17.

686 107 44
                                    

⚠️🌚

























tapi boong

serius ⚠️🔞

* * *

Jam masih menunjukan pukul 9, dan Karin masih melancarkan aksinya untuk menggoda Jihoon. Namun pria itu tetap diam ditempat menatap kelasihnya yang terus saja bermain diarea perut kotaknya.

Bohong jika Jihoon tak terpancing, namun ia tetap pada pendiriannya untuk tidak merusak gadis manapun. Terkecuali mencuri first kiss, itu sudah menjadi pekerjaan Jihoon.

Karin berdecak kemudian menduduki paha Jihoon sedikit keras hingga ia meringis karna adiknya tak sengaja tersentuh.

"Kamu tuh sebenernya normal gak sih, Ji?"

Jihoon diam seraya menyenderkan kepalanya.

"Jangan bilang kamu gay?"

Jihoon berdecak lalu menarik tangan Karin dan disinilah gadis itu telah masuk kedalam kungkungan Jihoon. Karin tersenyum miring seraya memainkan perut kekasihnya dengan sensual, Jihoon memejamkan matanya sebentar sebelum menarik kedua tangan Karin keatas kepala gadis itu. Jihoon mengunci tangan Karin menggunakan satu tangan, dan itu berhasil membuat Karin semakin gencar untuk mendapatkan Jihoon seutuhnya.

"Ji?"

Jihoon menatap kedua mata Karin yang sayu, sial! ia benar-benar kehilangan akal saat menatap gadis itu.

"Jangan coba-coba godain aku, Rin"

"Wajar dong! aku kan pacar kamu"

"Tapi aku gak mau rusak kamu"

Karin mendengus mengalihkan atensinya menatap jendela yang dibiarkan sedikit terbuka, Jihoon yang melihat itu lagi-lagi memejamkan matanya lalu ia turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.

Hal itu tentu membuat Karin kesal dan marah, bagaimana tidak? saat tubuhnya menginginkan sentuhan lebih dari Jihoon tapi pria itu tak ada sedikitpun niat untuk menyentuhnya.

Lima belas menit berlalu, Jihoon kembali dalam kondisi rambut yang basah. Pria itu menatap kekasihnya yang ternyata sudah terlelap, tak lama pintu kamar Jihoon diketuk.

"Maaf tadi ada kendala" Jihoon mengangguk kemudian mengisyaratkan pada pria itu untuk menunggu sebentar diluar.

Didalam kamar, Jihoon sudah melancarkan aksinya, mengikat kedua tangan Karin dengan tali tak lupa juga ia mengikat kaki gadis itu.

Jihoon menatap datar pada tubuh Karin yang sudah tak menggunakan apapun, dan itu adalah kerjaan dirinya. Tidak ada nafsu dan tidak ada keinginan lebih untuk menyentuh gadis itu.

Kemudian pintu terbuka menampakkan pria tadi yang dienal sebagai bodyguard Jihoon, hanya ada dua orang.

"Puaskan dia" ucap Jihoon menunjuk Karin yang masih terlelap.

Pria itu lantas keluar meninggalkan kekasihnya bermain bersama dua anak buahnya, hingga 10 menit berlalu. Jihoon bisa mendengar suara teriakan serta desahan, lantas ia tersenyum kemudian berjalan menuju kamar Zahra.

Jika kekasihnya ingin dipuaskan, maka Jihoon akan memberikannya. Namun bukan ia yang melakukan, melainkan orang lain.

Romantis bukan? hanya dengan alasan Jihoon tidak ingin merusak gadisnya.

Sesampainya dikamar Zahra, Jihoon hanya dapat melihat kasur yang kosong dan tv yang masih menyala. Tanpa pikir panjang, Jihoon merebahkan tubuhnya disana dan mulai menjemput mimpi indahnya.

Twilight For Queen | Treasure [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang