***
Ini waktu yang tepat bagi Zahra untuk melarikan diri, ia memutar otaknya untuk mencari cara agar terlepas dari Parkjingan ini.
"Mau makan apa?" tanya Jihoon melirik Zahra sekilas.
Zahra diam tak lama ia berdeham pelan, "Apa aja, asal jangan seafood. Gue alergi soalnya."
Tatapan Jihoon seketika kosong, hanya beberapa detik sebelum kesadarannya kembali penuh. Jihoon melirik lagi pada Zahra yang saat ini sedang menikmati angin malam.
"Anaknya mama alergi seafood ya? yaampun maafin mama sayang" Meira mengusap lengan Jihoon yang merah akibat makanan yang tak sengaja ia makan.
Jihoon mengangguk, "Gak papa ma, Jihoon cuma gatel dikit doang kok"
Jihoon menggeleng pelan, lalu menginjak rem mendadak mengakibatkan gadis disampingnya terbentur dashboard.
Zahra mengaduh kesakitan, masalahnya luka kemarin masih belum sembuh. Zahra menoleh kesamping dimana Jihoon sedang mengontrol napasnya, Zahra sempat bingung. Ia berniat untuk bertanya, namun niatnya ia urungkan. Toh masalah Jihoon tidak penting juga baginya.
Mereka melanjutkan perjalanannya yang sempat berhenti tadi. Sesampainya direstoran, Jihoon masuk tanpa menunggu Zahra.
"Kan, udah gue tebak tuh cowok emang bajingan" gumam Zahra mengikuti langkah kaki Jihoon yang sudah lebih dulu masuk kedalam restoran.
Jika ditanya kenapa dia tidak memanfaatkan waktu itu untuk kabur? maka jawabannya adalah belum. Ia belum dapat ide agar dia bisa kabur dari Jihoon, jika ia nekat kabur mungkin nyawanya sudah diujung tanduk.
Jihoon tersenyum menatap Zahra yang justru menatapnya dengan takut.
"Mau makan apa?"
"Nasi goreng" Jihoon mengerutkan keningnya.
"Eh, apa aja deh"
"Oke"
Zahra terdiam sebentar sebelum perutnya kembali merasakan perih dan mual, Zahra melirik Jihoon yang saat ini sedang memainkan ponselnya. Jihoon mendongak menatap Zahra dan menaruh ponselnya disaku jas.
"Kenapa?" pria itu mengelus kepala belakang Zahra.
"Mual, mau ke toilet"
Jihoon mengangguk, namun sebelum Zahra bangkit pria itu mengeluarkan sebuah borgol dan menarik tangan Zahra. Tangan kiri Zahra dan tangan kanan Jihoon sudah diborgol, hal itu tentu membuat Zahra melotot dan emosi.
ekspresi bapak jihoon
"Ini kenapa harus diborgol? gue kan mau ke toilet" Zahra berucap dengan menahan rasa mual diperutnya.Jihoon bangkit dan menarik tangan Zahra dengan lembut, menuntun gadis itu hingga masuk kedalam toilet wanita. Banyak pasang mata yang menatapnya terkejut dan takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight For Queen | Treasure [REVISI]
Teen Fiction𝙋𝙚𝙧𝙞𝙝𝙖𝙡 𝙨𝙚𝙣𝙟𝙖 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙡𝙪𝙠𝙖. . . . ⚠️ Cerita ini mengandung kekerasan dan adegan dewasa [mohon bijak dalam membaca] ⚠️ Tidak untuk ditiru Start 24 Mei 2022 End 4 August 2022