Persiapan Mendaki

21 2 0
                                    

Wah gila perlengkapan mendaki seperti ini rupanya sampai habis kurang lebih 5 jutaan

"Habis 5 juta banget ini, lo gak korup kan?" Tanyaku ke Elang adik bu Wanda yg sedang baik sampai mengantarkan ku pulang ke kostan

"Ngapain gue korup Mba, wong gue lebih kaya dari lo" kata Elang ngakak

"Oke ini tas seharga 1.5 juta, sepatu 1.8 juta,   jacket 800 ribu, trekking pole, sleeping bag, gelas, kupluk, sendok apaan nih banyak banget jenisnya, pisau lo ngapain beli ini dah, harus beli botol minum banget nih, kompas ngapa lo beli ini dah kagak paham gue cara makenya" dumelku karena betapa banyaknya yg dibelanjakan Elang untuk keperluan mendaki

"Eh ini gratis matras nih karena belanja diatas 5 juta" kata Elang nyengir

"Halah matras buat yoga banget itu" cemoohku melihat gulungan matras berwarna hitam

"Sepele loh mana ada matras yoga tebel begini, menurut lo gak penting ini bakalan penting banget buat Lo nanti diatas" jelas Elang "Lagian lagak banget lo mendaki-mendaki, jalan pagi aja lo jarang" ledek Elang

"Yaelah gue mau tahu aja hobi o yang katanya mahal pengalaman itu" cemoohku "Sekalian deh lo packing gimana caranya itu barang-barang yang lo beli semua itu muat dalam satu tas" lanjutku

"Terus lo ngapain?" Tanya Elang dengan muka judesnya

"Mau mandi lah gerah banget gue seharian kerja" jelasku

"Diihh najis banget lo kaya gue pacar lo" kata Elang tetapi tangannya mulai merapikan barang-barang yang akan dipacking

"Ogah banget gue jadi pacar lo nanti punya kakak ipar kaya Wanda" kataku yg bergegas masuk ke kamar mandi

Setelah 30 menit aku mandi dan bersetelan siap untuk tidur, aku melihat diruang tamu kostan ku Elang sedang leye-leye di kakinya terdapat tas yang tadi dibelinya telah dipacking dengan rapih

Dan dimeja tamu sudah terdapat beberapa cemilan yang kemungkinan besar ia pesan dari aplikasi gojek online

"Lama beud dah lo mandinya kaya mau malem pertama aja" ledek Elang

"Sinting" makiku "Udah di packing itu?" Tanyaku

"Udehhh, kaga liat mata lo" cemooh Elang " Udah ah gue mau pulang, ini nanti bayar ke ibu kost lo gue minjem uang dia buat bayar makanan yg gue pesen" lanjutnya, anjrit kirain dari dia

"Najis lo katanya holang kaya pesen begini aja ngutang" cemoohku

"Bye ahhh" kata Elang yang sudah siap keluar dari kostanku

Aku pun mengecek tas yg telah dipacking oleh Elang, rapih juga ya itu anak

"Eh wait lo nanti pas di atas jaga sikap jaga omongan ya" kata Elang yg mengakagetkanku

"Anjir lo masuk lagi ketuk pintu dulu dong" sewotku

"Gue lupa lo pertama kali mendaki, pokoknya lo diatas sana kudu jaga sikap jangan omongan terkadang omongan lo tuh kurang di filter" kata Elang yg duduk di hadapanku "Semua udah gue siapin ditas tinggal lo cek lagi aja, lo ada tas kecil kan dompet sama barang berharga lo taro disitu aja, gak usah menor-menor lo make up nya" lanjutnya lagi

"Iya suhu" ledekku "Oke lo simpan-simpan barang yang tadi gak terlalu ribet jadi gak susah buat gue ambilnya" lanjutku

"Lo mendaki ke gunung ciremai via jalur apa?" Tanya Elang

"Palutungan sih kata si ketua open trip" jelasku

"Dari mana penyelenggara open tripnya?" Tanya Elang

"Wait" kataku sambil mengecek handphoneku "Pencakar langit sih ini tertulisnya" jawabku

"Ooohhh disitu ada teman gue, nanti gue minta dia jagain lo" kata Elang

"Emang mendaki gunung mistis banget ya?" Tanyaku yg sedikit takut karena sebelumnya Elang tidak pernah berbicara serius seperti ini

"Menurut gue mah iya, ibarat digunung itu ya kaya kerajaan ghoib dan kita kesana ibaratnya bertamu, jadi ya kita sebagai tamu harus sopan" jelas Elang

"Oke" kataku

"Lo berangkat lusa dijemput atau bagaimana?" Tanya Elang

"Gue minta dijemput karena jujur gue gak tahu dimana pos pendakiannya" jelasku cengir

"Manja banget lo" cemooh Elang

"Eehhh gue ada bayar tambahan ya mana ada gue manja" belaku

"Jangan nyusahin kelompok lo pas diatas" pesan Elang

"Iya berisik lo ah" sungutku

Setelah satu jam kepergian Elang dari kostan ku, aku searching ke google tentang persiapan logistik apa saja yang harus aku bawa ketika mendaki

Aku pun mencatat apa saja yang harus aku belanja nanti di supermarket depan kostan ku

Hanung Pramudya Calling

"Weehhh ketua penyelenggara nelpon gue nih" gumamku

"Hallo Assalamualaikum"  salamnya busyeet dah suaranya merdu banget

"Iya walaikumsalam" balasku

"Saya Hanung mau konfirmasi tentang titik kumpul pertemuannya, ini Mba Gudytha yang ada permintaan untuk dijemput ya?" Tanyanya

"Iyess" jawabku "Btw Mas saya ini kan pertama kali mendaki banget nanti diatas mohon dampingi ya" pintaku gila sok manja banget suara gue

"Tapi sebelumnya sering olahraga kan ya?" Tanyanya, aduuuhhh Mas setiap weekend cuman bisa tepar di kasur boro-boro olahraga

"Jarang banget Mas" jawabku

"Kan kita lusa mulai pendakian, Mbanya kalau bisa besok mulai olahraga kecil saja biar ketika pendakian tubuhnya gak kaget" jelasnya

"Oh oke Mas" jawabku

"Nanti shareloc aja ya Mba titik penjemputannya dimana" kata Hanung

"Oke siap Mas" kataku

"Ada pertanyaan lain Mba, soalnya Mba jarang gabung ke group makannya saya ini telepon" jelas Hanung

"Saya bawa logistik pribadi gak apa-apa kan? Makan saya banyak" kataku ngakak dan terdengar kekehan dari Hanung

"Sebenarnya kan dari kita juga disediakan selama perjalanan mendaki, tapi barangkali Mbanya mau bawa gak apa-apa, tapi secukupnya aja Mba biar gak berat di cariel" jelasnya "Sama bawa jas hujan ya Mba mengingat kondisi cuaca yg gak menentu, takutnya diatas nanti hujan" katanya lagi

"Oke siap Mas, detail banget dah Masnya" kataku

Aku pun langsung mematikan panggilan ketika menurutku sudah tidak ada yang ingin kutanyakan lagi

Badanku sanggup kan ya untuk melakukan pendakian ke gunung Ciremai, atap tertinggi sejawa barat????

Gunung : Gudytha & HanungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang