12.

731 111 36
                                    

***

Mata cantik milik Asahi perlahan terbuka, rasa sakit dibagian punggung dan dadanya sangat terasa. Perlahan ia menatap luka jaitan yang masih basah didadanya, ia menebak bahwa malam tadi adalah malam yang panjang. Dimana dirinya sedang bertarung dengan rasa sakit yang luar biasa.

Yoshi menatap dari ambang pintu, kedua orang tersebut saling memandangan hingga Yoshi memutuskan pandangannya dan berjalan kearah Asahi yang masih terkulai lemas dikasur.

Tangan sebelah kanan Asahi terdapat borgol yang cukup kuat hingga mengakibatkan lecet, namun hal itu tak terlalu dirasa oleh Asahi. Yang ia pikirkan adalah keselamat Zahra karena temannya sangat membutuhkan gadis itu untuk segera membalaskan dendamnya, dengan begitu Asahi akan lebih cepat juga untuk membunuh Jihoon.

"Ah... ternyata budak Jihoon"

Asahi menatap datar pada pemuda disampingnya, Yoshi terkekeh kala melihat kondisi Asahi yang memburuk. Karena ia baru melihat wajah Asahi yang sering kali Yedam obrolkan mengenai persahabatan Asahi dan Jaehyuk lalu.

"Gede juga nyali lo" Asahi diam.

"Apa yang mau lo tuker?"

"Jihoon"

Yoshi mengerutkan keninganya, Jihoon? apa ia tak salah mendengar ucapan Asahi? bagaimana bisa bos besarnya dijadikan tumbal?

"Gue gak suka main-main"

"Lo pikir gue main-main, hah?!"

"Santai bangsat, lo lagi dimana sekarang" Yedam melemparkan kaleng yang sudah kosong ke kepala Asahi.

Lelaki itu hanya mendengus kasar tanpa menoleh lagi pada Yoshi maupun Yedam yang masih berdiri diambang pintu.

Asahi menatap keluar jendela, ternyata jendelanya sama saja tanpa ada besi untuk penghalang. Asahi tersenyum simpul sebelumg kembali pada mode datarnya, otaknya bekerja sangat baik ketika melihat jendela itu.

Luka dipunggungnya masih terasa sakit jika ia merubah posisi tidurnya, namun sebisa mungkin pria itu menahan perih luka dipunggungnya agar tidak terlihat lemah.

"Yos"

Yoshi menoleh, "Apa?"

"Diluar ada istri lo," begitu Mashiho berbicara, raut wajah Yoshi menjadi datar.

Asahi melirik pada sumber suara yang sangat familiar di telinganya, disana terdapat Jaehyuk yang sedang menatapnya juga. Asahi segera mengalihkan pandangannya, kejadian lalu dimana Asahi melihat Jaehyuk sedang mencium kekasihnya berputar diotak.

Saat itu juga pertemanan Asahi dan Jaehyuk selesai, Asahi yang tak ingin mendengar penjelasan Jaehyuk dan Jaehyuk juga tak ada niatan untuk menjelaskan.

"Suruh tunggu dikamar" Yoshi melangkahkan kakinya mendekati ranjang dan melepas borgol ditangan Asahi.

Hal itu membuat Asahi melirik Yoshi dan pergelangan tangannya, lantas ia kembali mendongak bersamaan dengan Yoshi yang sedang menatapnya juga.

"Lo gak bakal bisa keluar lewat jendela, kalo lo maksa. Lo bakal mati" ucapnya kemudian keluar menyisakkan Asahi bersama pikirannya.

Asahi menatap jendela dengan tatapan menerawang, apa ia harus mencobanya? jika benar ia mati, lantas siapa yang akan membunuh Jihoon jika bukan dirinya?

Jaehyuk masuk seraya membawa semangkuk bubur dan air putih, karena ia tahu jika Asahi sangat membenci susu. Jaehyuk menaruh nampan tersebut diatas nakas lalu melirik Asahi yang sedari tadi menatap jendela.

"Gak usah nekat," ucap Jaehyuk membuat Asahi mendengus.

"Apa peduli lo?"

"Lo sahabat gue"

Twilight For Queen | Treasure [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang