11

1.2K 225 26
                                    

Setelah menerima pesan dari Gracia yang mengatakan bahwa Eve telah di bawa pergi menuju rumah sakit oleh Chika dan Vian, Jinan dan Cindy lekas pergi bersama untuk melihat kondisi Eve.

Gracia memang sengaja menyewa orang untuk memantau rumah Chika dari jauh untuk jaga jaga jika terjadi sesuatu. Dan benar seperti dugaan Gracia, ada sesuatu terjadi dan itu mengenai Eve.

Jinan dan keluarga nya masih menganggap Eve sebagai anggota keluarga mereka, sehingga apapun yang berhubungan dengan Eve maka akan menjadi urusannya juga.

Meski Chika sedikit memberi jarak antara Eve dan Jinan, namun itu tidak menghilangkan kasih sayang mereka terhadap Eve. Mereka masih sangat mempedulikan Eve.

"Nan, jangan khawatir, dia pasti baik baik aja."

Cindy melihat wajah Jinan sangat khawatir. Dia pun juga sama khawatir nya, namun Jinan sepertinya takut akan hal lain lagi.

"Dia selalu gini kalau banyak yang menekan dia. Dia selalu takut di bentak makanya dia suka sakit kalau sering di bentak. Pasti dia mengalami hal sulit yang membuat dia sakit. Cind, apa menurut kamu Chika melakukan sesuatu kepada Eve ?."

"Kamu kan tahu nan, kalau Eve itu anak yang suka membantah. Dia anak yang jujur dengan perasaannya. Dia anak yang tegas, dan juga keras kepala. Mungkin, dia melakukan sesuatu yang membuat Chika marah, dan pada akhirnya Eve sakit."

"Pasti. Dia pasti minta buat ketemu aku dan Chika ngga mengizinkannya. Dia pasti memohon buat ketemu aku dan Chika ngga kabulin. Dan ini yang terjadi."

Jinan menunduk. Rasanya dia tidak bisa bernafas lagi ketika membayangkan betapa menyiksanya menjadi Eve. Anak itu tidak suka di atur, suka semaunya sendiri. Dan bersama Chika mungkin Eve penuh tekanan. Makanya anaknya sakit.

"Tiba tiba ada yang lain disini. Aku takut."

"Udah. Ngga ada apa apa kok."

Keduanya tiba di sebuah rumah sakit. Menurut bawahan Gracia yang terus mengikuti pergerakan Chika, kini Eve masih belum sadar juga. Anak itu masih di ruang rawat inap meski tidak di infus.

"Kenapa ?."
Tanya Cindy saat Jinan mundur kebelakang ketika mereka tiba di pintu yang mereka tuju.

"Disini dulu. Aku takut mereka kaget kalau kita tiba tiba ada disini. Kita tunggu mereka keluar atau kita tunggu disini aja."

Cindy berdecak.

"Nan, kamu mau nunggu sampai kapan ?. Eve di dalam mungkin lagi nungguin kamu dateng, terus kamu masih mau nunggu juga ? Sampai kapan ? Sampai Eve akhirnya sakit beneran ?."

"Tapi....mereka ?."

"Jangan takut. Aku di sini sama kamu. Kita hadapi mereka bareng bareng."

Mendapat dorongan dari Cindy membuat Jinan memiliki nyali untuk masuk ke dalam.

Ceklek.

Chika dan Vian kompak menoleh dan kaget ketika melihat Jinan dan Cindy datang.

"Eve."

Jinan berjalan menuju bangsal dan lekas memeluk Eve. Tidak peduli Chika tampak menolak kedatangannya.

"Kita bisa bicara di luar ?."
Ujar Cindy kepada Chika dan Vian.

Chika ingin menolak tapi Vian dengan lembut membantu Chika keluar dari ruangan itu bersama Cindy juga. Mereka membiarkan Jinan melepas rindu pada Eve.

Vian membiarkan Cindy membawa Chika pergi ke taman dekat kantin. Sedangkan Vian pergi ke kantin sebentar untuk membeli minum.

"Maaf, mungkin kedatangan kita membuat kalian bertanya tanya. Jelas kalian pasti kaget kenapa aku sama Jinan tahu mengenai keadaan Eve."

"Tapi, kita ngga ada maksud lain selain jenguk Eve. Jinan juga kangen sama Eve."

Will You Be My Mother ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang