAES HAHAHA...


Setelah padamnya api unggun aku mulai memejamkan mata dengan keadaan yang sangat gelap gulita, masih terdengar suara-suara peserta dari tenda sebelah

Seketika suasa hening ketika yang lain sudah menuju alam tidur karena kita jam 2 pagi akan mulai summit

Kok jadi horor ya bor

Sudah satu jam aku memejamkan mata tetapi belum juga tertidur, terdengar diluar sepertinya hujan rintik-rintik

Namun aku lihat dari luar ada yang menyenteri kearah tendaku, dan terdengar suara langkah-langkah orang berjalan yang sangat ramai, wait kata

Hanung tadi dibawah katanya yang mendaki hanya kita-kita saja lalu mereka siapa

Setelah lima belas menit keramaian yang tercipta dari orang-orang diluar yang entah itu manusia atau bukan keheningan dan gelap kembali menyelimuti

Kembali aku pun berusaha untuk tertidur namun lagi-lagi terdengar suara-suara aneh dari luar tendaku

"Sstttt Dytha sstttt Dytha" panggil seseorang dari luar tenda, iiihhh kok serem itu suara apa dah

Karena suara dari luar semakin mengganggu dan aku yang penasaran aku pun membuka pintu tenda agar bisa melihat siapa orang yang memanggil-manggil namaku

Didepan tendaku aku bisa melihat ada wanita tua membelakangiku yang berpakaian seperti orang jaman dahulu namun ini sudah lusuh, dikanan kirinya ada macan, hah macan!! anjrot ini penampakan apaan dah

Tiba-tiba saat aku akan menutup pintu tenda kembali itu dua macan yang aku perhatikan matanya hanya ada satu menatap tajam kearahku, ini resleting tenda napa jadi macet begini

Tanpa aba-aba itu macan berlari kearahku, seketika perasaan takut menyelimutiku karena ini resleting tenda benar-benar tidak ingin menutup

"Aaaaaaaaaaaa!!!!!!" Teriakku karena ini macan benar-benar menerkam tubuhku, perasaan bersalah kurasakan karena memaksa melakukan pendakian walaupun tidak diijinkan ibuku

“Tha!!! Dytha!! Gudytha bangun!!! Woyy bangun" Tepuk seseorang kearah pundakku

“Haaaaa” ringisku sambil membuka mataku

“Bangun, mimpi apaan lo sampe ngigo teriak gitu” kata bu Wanda, wait ini aku masih ada diruanganku “Lagian mentang-mentang gak ada pengiriman seenaknya aja lo tidur” lanjut bu Wanda sedikit sewot

“Gue mimpi liburan mendaki gunung terus diterkam macan” kataku yang masih terkejut

“Aneh banget mimpi lo” kata bu Wanda yang duduk dimeja kerjanya, ini beneran ada diruanganku bukan ada digunung

Kuambil handphone yang ada didalam tasku, masih pukul Sembilan pagi dan aku mengalami mimpi buruk

Jadi aku bukan memilih liburan pendakian ke gunung ciremai, ku pegang pelipisku oohhhh ternyata itu hanya mimpi karena pelipisku tidak terluka

Hanung, ribut dengan Ajeng, aku terjatuh sampai pelipisku terluka, wanita tua yang barusan aku lihat, dua macan bermata satu yang tadi menerkam ku itu hanya mimpi

Aahhhh syukurlah takutin banget mimpi gue

Aku minum air putih yang ada dimeja kerjaku, haus banget gila karena mimpi mendaki gunung benar-benar kurasakan sampai di kehidupan nyataku, tapi nyata banget mimpi yang aku rasakan tadi

Ku lihat bu Wanda sibuk dengan komputernya aku yang bingung harus mengerjakan apa, karena masih syock atas mimpi mendaki gunung yang aku alami aku memilih untuk keluar dari ruangan untuk keliling pabrik sejenak sambil menghirup udara segar

Aku memasukki pabrik dari bagian bahan baku yang biasanya banyak karyawan yang sedang muat jenis-jenis rotan untuk dikirim ke pekerja kita yang ada diluar pabrik, atau bongkar kerjaan yang didapat dari karyawan-karyawan yang ada diluar pabrik

Tapi hari ini kulihat benar-benar sepi tidak ada karyawan atau bahkan kegiatan bongkar muat yang biasa aku lihat, aneh banget walaupun tidak ada pengiriman tetapi biasanya untuk karyawan pabrik tetap bekerja seperti biasa

Ku lihat dari bagian rangka sampai anyam tidak ada kegiatan karyawan, mereka hanya duduk diam termenung sambil menunduk kebawah yang biasanya jika aku sedang keliling pabrik mereka pasti heboh untuk menyapaku, tidak biasanya mereka seperti ini

Ada yang tidak beres aku segera berlari menuju ruanganku, karena karyawan-karyawan dipacking sikapnya lebih aneh mereka melihat kearahku dengan tatapan tajam, ini lagi prank atau apa deh aneh banget

Saat sampai didepan pintu office terlihat sosok yang benar-benar membuatku takut, merinding dan tidak bisa berkata-kata

Karena wanita tua yang tadi aku lihat dalam mimpi serta macan yang berada dikanan kirinya kini melihatku dengan tatapan yang tidak bisa kumengerti

Aku bingung harus lari kemana, aahhh pos security

Tanpa babibu aku langsung lari ke pos security yang berada didepan gerbang pintu masuk ke pabrik ini, namun sial macan-macan bermata satu ini mengejarku, shitt itu wanitu tua kenapa sekarang bisa ada didepan gerbang

“AAAAAAAAA!!!!!!!” Teriakku sambil menangis karena sudah frustasi atas apa yang menimpaku aku memilih jongkok dan menutup kepalaku menghindari serangan dari macan yang mengejarku

“Dytha!!! Dytha!! Heiii” seseorang mengguncang-guncang tubuhku sambil memanggil-manggil namaku

Aku segera membuka mata untuk meminta pertolongan padanya, saat kulihat wajah Hanung berada dihadapanku

Kulihat sekeliling aku berada didalam tenda dengan pencahayaan minim dari senter kulihat Wulan dan Leni berada didalam tenda, wait yang tadi barusan bu Wanda, keliling pabrik itu hanya mimpi

“Are you okey Dytha?” Tanya Hanung sambil mencoba menyadarkan ku

“Cubit aku Mas” pintaku dan Hanung mencubit pipiku dan sakit, berarti ini nyata dan perban dipelipisku masih ada

“Kenapa Dytha mimpi buruk?” Tanya Hanung dan aku menganggukkan kepala

“Aku mimpi ada wanita tua dan macan yang menyerangku” jelasku membuat Hanung sedikit terkejut

“Istigfar ya Dyta” kata Hanung mengingatkan

“Iya Mas” kataku sambil istigfar dalam hati

“Aku buat kamu lebih tenang ya dan gak diganggu sama makhluk penunggu disini” kata Hanung sambil memegang kepalaku dan memejamkan mata, perlahan perasaan takut yang menyelimuti tubuhku hilang dan merasa lebih enakan, aku merasa lebih tenang

Aku membuang nafas perlahan agar lebih rilex dan lebih tenang, dan aku meyakini semua yang aku lalui dalam mimpi itu hanya gangguan dari mahkluk penunggu digunung ini

“Istigfar ya Dytha jika ada kejadian aneh yang kamu rasakan” saran Hanung sambil menggosok-gosokkan tangan ke lenganku hal itu membuatku lebih tenang kembali

“Oke Mas, aku udah lebih enakan” kataku sambil tersenyum kearah Hanung
Setelah dilihatnya aku sudah mendingan

Hanung keluar dari tenda dan kembali ketendanya untuk istirahat kembali karena kulihat dihandphoneku yang berada disampingku masih jam 11 malam

“Maaf ya gaes tidur kalian jadi terganggu” ucapku ke Wulan dan kawan-kawannya

“Sudah agak mendingan Mba? tadi Mba ngigo sambil teriak-teriak aku panik makannya langsung panggil mas Hanung” jelas Wulan yang kembali ke posisi tidurnya

“Sudah mendingan, makasih ya hehe” ucapku tulus ke Wulan dan kawan-kawannya

“Baca doa Mba biar gak mimpi buruk” kata Leni terkekeh disambut tawa kecil dariku dan yang lain yang berada ditenda ini

Gunung : Gudytha & HanungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang