Risa berada di rumah Caca, sendirian. Sebab temannya itu sedang keluar kota bersama keluarganya, lebih tepatnya ke Jogja sebab neneknya sedang sakit dan ingin semua anak dan cucunya berkumpul. Risa bersyukur Caca dan keluarganya sangat baik, begitu Risa menjelaskan tentang masalahnya, mereka menawarkan untuk tinggal di sini saja sampai amarah kedua orang tuanya reda. Meski keesokan harinya mereka harus pergi, mereka tetap mengizinkan Risa tinggal di sini, bahkan sebelum mereka pergi, mereka membelikan semua kebutuhan Risa.
Caca berpesan untuk mengunci saja semua pintu dan jendela jika saja Alden tiba-tiba bisa menemuinya di sini. Dan, sejauh ini Alden masih belum tahu keberadaan Risa.
Sebab Risa pun tidak berani keluar rumah, dia takut tiba-tiba bertemu Alden dan pria itu pasti akan tetap memaksa dirinya untuk menggugurkan kandungannya yang sekarang sudah sedikit terlihat membesar.
Tapi hari ini, tanpa Risa sadari seseorang tengah mengintai rumah Caca. Siapa lagi kalau bukan Alden, pria itu akhirnya berhasil menemukan keberadaan Risa setelah beberapa hari mencarinya. Alden memarkirkan mobilnya cukup jauh dari rumah Caca dan dia berjalan kaki menuju rumah Caca. Dia berdiri di depan rumah berwarna dominan cokelat, semua pintu dan jendela tertutup rapat seperti tidak ada penghuni tapi Alden yakin betul kalau Risa berada di sana sebab tadi pagi, seseorang yang dia suruh untuk mengecek rumah itu mengatakan bahwa Risa ada di sana, orang itu melihat Risa berada di depan rumah sedang menyapu teras rumah itu.
Alden mencoba memanjat gerbang yang tidak terlalu tinggi dengan hati-hati, sebisa mungkin agar pergerakannya tidak menghasilkan suara, kemudian dia lompat di atas rumput yang berada di taman kecil dekat gerbang, lalu dia berjalan menuju pintu utama, mengintip ke dalam dari jendela yang tirainya sedikit terbuka. Tidak ada siapapun di ruang tamu. Kemudian, dia memegang gagang pintu dan menekannya ke bawah, tidak di kunci.
Alden tersenyum tipis, si bodoh Risa tidak mengunci pintunya dan itu membuat Alden tidak perlu susah payah untuk mencoba membuka atau mendobraknya. Kemudian, dia masuk dan kembali menutup pintu dengan sangat pelan. Tidak ada tanda-tanda Risa menyadari bahwa seseorang sudah memasuki rumah ini, lalu Alden masuk lebih ke dalam di rumah itu, terdengar aktifitas dari arah dapur dan Alden yakin Risa berada di sana.
Dan benar, Risa berada di sana. Wanita itu terlihat sibuk dengan beberapa bahan makanan di depannya, dia masih tidak menyadari keberadaan Alden sebab posisi wanita itu membelakangi Alden. Pria itu berjalan dengan pelan menghampiri Risa dan saat sudah begitu dekat, Alden memeluk wanita itu dari belakang.
Risa sontak kaget dan menoleh ke belakang, dia mendapati Alden yang tiba-tiba memeluknya cukup erat. Risa berontak tapi pria itu justru semakin mengeratkan pelukannya, tangannya juga menekan perut Risa dan itu menyebabkan rasa yang cukup sakit sampai akhirnya Risa berhenti berontak sebab semakin Risa berontak, tangan pria itu semakin kencang menekan perutnya.
"Bagus, lo tau apa yang harus lo lakuin." bisik Alden saat Risa berhenti berontak.
Risa menarik napas, mencoba mengatur napasnya yang naik-turun sebab kaget, takut dan marah pada pria itu. Dia tak menjawab apapun.
"Akhirnya gue bisa nemuin lo," ucap Alden lagi, sambil melepaskan pelukannya dan menarik tubuh Risa jadi menghadap dirinya. Meski tidak lagi memeluk tapi kiri dan kanan tangan pria itu dia letakan di ujung meja, mengunci Risa dan membuat wanita itu tetap tidak bisa kemana-mana.
Jarak mereka cukup dekat, Risa membuang pandangannya, enggan menatap Alden, pria yang sedang dia hindari dan tiba-tiba bisa masuk tanpa sepengetahuannya sama sekali. Sedangkan pria itu memerhatikan Risa dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ada yang berbeda dari wanita di depannya ini, rambut panjangnya dipotong sebahu, wajahnya terlihat pucat --mungkin kurang tidur atau stress, dan sesuatu di perutnya yang sepertinya berkembang begitu baik, sebab terlihat membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heavy Rainfall
Teen FictionTentang dua pasang anak kembar dengan permasalahannya masing-masing dan hujan selalu terlibat dalam rasa sedih juga bahagia mereka. Kiara masih harus menyelesaikan hubungannya dengan mantan kekasihnya --Bima, sebab ada sesuatu yang membuat mereka sa...