Pangguyangan Badak

21 2 0
                                    

Ujan-ujan gini enaknya baca cerita gudytha dan Hanung nih gaes ditemani susu anget and roti bakar hahaha

Jangan lupa vote dan komentar ya gaes biar aku rajin update hehehe

Setelah 1 jam perjalanan dan 1 jam Isoma, istirahat sholat makan kita pun telah sampai di pos 3 Pangguyangan Badak

Trek dari pos 2 ke pos 3, trek yang paling aku sukai karena kebanyakan jalannya landai membuatku sedikit santai dalam perjalanan

"Mas bisa gak treknya kaya tadi banyak landainya" kataku terkekeh disambut senyum Hanung

"Iyaya Tha tadi treknya bikin gue bisa nafas" kata Febi sambil minum

Seperti biasa kita tim paling belakang memilih untuk istirahat sejenak di pos 3 sedangkan yang lain memilih untuk melanjutkan perjalanan

"Habis ini treknya luar biasa loh" kata Hanung memberi tahu dengan senyum jahilnya

"Firasat gak enak nih Bor" kataku

"Mas Hanung sering mendaki kesini berapa kali?" Tanya Febi sambil menyemil buah anggur yang dibawanya dan membaginya kepadaku dan Hanung

"Berapa kali ya lupa euy gak bisa di hitung, soalnya saya ranger di jalur ini juga kadang ya naik ke atas kalau ada pendaki yang cidera, hilang atau tersesat, kadang patroli pembersihan jalur dari sampah yang kadang ditinggal sama pendaki" jelas Hanung

"Ranger apaan tuh Mas?" Tanyaku

"Macam Penjaga taman nasional gunung dijalur ini" jelas Hanung

"Wiihhhh" decak Febi dan aku bebarengan

"Berarti sudah paham betul Mas jalur pendakian disini?" Tanya Febi

"Insya allah" kata Hanung yang maksudnya dia sudah paham dengan trek di jalur ini

"Oohhh pantesan, tapi Mas Hanung aku perhatikan ketika sampai di setiap pos pendakian ucap salam sama hentak kaki ke tanah itu buat apa Mas?" Tanyaku

"Ya ibarat kita sedang bertamu kerumah orang, harus ucap salam gak main nyelenong masuk aja" kata Hanung

"Ooohhh tadi aku gak gitu gak papa Mas?" Tanyaku

"Karena sekarang sudah tahu lebih baik ya dilakukan saja, kita mendaki juga harus sopan harus jaga sikap jaga perkataan" kata Hanung

"Btw lo daritadi perhatiin Mas Hanung?" Pancing Febi

"Tuh mancing-mancing aja, soalnya kan Mas Hanung dibelakang gue terus jadi gue dengar apa yang dilakukan mas Hanung" jelasku membuat Hanung tersenyum, sumpah senyumannya bikin candu banget

Setelah ngobrol ringan di pos 3, kita pun kembali melanjutkan perjalanan ke pos 4

Dan trek yang kita lalui terjal kembali dong, seperti sebelumnya saat menemui trek seperti ini aku dan Febi dibikin semangat (dibaca capek) lagi

Trek dipenuhi akar-akar pohon dan menanjak, beberapa kali aku hampir tersungkur karena perjalanan kali ini dimana lututku hampir berada didepan wajahku

So jadi kebayangkan trek kali ini memiliki medan yang sangat terjal, dengan membawa cariel beratnya setengah dari berat badanku, cukuplah membuatku berkeringat cukup deras dan rambutku berantakan

Kali ini aku dibuat kewalahan dengan trek menuju ke pos 4, baru satu menit berjalan aku meminta untuk berhenti sejenak karena nafasku yang berantakan

"Waahhh luar biasa nih trek" keluhku sambil menyeka keringatku dan membenarkan kunciran rambutku

"Ho.oh" saut Febi lemah yang sudah selonjoran didepanku

Kulihat Hanung duduk dipohon yang tumbang yang berada dipinggiran jalur pendakian, dengan santainya ia minum terlihat otot-otot dilehernya yang sangat menggoda, astagfirullah sadar Dytha

"Wehhh mau terkam mas Hanung lo, liatinnya nafsu banget lo" ledek Febi yang terkekeh, nih orang ganggu banget deh lagi lihat maha karya tuhan yang begitu menggoda

"Apaan deh lo, gue lagi liatin air minum mas Hanung yang keliatan seger, minuman apa itu Mas?" Tanyaku mengalihkan ke mas Hanung yang berada tak jauh dari Febi yang sedang selonjoran

"Vitamin C, mau?" Tanya Hanung dan akupun menganggukan kepala

Tanpa diminta Hanung menghampiriku untuk memberikan botol minumnya yang berisi minuman vitamin C yang berwarna kuning tadi membuatku ngiler

"Nempel gak papa Mas?" Tanyaku meminta ijin untuk minum dibotol minumnya menyentuh bibir botol

"Gak papa santai aja" kata Hanung, segera akupun meminum vitamin C milik Hanung yang membuat badanku segar kembali

Setelah nafasku dan Febi sudah enakkan kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke pos 4 Arban

Setiap kali menemukan tanjakan yang sangat terjal, beberapa kali aku dibantu Hanung dari belakang agar aku bisa naik ke pijakan tanah selanjutnya

Dimana kita harus memanjat dengan berpegangan akar pohon atau dibantu seseorang untuk memegang bagian tubuh belakang kita untuk didorong ke atas agar bisa mencapai pijakan tanah selanjutnya

Didepan terlihat tim Wulan dan tim Ajeng yang sedang menunggu kita karena memang aku akui jika perjalanan ke pos 4 aku dan Febi sering tertinggal jauh dengan tim yang berada didepan

"Mba, cepat dikit dong jalannya" kata Ajeng dengan nada tidak enak kepadaku yang baru saja duduk menyender pohon

"Oh iya sorry Mba" kataku yang lebih memilih fokus untuk minum dan memulihkan nafasku

"Lagian so-soan ngedaki tapi malah merepotkan" dumel Ajeng dan terdengar ke semua orang

"Maksudnya apa lo ngomong gitu" kata Febi tidak terima yang berada disampingku , hayooo bencong udah marah nih seru nih

"Lah siapa juga yang ngomong sama lo ya" kata Ajeng tertawa disambut tawa dari teman-temannya, dihh prik banget dah

"Ya terserah lo mau ngomong sama siapa, gue denger dan gue gak suka sama omongan lo itu" kata Febi dengan wajah yang tidak suka kearah Ajeng

"Ya gak usah didenger lah ribet banget lo" kata Ajeng tertawa meremehkan

"Yaudah mau gue atau Dytha atau yang lain jalannya lambat kek atau apa kek ya lo gak usah ribet" kata Febi sewot "Gak usah banyak bacot lo!!" Gertak Febi yang melihat Ajeng akan membalas perkataannya "Mau kepuncak duluan silahkan, iya tau lo yang Mba jago sering mendaki jadi merasa paling oke gitu" lanjut Febi yang emosinya mulai tak terbendung

"Udah Feb ahhh lo mah orang begitu diladenin" kataku terkekeh sambil geleng-geleng kepala

"MAKSUD LO APA!!!" gertak Ajeng yang langsung menghampiriku sambil menunjukku dengan treking polenya, eh eh apaan nih kok makin galak

"Heiii!!!" Kata Hanung sambil menghadang Ajeng didepanku dan menghempaskan treking pole Ajeng yang tadi ada didadaku "Ini digunung Jeng jangan cari ribut, saya udah bilang dari awal kalau kamu mau ikut open trip yang saya buka kamu jangan cari masalah" lanjutnya pelan yang bisa didengar hanya aku Febi dan Ajeng

"Aku gak suka dia yang selalu deket-deket kamu" bisik Ajeng sambil menatap sinis kepadaku, lah apaan sih nih cewek

"Dari awal saya sudah menjelaskan kalau saya tidak suka dengan kamu dan kita tidak punya hubungan apapun selain teman, jadi tidak ada urusannya dengan kamu saya dekat dengan siapapun" kata Hanung pelan dengan penekanan disetiap katanya, sumpah nyesek sih kalau gue yang digituin

"Lo kok makin rese ya" kata Ajeng sewot

"Jadi silahkan kembali ke pacar kamu, jika kamu ingin ke puncak silahkan duluan dan semoga turun ke basecamp dengan selamat" kata Hanung pelan "Yu nanti duluan aja, kita Camp di pasanggrahan 1" Lanjut Hanung ke Bayu yang sedang asyik merokok

Ajeng kembali ke kawan-kawannya, sedangkan aku dan Febi terbengong saling bertatap-tatapan ternyata gossip yang didengar Febi tidak benar jika Ajeng mantannya Hanung

"Kamu gak papa?" Tanya Hanung dengan raut wajah khawatir, ini gue gak salah lihat kan

"Iam okey" kataku tersenyum memastikan

"Syukurlah" kata Hanung membalas senyumanku, dan aku melihat cengiran menyebalkan dari wajah Febi yang berada disampingku, emang tengil parah tuh anak

Gunung : Gudytha & HanungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang