14

1.1K 203 21
                                        

Setelah kepergian Eve satu jam yang lalu Cindy jadi memikirkan ajakan Eve padanya. Dia tahu maksud Eve mengajaknya memberi kejutan untuk Jinan. Itu terlalu terlihat jelas. Tapi, Cindy masih ragu. Dia ragu Jinan akan suka padanya juga.

Asal kalian tahu, selain Chika ada satu perempuan lagi yang di sukai Jinan saat sekolah dulu. Kali ini perempuan dari kelas lain yang menarik perhatian Jinan. Jinan pernah bercerita ingin sekali menjadi kekasih perempuan itu, tapi dia malu mengungkapkan nya.

Dan Cindy sadar bahwa Jinan menyukai perempuan dengan paras cantik, baik dan juga populer di sekolah. Jadi, dia akan memilih mundur bila Jinan hanya menyukai perempuan seperti itu.

Dia tidak cantik, tidak sebaik itu dan tidak populer. Dia hanya punya hati yang siap dia berikan pada siapa yang memberinya hati juga.

Lamunannya lenyap saat melihat siluet seseorang yang akan masuk ke dalam cafe nya. Dia pun berdiri menyambut tamunya.

"Selamat..eh, om ?."

Cindy keluar dari balik mesin kasir dan menyambut lebih sopan sosok yang memakai jas rapi. Dia Shami, papanya Jinan, opanya Eve.

"Cindy. Maaf om ganggu kamu."

Cindy menyalami Shami.

"Ngga ganggu kok, om. Silahkan duduk."

Shami duduk di salah satu kursi yang masih kosong. Dia mengitari cafe milik Cindy yang kebetulan sedikit sepi karena para pelanggannya lebih sering datang pagi atau siang dan malam hari. Saat ini sudah memasuki pukul tiga sore, maka cafe akan terlihat lebih sepi.

"Om tadi abis makan siang, mau pulang ke rumah Jinan jenguk Eve, eh lihat cafe kamu. Jadi om mampir sebentar."

"Tadi Eve juga mampir, baru aja pergi dia."

"Oh iya ?."

"Iya. Dia suka mampir kalau pulang sekolah. Oh iya om, om mau minum apa ?."

"Ngga perlu Cindy, om udah minum udah makan. Om cuma mau waktu kamu, bisa ?."

Deg

"Tentu boleh om."

Shami tersenyum melihat Cindy terlihat gugup.

"Om sebenarnya mau bilang ini dari dulu, tapi om lupa terus. Jadi, karena om baru inget om bilang sekarang aja, ya ?."

"Iya om."

"Cindy, jangan lagi panggil saya ini Om, panggil saya papa juga. Masa kamu panggil istri saya mama tapi kamu panggil saya om. Saya ngga bisa terima itu. Saya mau juga di panggil papa sama kamu."

Cindy tersenyum kaku. Bisa bisanya mampir cuma mau protes mengenai panggilannya kepada beliau.

"Iya..om..eh...pa pa."

Shami akhirnya bisa tersenyum senang mendengar Cindy memanggilnya papa.

"Nah gitu. Papa kan seneng bisa punya putri cantik."

"Om....eh maksud Cindy papa. Papa mau cobain kue buatan Cindy, ngga ?."

"Wah, kalau dapat gratisan mah papa mau."

"Kalau gitu papa tunggu sebentar ya ? Biar Cindy ambilin kue buat papa."

"Iya."

Cindy pergi ke etalase dan mengambil beberapa kue yang terpajang dan dia juga membuatkan Shami teh hangat.

"Ini buat papa."
Ujar Cindy sembari meletakan nampan berisikan beberapa kue dan secangkir teh.

"Ini ngga kebanyakan ? Ini buat papa semua ?."
Heran Shami. Karena di nampan itu ada sedikitnya lima kue kering dan dua kue basah. Dan ada disert box juga.

Will You Be My Mother ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang