Setelah berdebat cukup sengit antara aku Ajeng, yang menurutku entah apa yang didebatkan
Hanya karena aku yang lambat lalu Hanung yang selalu dibelakang bersamaku, si Mbak Jago emosi terhadapku, sinting gak sih padahal dia bukan siapa-siapanya Hanung
Lupakan sesi debat tadi, kita kembali ke perjalanan menuju pos 4 yang masih belum bersahabat, treknya kacau sama kaya Ajeng tadi yang sewot
Setelah satu jam setengah berjalan dengan trek menanjak gak ada ampun, kita sedikit diberi nafas dengan jalur yang landai
Dijalur yang landai ini Febi memilih untuk duduk selonjor untuk mengatur nafas, aku mencoba istirahat ala Hanung yang hanya berdiri sambil menyenderkan cariel ke pohon
"Weh Mas enak istirahat sambil duduk selenjor" kataku terkekeh karena istirahat sambil berdiri kurang enyak
"So-soan lo kaya mas Hanung" kata Febi ngakak membuat Hanung terkekeh dengan keringat yang membasahi dahinya, duh tangan jadi gemes ya mau lap itu keringat
"Ini yang mendaki cuman kita atau gimana Mas, sepi banget kayanya gak ada pendaki lain?" Tanyaku sambil menyemil gula jawa yang masih tersisa
"Untuk hari ini hanya tim kita, ramenya pas kemarin tahun baruan" jelas Hanung
"Kenapa gak kemarin aja Mas pas tahun baruan?" Tanyaku yang sedikit takut karena digunung yang luas ini hanya ada tim kita yang mendaki
"Kalau mendaki terlalu ramai pendaki lain kurang enak untuk menikmati suasana tentram digunung, semacam kurang puas" kata Hanung mencoba menjelaskan kenapa dia memilih tanggal mendaki dimana tidak banyaknya kelompok lain yang mendaki
"Tapi mas Hanung buka open trip terbuka untuk umum seperti ini sulit gak?" Tanya Febi dengan suara gemulainya, tapi emang bawaannya seperti ini kali ya si Febi padahal covernya kalau dia gak lagi ngomong keliatan cowok loh
"Sulitnya ya itu memberi pengertian ke setiap pendaki agar tidak seperti Ajeng yang membuat ribut dengan pendaki lain" kata Hanung dengan melihat sekilas kearahku
"Emang mas Hanung kenal Ajeng dimana?" Tanya Febi, pinter ya ini bencong mancingnya
"Dia adiknya rekan saya sesama ranger, entahlah dia selalu beri kabar kesetiap orang jika dia pacaran dengan saya" jelas Hanung "Dari awal rekan saya juga melarang Ajeng untuk ikut open trip ini, tetapi dia bilang gak akan berulah karna bawa pacar dan teman-temannya, tapi kalian lihat sendiri kan tadi" lanjut Hanung menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kumengerti
"Iya sampai ada yang disodok pake treking pole" kata Febi mengakak
"Maaf ya Dytha dapat perlakuan yang tidak enak karena ikut open trip yang saya buka" kata Hanung dengan mimik wajah merasa bersalah
"Eh iya mas gak gapapa" kataku, walaupun syock sedikit tapi no problem lah
Setelah 30 menit kami berjalan kembali akhirnya kami sampai di pos 4, namun terlihat tim Wulan dan teman-teman Ajeng terlihat ketakutan kearah Ajeng yang sedang berteriak histeris
Bukan lagi kesurupan kan ini, kok serem ya
Hanung segera berlari kearah Bayu dan Pandu yang sedang menenangkan Ajeng, kulihat Adi pacarnya Ajeng hanya menatap ngeri kearah Ajeng, ketakutan ya mungkin
"Kenapa dia?" Tanya Hanung
"Gak tahu tiba-tiba dia seperti ini, Adi dia tadi ngapain?" Tanya Pandu dengan wajah seriusnya
"Gak tahu Bang dari sepanjang perjalanan dia cuman diam terus tatapannya kosong terus tiba-tiba kaya gini" jelas Adi
"Iya semenjak dia marah-marah itu terus kaya melamun terus setiap berhenti istirahat" jelas teman perempuan Ajeng yang tidak kuketahui namanya
"Ajeng istigfar Jeng" kata Hanung yang mencoba berkomunikasi dengan Ajeng yang mengeluarkan suara aneh seperti macan yang ingin menerkam mangsanya
Hanung mencoba memegang kepala Ajeng dan pergerakannya kulihat seperti ustadz-ustadz ruqiah di tv yang mencoba mengeluarkan makhluk lain yang masuk ketubuh peserta ruqiah
Eh dia bisa gitu nyembuhin orang yang lagi kerasukan, sepertinya bisa karena Ajeng melihat Hanung dengan tatapan tajam yang berbeda
"Kenapa dengan anak ini?" Tanya Hanung ke makhluk yang merasuki Ajeng "Kalau dia melakukan hal-hal yang menyinggung tolong dimaafkan" lanjut Hanung dengan suara rendah sambil memegang kepala Ajeng dengan jempol tangan kanan berada dikening Ajeng, heiii hati napa lo jadi sewot liat adegan didepan
"Budak sombong ieu mah teu resep" kata Ajeng pelan dengan suara seperti wanita tua, beneran kerasukan ya bor
(Anak ini sombong saya gak suka)
"Enya, hapunten upami sikepna nyinggung" kata Hanung berkomunikasi dengan makhluk yang merasuki Ajeng
(Iya, tolong dimaafkan kalau sikapnya bikin tersinggung)
"Bejakeun ka budak ieu ulah kitu lamun datang ka dieu, uring mah teu resep kana pendaki siga kieu" kata Ajeng pelan dengan suara lemah
(Kasih tahu anak ini kalau datang kesini jangan seperti itu, saya gak suka sama pendaki seperti ini)
"Sumuhun, abdi bakal ngebejaan budak ieu" balas Hanung "Hatur nuhun pikeun ngingetkeun, jadi mangga kaluar tina keluar budak ieu" lanjut Hanung sambil menarik sesuatu dari punggung Ajeng menuju kepala Ajeng
(Iya saya bakal kasih tahu, terimakasih sudah diingatkan, jadi tolong keluar dari tubuh anak ini)
And fyuuhhh Ajeng pun sadar dan langsung diberi minum oleh Hanung
"Istigfar Jeng" kata Hanung memperingatkan sambil menepuk-nepuk pundak Ajeng
"Lo tadi paham apa yang diomongin Ajeng sama Hanung" bisik Febi
"Enggak tapi kayanya tadi ada kata-kata sombong, mungkin tadi Ajeng sombong kali jadi makhluk disini gak suka" kataku yang paham sedikit pembicaraan Hanung dan Ajeng
"Gimana mau lanjut ke atas atau turun nanti saya panggilkan tim ranger dari bawah" kata Hanung ke Ajeng yang terlihat sudah agak mendingan
"Lanjut aja masih sanggup kok" kata Ajeng
"Kalau kamu masih bersikap sombong dan berulah kaya tadi saya akan langsung suruh tim ranger keatas" kata Hanung sambil mengeluarkan HT dari tas selempangnya
"Iya enggak" kata Ajeng lemah
"Percaya gak lo sama omongan Ajeng" bisik Febi
"Percayalah, kalau enggak nanti dia malah kerasukan lagi gak sih" bisikku
"Pesan buat yang lain nya, kita ini mendaki gunung bukan serta merta untuk sampai puncak dengan cepat, tapi kita lihat juga kondisi dan kemampuan teman kita yang lain, satu lagi jangan merasa kita mampu kita lebih cepat dari yang lain jadi takabur, kita ini lagi digunung apa yang kita perbuat dan kita ucapkan jika menyinggung makhluk penunggu disini akan langsung mendapatkan resikonya" kata Hanung untuk kesemua peserta open trip "Paham semuanya?" Tanya Hanung kesemuanya
"Paham" saut semua peserta open trip termasuk aku dan Febi
"Kita istirahat sejenak sambil menunggu waktu ashar tiba" kata Hanung sambil melepaskan carielnya dan menggelar matrasnya persiapan untuk sholat ashar "Adi tolong jaga Ajeng supaya jangan melamun ketika diperjalanan" lanjutnya ke Adi yang sedang memberi minum kepada Ajeng
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunung : Gudytha & Hanung
RomansaBercerita tentang wanita bernama Alyena Cesna Gudytha yg baru pertama kali mengikuti acara open trip ke gunung berdasarkan iklan yg ia lihat ketika scroll tiktok yg diketuai oleh Hanung Pramudya yg setiap tahunnya pasti mengadakan open trip bebas u...