Perjalanan menuju ke pos 6 pasanggrahan di iringi trek yang masih terjal, cukup membuatku susah untuk mengatur nafasku
"Cong kan kita tadi bilang gak akan banyak berhenti" kata Febi yang sudah selonjor sambil mengatur nafasnya
"Gimana bor ini nafas perlu dinetralisir" kataku terkekeh
"Gaya bahasa lo netralisir" kata Febi yang membuatku semakin terkekeh dengan nafas yang belum beraturan
"Bentar lagi juga didepan sampe kok" kata Pandu dengan gaya istirahat sama seperti Hanung
"Mas Pandu nih tipekal cowok PHP, dari masih dibawah ya bor bilangnya bentar lagi mulu" kataku membuat Pandu tertawa
"Kan biar kalian semangat karena bentar lagi" bela Pandu "Tapi bentar lagi serius, 30 menitan lagi didepan udah post camp" lanjutnya lagi
"AYOK BOR, TANJAKAN ASOY AJA KITA TAKLUKIN" kataku semangat
"Aaahh hayati ingin rebahan" keluh Febi dengan suara gemulainya
"Mas Pandu kalau belok mau gak sama Febi" pancingku
"Gila lo ya" kata Febi sewot membuatku ngakak
"Tapi lo masih doyan wadon kan bor?" tanyaku
"Masihlah gila, dari oroknya gue udah begini edan" kata Febi
"Kok lo pas liat mas Hanung kaya tergila-gila gitu" kataku sambil melanjutkan perjalanan
"Halah lo aja tergila-gila sama mas Hanung, ngaku lo!!" Kata Febi ngegas
"Dytha suka sama mas Hanung?" Tanya Pandu yang terpancing obrolan Febi
"Enggak ada ya, Febi aja nih doyan ngarang" kataku meyakinkan
"Gak papa kalau suka juga, jomblo loh dia, udah mateng juga udah siap nikah" kata Pandu memberi tahu yang cukup menggiurkan, kan gue ikut open trip ini buat nyari jodoh aaahh tapi ada si menyebalkan Ajeng
"Umur berapa emang Mas Hanung?" Tanya Febi yang berjalan didepanku
"30 tahun, ngurusin gunung mulu dia mah tapi cari cewe mager" kata Pandu
"Eh cocok tuh Cong, lo masih sendiri umur 27 lagi buru kawin nanti sawangan dulu bep" kata Febi ngakak membuat Pandu pun tertawa
"Dih" kataku sambil mengatur nafasku yang mulai tidak beraturan
"Kerjaanya mas Hanung cuman jadi penyelenggara open trip sama ranger aja Mas?" Tanya Febi "Wait Mas istirahat dulu" lanjut Febi yang langsung duduk bersender ke pohon
"Ranger mah bukan kerjaan kali itu mah kemanusiawian aja yang perduli dengan alam" kata Pandu terkekeh "Dia punya tempat penyewaan alat-alat outdor sama jual beli juga sih, nenek dia orang sini jadi dia lebih banyak tinggal disini" lanjut Pandu memberi tahu tentang Hanung
"Lah emang orang tua mas Hanung dimana?" Tanya Febi sambil minum menghilangkan rasa haus, aku hanya menyimak pembicaraan mereka
"Jakarta, katanya bapaknya dosen di UI ibunya dokter di rumah sakit ternama di jakarta makannya dia milih tinggal disini, kesepian mereun anak satu-satunya" kata Pandu dengan logat sundanya
"Kenapa dia gak jadi dokter aja ya atau gak dosen kaya bapaknya" kata Febi
"Yaudah aja sih kan dia doyan hal-hal berbau petualangan sama mistis, lo gak lihat tadi bisa nyembuhin Ajeng pas kerasukan" kataku sedikit nyolot
"Laaahhh kok lo nyolot sih" kata Febi terkekeh
"Hanung mah dia berguru makannya paham hal-hal begituan, dia mah naik gunung malem imsak udah dipuncak bisa kayanya" kata Pandu memberi info yang tidak kuketahui sebelumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunung : Gudytha & Hanung
Roman d'amourBercerita tentang wanita bernama Alyena Cesna Gudytha yg baru pertama kali mengikuti acara open trip ke gunung berdasarkan iklan yg ia lihat ketika scroll tiktok yg diketuai oleh Hanung Pramudya yg setiap tahunnya pasti mengadakan open trip bebas u...