Suara Misterius

12 2 0
                                    

Setelah makan kami bersiap-siap untuk tidur

Eh tapi sebentar….

Ini aku tidur berdua dengan Hanung dalam satu tenda

Dia gak akan macam-macam kan ya?

“Senter didalam tenda tetap nyala ya Dytha” kata Hanung sambil memasukkan tubuhnya kedalam sleeping bag

“Iyalah nanti Mas melakukan hal yang tidak-tidak” kataku yang sudah siap posisi untuk tidur

Walaupun capek yang amat sangat aku rasakan disekujur tubuhku tapi entah mengapa mataku sangat susah untuk dipejamkan

Kulihat Hanung yang tidur disampingku sepertinya sudah akan beranjak kedalam mimpi, aku harus segera tidur horror juga tinggal sendirian yang belum tidur

“Mas Hanung” kataku sedikit panik melihat Hanung tidur yang sedikit mengigau

“Hmmmm iya kenapa Dyta?” tanya Hanung yang sudah sadar dari tidurnya

“Mas jangan ngigo gitu dong tidurnya” kataku sedikit takut

“Maaf tadi saya sedang meditasi, maaf ya kalau saya bikin kamu takut” kata Hanung yang memilih duduk aku pun mengikutinya

Tiba-tiba suara sangat ramai orang diluar seperti mengelilingi tenda membuat aku dan Hanung saling bertatapan lalu kemudian sunyi kembali

Ini sih yang buat aku merinding ketakutan diluar terdengar suara perempuan menangis dimana yang kita tahu itu pasti bukan manusia, sontak aku langsung mendekatkan diri ke Hanung

“Maaf ya kalau saya atau Dytha melakukan sesuatu yang salah selama pendakian” kata Hanung sedikit keras lalu suara tangisan itu berubah menjadi suara tawa cekikikan yang sangat menakutkan

Suara cekikikan itu pun hilang suasana kembali sunyi, baik aku atau Hanung masih memilih untuk tetap diposisi masing-masing

“Tidur aja Dytha” kata Hanung membuka percakapan setelah kejadian suara misterius

“Mas Hanung gak tidur?” tanyaku

“Saya jagain kamu tidur Dytha, kamu pasti capek jadi istirahat saja” kata Hanung

Mau ku bantah tapi tak bisa dipungkiri jika aku memang sangatlah capek, aku pun mulai rebahan untuk tidur

“Dytha ini ibu” terdengar suara samar dari luar tenda

Sontak membuat aku benar-benar terkejut dan langsung memeluk Hanung yang sedang duduk

“Maaf yak Bu kalau Dytha bandel doain Dytha biar besok bisa kembali ke basecamp” kata Hanung menyauti suara yang menyerupai suara ibuku

Karena suara itu membuatku benar-benar kangen ibu dan yang bisa aku lakukan hanya bisa menangis dipelukan Hanung, yang Hanung lakukan menepuk pundakku untuk menenangkan ku

“Aku kangen Ibu Mas” isakku sambil membenarkan posisi ku untuk duduk

“Bandel sih ya gak di ijinin ibu buat mendaki tapi tetap mendaki” kata Hanung lembut sambil menjawil hidungku

“Kok mas tahu?” tanyaku sambil menghapus air mataku

“Tadi pas meditasi saya dikasih tahu” kata Hanung

“Maafin ya Mas aku salah” kataku sambil menundukkan kepalaku

Hening Hanung tak membalas ucapanku suasana kembali sunyi, aku mendongakkan wajahku untuk melihat wajah Hanung, dia hanya menghela nafas, apa karena aku tidak diijinkan ibu mendaki jadi bisa tersesat seperti ini

Tiba-tiba terdengar suara angin gemuruh membuat tenda hampir roboh, sambil menahan frame tenda agar tidak roboh Hanung bersholawat nabi dengan merdu yang diikuti olehku

Aku benar-benar takut, takut aku atau Hanung kenapa-kenapa, takut aku dan Hanung tidak bisa selamat dari sini

Sholawat nabi lah membuat ketakutan ku hilang, selama lebih dari 30 menit aku dan Hanung selalu sholawat meminta perlindungan kepada allah swt

“Dytha nya udah ngaku salah jadi jangan diganggu lagi ya” kata Hanung karena angin gemuruh ini tidak berhenti juga, ini benar-benar diluar nalar sih emang

Dari awal bisanya tersesat sampai sekarang adanya angin kencang seperti ini, mau aneh tapi ini gunung besti

Gangguan-gangguan tak cukup sampai disitu setelah angin kencang hilang berganti suara seseorang menyuruh kami untuk segera pergi dengan cukup kencang

Hanung tetap bersholawat nabi mengabaikan gangguan-gangguan dari luar tenda, aku yang sangat ketakutan mencengkram dengan kencang lengan Hanung yang sedang menadahkan kedua tangannya

“Dytha ayok sini keluar” terdengar pelan suara wanita tua dari depan tenda

“Hiraukan suara diluar Dytha istigfar” kata Hanung memperingatiku saat aku akan membuka tenda, lalu terdengar suara seperti suara macan, jujur hal itu sangat membuatku sangat takut

“HEH!!! JANGAN GANGGU KAMI!!!” kata Hanung tegas saat dari luar tenda kita akan dirusak, aku melihat seperti ada telapak tangan yang mendorong tenda dari luar, horror banget gak sih ini

Gunung : Gudytha & HanungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang