***
"Jihoon belum balik?" tanya Hyunsuk yang baru saja merebahkan tubuhnya disofa.
Doyoung melirik Hyunsuk, "Masih betah kali"
Junkyu dan Junghwan masih fokus pada film yang ia putar, dengan setoples makanan dipelukannya. Kedua orang itu tak ikut ngobrol dengan Doyoung dan Hyunsuk, karena bagi mereka film dihadapannya jauh lebih penting daripada info Jihoon.
"Udah lo telepon?" Hyunsuk mengubah posisinya jadi duduk dan melirik Doyoung yang ada disebelahnya.
"Gak diangkat, gak tau kalo sekarang"
Hyunsuk mengangguk kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelepon Jihoon, panggilan pertama masih belum diangkat hingga panggilan kedua telepon itu sudah tersambung.
"Lo gak balik?"
"..."
"Shit! gue kesana sekarang"
Hyunsuk melirik teman-temannya, "Jihoon sekarat"
Laki-laki itu kemudian berlari menuju keluar penthouse diikuti oleh Doyoung Junghwan dan Junkyu. Sebenarnya Junkyu malas, namun ia dipaksa oleh Junghwan alhasil pria itu berlari dengan malas.
Asahi menatap kepergian keempat temannya, ia tak berniat untuk bertanya.
Disisi lain, Jihoon masih memegangi perutnya. Ia masih bisa melihat Zahra yang tak sadarkan diri digendongan Yoshi. Sebelum Yoshi dan teman-temannya pergi Yoshi sempat berbisik pada Jihoon.
"Gue bisa ambil apa aja yang gue mau"
Kepala Jihoon pening setelah mendapatkan pukulan dari tongkat baseball. Bagaimana bisa ia melindungi Zahra jika keadannya saja lebih parah seperti ini.
Suasana restoran disana mulai ramai dan mengerubuni Jihoon, ada yang ingin membawa Jihoon ke rumah sakit namun pria itu menolak dan berkata jika saudaranya akan menjemputnya.
Tak lama Hyunsuk, Doyoung, Junghwan dan Junkyu datang menerobos kerumunan. Junkyu melotot kala melihat kondisi temannya, dia kira Jihoon hanya bercanda. Taunya memang benar sedang sekarat.
Jihoon dipapah oleh Junghwan dan Junkyu, karena jika Hyunsuk yang memapah tubuh Jihoon sudah dipastikan ia yang akan kewalahan. Secara tubuh Jihoon besar seperti titan.
"Maaf bu kalo boleh tau sebelumnya ada kejadian apa ya?" Doyoung bertanya pada salah satu pengunjung disana.
"Tadi ada sekelompok laki-laki terus tiba-tiba ribut aja, terus istri bapak tadi dibawa sama mereka"
Doyoung menautkan kedua alisnya kala mendengar kata "istri bapak tadi" Namun ia segera tersenyum kemudian mengucapkan terimakasih.
Didalam mobil, Jihoon sudah tak sadarkan diri. Hal itu tentu membuat Hyunsuk geram kepada orang yang sudah membuat temannya seperti ini. Hyunsuk melirik pada Junghwan yang fokus pada jalanan.
"Cepetin dikit, kita gak punya banyak waktu" Junghwan mengangguk lalu menjalankan mobilnya lebih cepat.
Tujuan mereka saat ini rumah sakit, rumah sakit milik keluarga Doyoung. Karena disana lah Jihoon akan mendapatkan perawatan lebih dan tentunya cepat.
* * *
"Cantik juga" gumam Yoshi menatap wajah tenang Zahra yang didalam pelukannya.
Yedam memutar bola matanya malas mendengar ucapan Yoshi, baru kali ini ia mendengar Yoshi memuji targetnya.
"Lo gak kebentur kan?" Yoshi mendongak lalu menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight For Queen | Treasure [REVISI]
Dla nastolatków𝙋𝙚𝙧𝙞𝙝𝙖𝙡 𝙨𝙚𝙣𝙟𝙖 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙡𝙪𝙠𝙖. . . . ⚠️ Cerita ini mengandung kekerasan dan adegan dewasa [mohon bijak dalam membaca] ⚠️ Tidak untuk ditiru Start 24 Mei 2022 End 4 August 2022