***
Setelah insiden petak umpet tadi, ralat lebih tepatnya Hyunsuk, Doyoung dan Junkyu yang menghindari nenek lampir. Akhirnya mereka bertiga sampai dikamar Zahra, yang saat ini tengah menatapnya bingung.
Hyunsuk, Junkyu dan Doyoung berbalik badan hingga mata mereka terkunci pada sosok perempuan yang mempunyai luka disusut bibir.
Doyoung duduk disamping kanan, Hyunsuk duduk disamping kiri sedangkan Junkyu duduk dihadapan Zahra. Keempat orang tersebut masih diam hingga Zahra melirik Hyunsuk meminta penjelasan.
"Sementara doang, lo pilih mau tidur sama siapa diantara kita bertiga?"
Pertanyaan Doyoung membuat Zahra melotot, untuk apa ia menjawab pertanyaan konyol seperti ia. Zahra menggeleng membuat Doyoung, Hyunsuk dan Junkyu meringis.
"Jangan sama Junkyu, takutnya pas keluar lo gak bisa jalan"
Bugh
Junkyu menatap Doyoung dengan tajam, ia tidak terima difitnah seperti itu. Apa katanya? jika Zahra sekamar dengannya gadis itu akan kesulitan berjalan pagi hari? mungkin tidak hanya itu. Zahra akan terbaring selama satu minggu.
Hyunsuk menghembuskan napasnya pelan menatap kedua temannya yang sebentar lagi akan beradu bacot. Namun sebelum Doyoung mengeluarkan kata-kata mutiara, pintu kamar Zahra terbuka lebar. Awalnya Hyunsuk, Doyoung dan Junkyu was-was jika yang membuka pintu mak lampir. Tapi sesaat kemudian menampakkan pria tampan yang jarang berbicara.
Asahi berjalan menuju sofa lalu duduk disana tanpa mempedulikan tatapan ketiga temannya yang mungkin saat ini sedang heran dengan sikapnya.
"Back to topic" Doyoung menepuk tangan Junkyu dan Hyunsuk.
Ketiga manusia itu menatap Zahra dengan memicing, lantas apa yang harus gadis itu lakukan sekarang? ia tidak mau jika sekamar dengan Doyoung karena takut-takut Jihoon akan menyuruhnya datang lagi ke kamar. Jika ia sekamar dengan Hyunsuk, ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan jika ia sekamar dengan Junkyu, haisshh lihatlah tatapan manusia satu ini sudah sangat menjijikan dengan kedua alis yang naik-turun.
"Gak ada pilihan lain?"
Hyunsuk menoleh pada Asahi yang sedari tadi diam, "Sama dia"
Zahra ikut menoleh pada objek tampan yang duduk dikursi, disana Asahi hanya diam menatap Zahra dengan datar. Sedangkan Junkyu sudah berdiri dan berniat keluar kamar.
"Udah kan? gue mau lanjut tidur" pamit Junkyu kemudian disusul oleh Doyoung.
Hyunsuk sempat menatap Zahra kemudian beralih menatap Asahi, "Gue minta kerja samanya"
Setelah mengucapkan itu, Hyunsuk keluar meninggalkan Zahra bersama Asahi yang sampai saat ini masih diam tak mengeluarkan suara. Namun tak lama Asahi berjalan menuju lemari pakaian, ternyata isinya masih kosong. Jadi selama ini Zahra memakai pakaian dengan sekali pakai? itu pun jika sudah disiapkan?
Asahi menatap Zahra dengan datar, "Jangan keluar sebelum gue kesini"
Zahra bingung dengan keadaan yang sekarang, tidak biasanya ia dikurung dikamar seperti awal diculik. Apa ini ada hubungannya dengan ia pergi ke kantor Jihoon? rasanya tidak mungkin.
Ah... Biarkan saja seperti ini, bahkan Zahra rela dikurung bertahun-tahun asal tidak disentuh oleh siapapun, apalagi oknum yang bernama Park Jihoon.
Kegiatan gadis itu dikamar adalah membersihkan diri, sebelum nantinya ia lanjut nonton tv. Beruntunglah dikamarnya terdapat tv, meskipun baru kali ini ia menggunakan tv tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight For Queen | Treasure [REVISI]
Teen Fiction𝙋𝙚𝙧𝙞𝙝𝙖𝙡 𝙨𝙚𝙣𝙟𝙖 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙡𝙪𝙠𝙖. . . . ⚠️ Cerita ini mengandung kekerasan dan adegan dewasa [mohon bijak dalam membaca] ⚠️ Tidak untuk ditiru Start 24 Mei 2022 End 4 August 2022